'Embun pada daun dapat menetes kapan saja, begitu pula embun mata ini'
🌷🌷🌷
"Ke perpustakaan aja. Biar nanti pas lahir anakku jadi pinter." ucapku.
"Emang ngaruh?"
"Ngaruh dong. Kan aku mamanya."
"Terserah, ya udah sana siap - siap."
"Oke."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
🌷🌷🌷Aku udah sampai di perpustakaan daerah. Aku pengen pinjem beberapa buku di sana, buat ngisi kegabutan di rumah. Aku jalan ke bagian buku - buku novel. Aku meminjam beberapa novel romance. Awalnya tadi Hangyul ada di belakang aku, tapi pas aku melejit ke rak buku novel dia misah, nggak tau kemana.
Pas aku bawa beberapa buku tiba - tiba Hangyul ngagetin aku. Aku mukul lengan dia, hobi banget sih ngagetin aku. Mataku tertuju ke buku yang ia bawa. Buku panduan ibu hamil dong :).
"Nih buat kamu." dia ngasih itu ke aku. Tangan aku yang udah banyak buku nih, "Bantuin bawa lah." aku manyun - manyun.
"Ngapain pinjem buku sebanyak itu sih?"
"Suka - suka aku lah." aku jalan duluan dan ninggalin Hangyul.
Setelah dari perpustakaan aku sama Hangyul ke cafe sebentar. Capek banget padahal baru jalan sebentar. Aku minum minuman aku sambil natap Hangyul yang hari ini kok ganteng banget.
"Hangyul. Fotoin aku dong." dia ambil hpnya dan fotoin aku. Aku sok candid sambil pegang hp.
Aku lihat foto aku di hp Hangyul, "Nanti kirim ya. Mau aku fotoin ga?" tanyaku ke Hangyul.
"Boleh." aku foto dia.
Dan aku kasih tunjuk fotonya. Dia natap aku kesel. Aku ketawa aja, "Pas aku yang foto bagus, giliran di fotoin." aku ketawa, "Gyul, aku pinjem hpnya ya." dia ngangguk.
Aku buka chat dia. Nggak paham aku sama ginian. Tapi ada chat yang buat aku tertarik. Nomor itu tidak dikenal, kayaknya baru aja masuk chatnya.
+628xxxxx
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔
FanfictionKetika perasaan harus menyatu, perasaan keduanya yang seperti batu. Keras, namun dapat dilunakkan. [End] 17+