🌷🌷🌷
"Kak Luna! Perut aku sakit! Kak tolong!" Aurel mengaduh kesakitan saat ia rasa perutnya sangat sakit. Luna yang mendengar itu berlari menghampiri adiknya.
"Kak!" pekik Aurel.
"Iya udah diem dulu. Ini lagi pesen taksi." ucap Luna. Selang beberapa waktu taksi datang, dan Luna membawa Aurel ke rumah sakit.
🌷🌷🌷
Sinbi bangun dari tidurnya. Ia membuka mata, ternyata dirinya sedang tidur di sofa. Siapa yang memindahkannya. Kemudian ia melirik, tidak ada siapapun di sini kecuali dirinya dan Hangyul yang masih koma.
Apa mungkin Minhee atau salah satu anggota keluarganya yang tadi malam sempat kemari? Mungkin saja.
Sinbi tersenyum saat mengingat, ini adalah hari ulang tahun Hangyul. Ia berdiri menghampiri Hangyul, "Happy Birthday." ucap Sinbi pelan. Ia mengelus pipi Hangyul, kemudian memilih keluar untuk menghirup udara segar di luar.
Sinbi berjalan melewati koridor rumah sakit. Namun, sesuatu mencuri pandangannya. Sinbi menyipit, dan ia terbelalak saat brankar rumah sakit didorong di sebelahnya. Itu Aurel, dia akan melahirkan.
Sinbi mengikuti pandangan matanya. Setelah itu, ia bisa melakukan tes DNA setelah anak Aurel lahir. Ia berdoa, semoga itu bukan anak Hangyul.
Sinbi memilih kembali ke ruangan Hangyul. Pikirannya berkecamuk sekarang. Ia memilih duduk di samping ranjang Hangyul. Menggenggam tangannya.
"Gyul, mungkin ini udah keberapa ribu kali aku mohon sama kamu. Aku mau bilang, bangun Gyul. Aku sayang sama kamu. Aku mohon, bangunlah. Aku kangen sama kamu Hangyul. I Love You."
Tiba - tiba Sinbi melihat jemari Hangyul yang bergerak.
"Hangyul-" Sinbi tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Dan ia berteriak senang saat Hangyul membuka matanya. Sinbi langsung memanggil dokter.
Dokter masuk dan memeriksa Hangyul. Selama dokter memeriksa, Sinbi memberikan kabar ini ke seluruh keluarga. Dan mereka akan kemari sebentar lagi. Sinbi menutup mulutnya senang, tak menyangka.
Sinbi mendekat ke arah Hangyul saat dokter selesai memeriksanya. Hangyul menyipit melihat Sinbi. Sinbi tersenyum senang dan meneteskan air matanya.
"Kamu-" Sinbi tak bisa berkata - kata lagi. Ia sangat sangat senang sekali Hangyul sudah bangun.
Tapi-
"Lo siapa?"
Deg!
Sinbi mengernyitkan dahi. Tidak, ini tidak seperti yang ia rencanakan. Tidak mungkin itu terjadi pada Hangyul.
"Aku Sinbi, Sinbi." ucap Sinbi.
"Gue gak kenal sama lo! Btw gue kenapa ada di sini? Dimana Aurel?" lutut Sinbi melemas sekarang. Tembok baja itu sudah runtuh. Ia tidak bisa mempertahankannya.
Keluarga yang sudah sampai, terkejut melihat itu. Dokter Wooseok yang masih di sana merasa ada keanehan. Ia memeriksa Hangyul kembali yang masih bingung. Dokter Wooseok mengajak Sinbi dan yang lain berbicara di luar.
"Kenapa dia nggak inget sama aku? Hiks-"
"Dia kehilangan sebagian ingatannya, karena benturan yang keras di kepalanya."
"Apa tidak bisa ingatannya kembali?" tanya mama Tiffany.
"Mungkin." jawab dokter Wooseok, "Kalau begitu saya permisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔
FanfictionKetika perasaan harus menyatu, perasaan keduanya yang seperti batu. Keras, namun dapat dilunakkan. [End] 17+