***
'Walau aku bukan yang pertama mengisi hatimu, tapi kamu orang pertama yang sudah mengisi hatiku'
~Sinbi
***🌷🌷🌷
"Sinbi." ucap laki - laki itu, yang tak lain adalah Hangyul.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sinbi memundurkan langkah dan mengambil belajaan cepat, 'tidak mungkin'
Hangyul mencegah pergelangan tangan Sinbi, ia menarik Sinbi dalam pelukannya. Menyalurkan rasa rindu yang ia rasakan, "Kamu kemana aja? Aku cari - cari nggak ada."
"Lepasin. Maaf, aku harus cepet pulang. Alvaro sakit." ucap Sinbi. Ia merutuki dirinya. Kenapa sih harus bilang?
"Alvaro? Siapa?"
Sinbi menggeleng, "Tidak, tidak. Aku harus pulang." ucap Sinbi mencoba pergi. Tapi Hangyul membuatnya lemah. Ia tidak ingin menangis sekarang. Ingat! Alvaro panas. Sinbi harus cepat pulang. Tapi, Hangyul menahannya di sini. Setelah berbulan - bulan ia melihat lagi.
"Katakan padaku Sinbi! Dan-" Hangyul melihat perut Sinbi yang sudah rata, "Apa dia anak kita, Sinbi?" Sinbi mendongak, air matanya mulai jatuh. Ia mengangguk. Hangyul tersenyum senang dan memeluk Sinbi erat.
"Lepaskan aku. Aku harus cepat pulang. Dia sedang sakit." ucap Sinbi.
"Aku ikut." Hangyul menggenggam pergelangan tangan Sinbi. Sinbi menelan ludah. Tak seharusnya ia memisahkan ayah dan anak bukan? Tanpa pikir panjang Sinbi mengangguk. Tujuannya cuma satu, ia harus membawa Alvaro ke rumah sakit.
🌷🌷🌷
Sinbi melepas genggaman tangan Hangyul dan berlari masuk. Terdengar suara tangisan di sana serta Wonyoung, Dohyon dan nenek yang berusaha membuat diam. Nenek sudah mengganti pakaian Alvaro dengan pakaian yang lebih tebal. Tangisannya tidak reda. Sinbi menggendong dan menepuk pelan tubuhnya. Perlahan tangisan itu reda.
Bisa dilihat Wonyoung dan Dohyon bernafas lega. Mungkin ia sangat panik tadi. Sinbi merasa sangat bersalah meninggalkan anaknya di rumah.
Sinbi memegang dahi anak itu. Ia berkeringat. Hangyul melihat itu, ia tidak tahan ingin memeluk Sinbi dan anaknya segera. Jinhyuk menepuk bahunya, "Anak gue, Hyuk." ucap Hangyul kepada Jinhyuk, sambil memandang Sinbi yang sedang menenangkan anaknya.
"Boleh aku gendong dia?" semua orang menoleh. Tapi, nenek malah tersenyum dan memilih masuk kamar, "Sudah ku duga. Aku percaya mereka akan bertemu. Terima kasih, Tuhan." batin nenek, sambil menutup pintu. Memberi waktu untuk mereka berdua.
Berbeda dengan Wonyoung dan Dohyon yang saling senggol - menyenggol. Yang terjadi pada anak remaja seumuran jika ada orang baru.
"Siapa, Do?" tanya Wonyoung pelan. Dohyon mengedikkan bahunya, "Aku tidak tau."
Hangyul mendekat ke arah Sinbi. Ia melihat Alvaro yang ada di gendongan Sinbi. Sinbi tidak membatasi, anak ini sangat berhak bertemu dengan ayahnya. Hangyul mengelus kepala Alvaro. Sinbi memberikan Alvaro kepada Hangyul. Hangyul sudah paham bagaimana menggendong bayi yang benar, ia pernah melakukan ini kepada Amanda, anak Aurel.
"Kapan dia lahir?" tanya Hangyul sambil memandang wajah anaknya.
"Dua minggu lalu." jawab Sinbi lirih.
"Maaf." ucap Hangyul.
"Sebaiknya kita bicarakan ini di kamarku aja." ucap Sinbi. Ia tidak enak dan tidak nyaman berbicara saat melihat Jinhyuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔
FanficKetika perasaan harus menyatu, perasaan keduanya yang seperti batu. Keras, namun dapat dilunakkan. [End] 17+