Gue mau ingetin...
Maaf kalo ini nggak sama kayak ekspetasi kalian...
Jangan hujattt gueee.... Please😣
🌷🌷🌷
Beberapa tahun kemudian...
Hana menutup buku novel yang sudah ia baca berkali - kali. Ia menjadi pemilik pertama dari buku novel yang beberapa tahun itu Sinbi terbitkan. Buku novel terakhir juga yang Sinbi tulis. Ini sangat berkesan bagi Hana. Ia berulang kali meneteskan air mata, saat momen - momen bersama sang mama berputar kembali.
Hana membuka tirai jendela lebar. Ia merasakan sejuk air hujan yang menyiprat di wajah cantiknya. Ibu anak satu itu terus mendongak agar air matanya tak jatuh terus - menerus.
Ia menarik nafas dalam. Mencoba merasakan kehangatan pelukan sang mama, tapi sekarang, itu sangat mustahil.
"Na." itu suami Hana. Hana menoleh dan menghapus air mata yang menggantung.
"Ya?"
"Udah siap?" Hana mengangguk. Ia ingin mengunjungi rumah orang tuanya. Sudah lama, tidak berkunjung. Tak lupa Hana menggendong putra kecilnya yang berumur 4 bulan itu.
🌷🌷🌷
Tubuh ringkih Hangyul berjalan gontai. Ia meraih foto istrinya yang masih sangat amat ia cintai sampai sekarang. Ia mengelusnya. Sekelebat memori - memori awam berputar. Bibirnya tersenyum. Tangan keriputnya kembali mengelus wajah Sinbi.
"Apa kabar?" tanya Hangyul. Tanpa sadar air matanya telah menggenang di pelupuk mata.
"Aku sayang sama kamu, sampai kapanpun. Walau kamu sudah bahagia bersama-Nya." lirih Hangyul. Ia membiarkan air matanya jatuh.
Sudah tiga tahun, sejak kepergian Sinbi. Melawan penyakit jantung yang dideritanya. Kini ia sudah bebas, tidak merasakan sakit kembali.
Ini sungguh mengejutkan. Namun benar,
Sinbi sudah tiada.
Meninggalkan kenangan - kenangan berkesan. Meninggalkan cintanya yang bernama Alvaro Hangyul Wijaya. Meninggalkan semuanya.
Hangyul sangat terpuruk kala itu. Ia tidak pernah menyangka, istrinya lebih dulu pergi meninggalkannya, di usia 55 tahun. Sekarang Hari ulang tahun Sinbi yang ke 58. Ia akan selalu ingat, dan tidak pernah lupa. Karena, ia mencintainya.
"Selamat ulang tahun, sayang. Aku mencintaimu." Hangyul memeluk foto Sinbi.
Hangyul tersenyum dan meletakkan fotonya kembali, di saat ia mendengar anak - anaknya datang.
Alvaro buah cinta pertama mereka. Ia sudah menjadi pria yang tangguh dan hebat. Melanjutkan perusahaan Hangyul dan sudah memiliki banyak cabang. Alvaro sangat membahagiakan kedua orang tuanya.
Hana, gadis kecil imut. Yang kini sudah dewasa. Tumbuh cantik dan bijaksana. Alvaro dan Hana sudah menikah. Sedangkan Zio, dia baru masuk kuliah tahun lalu.
Ia kuliah di jogja. Hangyul jadi sendirian, memeluk rindu.
Perlahan Hangyul keluar kamar. Hana yang melihat langsung memeluk papanya erat, "Hana kangen sama papa."
Hangyul membalas pelukan anaknya, "Papa juga." Hangyul mengelus rambut Hana.
Hangyul juga tak lupa memeluk putra sulungnya, Alvaro, "Papa sehat kan?" Hangyul mengangguk.
"Kami di sini mau rayain ultah mama." Ucap Zio yang datang sambil membawa buket bunga tulip, yang sangat susah sekali ia temukan. Sinbi suka bunga tulip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔
FanfictionKetika perasaan harus menyatu, perasaan keduanya yang seperti batu. Keras, namun dapat dilunakkan. [End] 17+