🌷🌷🌷
Setelah Hangyul menjemput Sinbi, mereka langsung pulang. Sinbi menggendong Hana dan duduk di kursi sebelah Hangyul, "Tadi nangis lagi nggak?" tanya Sinbi sembari menyibakkan poni Hana, anak itu keringetan.
"Paa, es klimnya mama." celetuk Alvaro yang membuat Hangyul cepat - cepat meraih tas kresek putih dan melihat ice cream nya sudah mencair.
"Cair, Bi."
"Nggak papa deh." ucap Sinbi.
Hana masih anteng di dalam gendongan Sinbi, dan Alvaro yang tiduran di bangku tengah sambil meminum susu dalam botol.
Tiba - tiba saja jemari Hangyul menggenggam jemari Sinbi. Sinbi menoleh dan tersenyum. Tapi pandangannya masih tertuju ke Hana yang sangat menggemaskan saat tertidur.
"Papa nda bole pegang - pegang tangan mama, mama punya Loo." dari belakang Alvaro melepas tautan jemari mama dan papanya, kemudian memeluk Sinbi. Sudah seperti kemusuhan sama papanya.
"Mama punya papa, bukan punya kak Roo." goda Hangyul yang menggenggam jemari Sinbi lagi. Dan disuguhi rengekan dari anak laki - lakinya tersebut, "Ndaaa boleeehhh. Mamaaaa." rengekan Alvaro membuat Hana bangun dan menangis.
"Tuh kan. Hana bangun, kak Roo duduk aja anteng di belakang." suruh Sinbi. Jadinya Hana bangun dan duduk di pangkuan Sinbi sambil melihat pemandangan kendaraan di depan.
"Soal Alvaro yang mau dimasukin playgroup gimana mas?" tanya Sinbi.
"Jangan dulu, takut ntar kelamaan di TK bosen dia. Tunggu aja sampe umur empat setengah tahun. SD sekarang umur tujuh tahun, Bi." jelas Hangyul.
"Iya juga. Dulu aku masuk SD umur enam." imbuh Sinbi.
Setelahnya mereka kembali diam. Dan Hangyul yang fokus menyetir.
🌷🌷🌷
Malam harinya...
Pukul 7 malam, Alvaro tidur duluan di kamarnya. Ya anak itu sudah memiliki kamar sendiri yang sebelahan dengan kamar mama dan papa mereka. Masih ingat kamar Sinbi dulu? Ya, Sinbi modivikasi kamarnya dan ditempati oleh anak laki - lakinya. Terkadang Hana juga ikut tidur di sana. Tapi, saat tengah malam Hana pindah dan mendusel di tengah - tengah Sinbi dan Hangyul.
Sekarang Sinbi sedang memasak makan malam. Dia bingung ingin memasak apa. Mie instan aja. Tidak sering juga makan mie. Paling jika kepepet dan malas masak saja.
Sinbi Pov
Aku udah ngantuk parah sebenernya. Tapi, sayang - sayangnya aku ini pada belum tidur. Semenjak aku punya anak, aku tidur paling terakhir. Tapi nggak papa. Demi keluarga tersayang.
Aku ngasihin mie nya ke Hangyul. Dan aku juga makan punyaku. Ada Hana yang minum susu di kursi bayinya. Selama ini aku sama Hangyul nggak mempekerjakan pembantu atau baby sitter. Aku cuma pengen anak - anak aku murni tumbuh dari tangan aku yang membantu. Kayak mama, mama dulu nggak pernah mempekerjakan pembantu. Aku sama Minhee yang ngurus mama sama papa, tapi pas mereka cerai, jadi cuma mama aja.
"Kamu nggak capek, Bi?"
"Capek kenapa, mas?" Tanya Sinbi balik.
"Ngurus Roo sama Hana sendirian pas aku lagi kerja. Kamu nggak mau gitu pekerjain orang biar ada yang bantu."
"Capek sih iya. Tapi itu nggak masalah. Kalo liat anak - anak ketawa capekku langsung hilang. Nggak perlu pekerjain orang. Kalo aku masih bisa ngurusin. Kamu santai aja. Kalo aku capek biasanya ada Alvaro yang mijetin walau nggak kerasa." Aku ketawa pelan, Hangyul juga.
"Maaf nggak bisa selalu ada di rumah, Bi."
"Nggak kok. Jangan minta maaf. Kamu kerja juga demi aku sama anak - anak. Kita punya peran masing - masing. Nggak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk. Bagi aku, kita sama lebih dari cukup buat ngurus anak - anak. Jadi santai aja, mas." Ucap aku, habis itu makan mie nya lagi.
"Iya in udah."
"Oh ya! Aku nggak suka ya kalo kamu perhatian sama sekretaris perempuan kamu." Ucap aku. Gila coy, terakhir aku ke kantor Hangyul. Tuh sekretaris menel banget. Nggak suka aku. Pakaiannya juga ketat banget. Pengen ngasih daster aja rasanya. Kenapa sih Hangyul pekerjain sekretaris kayak gitu?
"Aku nggak mau ya kalo kamu sampe kepincut sama dia. Awas aja."
Hangyul malah ketawa, "Kayaknya sekretaris aku masih jomblo deh." Alisnya naik turun. Hobi banget godain istrinya.
"Mas, udah malem. Berantemnya besok aja ya."
"Cemburu kamu?"
"Nggak sih. Kalo kamu selingkuh, aku juga selingkuh. Selingkuh sama Park Seo Jun." Ucap aku. Hangyul malah berantakin rambut aku. Hangyul narik tangan aku. Aku masih manyun - manyun.
"Sekretaris aku bulan depan nikah. Nggak usah cemburuan gitu ah, sayang. Aku cuma punya kamu seorang."
"Jago gombal diajarin siapa?"
"Seungwoo."
Di sisi lain...
"Yang, telinga aku panas." - Seungwoo.
"Coba kasih air es." - Aurel.
Balik ke kediaman Hangyul & Sinbi.
"Jangan ngomongin orang, mas. Kasian telinganya panas."
"Lha tadi kamunya nanya."
"Iyain dong ah. Kan cewek selalu benar."
"Y-yaudah iya."
Sinbi Pov End
🌷🌷🌷
Tbc.Maaf pendek, kayaknya ini part terpendek. Part selanjutnya bakal panjang, soalnya part - part terakhir. Sekali - kali. Oh ya, spoiler, bentar lagi book ini End. Nggak nyangka aja hampir mau nyelesain satu book.
Makasih buat yang udah vote + komen. Dan setia nungguin update annya. Yang masih siders. Ayo vote sama komennya, gratis kok.
Jangan lupa vote + komennya.
🌷🌷🌷
~ Nana💓
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔
FanfictionKetika perasaan harus menyatu, perasaan keduanya yang seperti batu. Keras, namun dapat dilunakkan. [End] 17+