Sebelumnya gue mau tanya nih.
Yang buat kalian suka sama book ini apa sih?
Oh ya, tau book ini dari mana?
Jangan lupa ketik di kolom komentar, makasih.
🌷🌷🌷
Sinbi duduk di dekat kolam renang. Dia sedang menjahit bet sekolah punya anak - anaknya, karena tahun ini pada naik kelas semua. Nilai mereka bagus, itu buat Sinbi bangga sama mereka.
"Duh." Sinbi lihat jarinya yang tidak sengaja tertusuk jarum. Tapi, dia tetap lanjut menjahit.
Dari belakang ada yang memeluknya, hampir saja ia jatuh ke kolam.
"Mama ngapain?" itu Zio. Dia ikut duduk di sebelah Sinbi, memperhatikan sang mama melakukan kegiatannya.
"Lagi jahit, kenapa? Udah makan belom?" tanya Sinbi. Zio ngangguk.
"Mama nggak capek? Zio liatin mama ngelakuin banyak hal. Kalo mama capek bilang sama Zio ya. Nanti Zio pijetin mama." Sinbi senyum mendengar putra bungsunya mengatakan hal seperti itu.
"Mama nggak pernah ngerasa capek kok ngurus kalian. Mama seneng liat kalian udah pada gede." Sinbi meletakkan benang dan menangkup pipi Alvaro. Anak - anaknya makin tumbuh besar, terutama Alvaro. Lelaki itu sering keluar bersama teman - temannya. Waktu bersama keluarga juga tidak sering.
Terkadang Sinbi merasa takut, jika satu persatu anaknya semakin besar dan meninggalkannya karena sibuk mengurus diri masing - masing. Jika bisa diulang, Sinbi sangat ingin mengulang waktu. Di mana anak - anaknya masih bergantung padanya.
"Zio kalo udah gede jangan lupain mama ya." ucap Sinbi. Itu kata yang sering ia ucapkan kepada anak - anaknya. Jadi ini perasaan Jessica dulu. Sekarang, dia yang merasakannya.
"Kenapa Zio lupain mama? Kan mama, mamanya Zio. Nggak mungkin Zio lupa." Sinbi senyum dan ngelus rambut anaknya.
Perlahan air matanya jatuh. Zio yang melihatnya kaget, "Mama kenapa nangis? Zio nakal ya sama mama? Zio minta maaf." Zio meluk Sinbi.
"Enggak. Cuma kelilipan."
"Mama nunduk. Zio mau tiup mata mama."
"Udah nggak kok. Kamu nggak main? Biasanya jam segini udah kabur." tanya Sinbi.
"Ini kan hari Sabtu, papa pulang sore. Zio mau main sama papa." ucap Zio.
"Kak Roo sama kak Hana udah pulang?" tanya Sinbi.
"Udah, tadi kak Hana cari mama."
"Mama di sini, Hana cariin." Sinbi menoleh saat mendengar suara Hana. Gadis itu duduk di sebelah Sinbi.
"Kenapa cari - cari mama?"
"Nggak papa. Sini Hana bantuin." Hana merebut jarum dan seragam sekolahnya.
"Bisa?" tanya Sinbi.
"Bisa dong. Kan Hana." Sinbi tekekeh.
Beberapa menit kemudian terdengar suara mobil. Dan itu sudah dipastikan Hangyul. Zio yang senang papanya pulang, langsung saja berlari.
"Jangan lari!" tegur Sinbi. Zio baru saja sembuh dan kemarin baru saja pulang dari rumah sakit. Hana tersenyum melihatnya.
"Mama."
"Ya?"
"Hana mau tanya boleh?" tanya Hana. Sinbi mengangguk.
"Apa sih yang buat mama bisa tertarik sama papa? Kan kalo Hana liat papa tuh ngeselin parah." Sinbi tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔
FanfictionKetika perasaan harus menyatu, perasaan keduanya yang seperti batu. Keras, namun dapat dilunakkan. [End] 17+