🌷🌷🌷
Sedari tadi Hana rewel saat masuk ke dalam rumah Jessica. Ia terus saja merengek dan menangis minta keluar. Entah ada apa Sinbi juga tidak tahu. Karena, sebelumnya balita ini tidak pernah merengek dan menangis jika ke rumah neneknya. Hangyul dan Sinbi sampai kewalahan membuat tenang Hana. Anak itu memukul dan meronta setiap diajak masuk ke dalam rumah oleh mama dan papanya.
"Kenapa? Kenapa sayang? Astaga." Tanya Sinbi lembut kepada putrinya. Hana semakin rewel saat Hangyul menggendongnya dan membawa masuk.
"Akkkk, huaaaaa!!!" Hana menutup matanya dan menunjuk - nunjuk tangga. Sinbi melihat arah tunjukan Hana. Ia menyipit, tidak ada apa - apa. Tapi mulai dari sini lah Sinbi paham. Ia mengajak Hana keluar dan menenangkan putrinya itu.
"Udah nggak ada. Udah di usir om Minhee." Ucap Sinbi kepada Hana yang masih seseunggukan di gendongan papanya.
"Dia lihat." Ucap Sinbi.
"Siapa?" Tanya Hangyul pelan.
"Kakek." Ucap Sinbi. Dulu Sinbi juga pernah melihat kakeknya, yang berarti kakek buyut Hana. Entah mau percaya atau tidak, tidak masalah. Sesuai keyakinan masing - masing bukan?
"Tapi Alvaro nggak pernah lihat kan?"
Tanya Hangyul."Kayaknya pernah, cuma dia nggak rewel, mas. Pas itu aku ke rumah mama, waktu kamu lagi kerja. Aku lihat dia senyum - senyum sendiri di kamar mama. Tapi pas aku tanyain dia lirik pojok deket lemari, habis itu geleng - geleng." Jelas Sinbi. Hangyul mengangguk dan nepuk - nepuk punggung Hana lagi.
"Ulang papa. Ana mau ulang..." Ucap Hana masih memeluk Hangyul dan menenggelamkan wajahnya di ceruk leher papanya, "papa mau ulang." Rengeknya kembali.
"Aduh gimana nih mas? Baru sampe juga. Masa pulang langsung?"
"Aku sama Hana pulang dulu aja nggak papa. Kamu kalau masih mau di sini sama Alvaro, nanti aku jemput." Balas Hangyul.
"Tapi, Hana gimana?"
"Apa aku ajakin anak - anak jalan - jalan aja? ." Jawab Hangyul yang diangguki Sinbi. Mungkin ini bisa membuat Hana lupa akan apa yang ia lihat barusan.
"Loo mau ikut papa!" Entah sejak kapan Alvaro ada di situ. Ia tiba - tiba nyeletuk dan menggandeng tangan Hangyul yang satunya.
"Ya." Balas Sinbi.
"Mama nda ikut?" Anak laki - laki itu bertanya pada mamanya. Sinbi menggeleng, "Mama di sini aja."
"Benelan? Mama nda mau ikut? Nanti mama nda dibeliin esklim sama papa." Ucap Alvaro membuat Sinbi terkekeh, "Es krim nya buat kak Roo aja."
"Mama benelan nda mau ikut nih?" Sebenarnya Alvaro ingin Sinbi ikut. Tapi, Sinbi tidak ikut.
"Nda, mama di sini nunggu kak Roo pulang."
"Oke, nanti Loo bawain es klim buat mama."
"Siap."
"Aku pergi dulu, Bi."
"Ya, mas. Hati - hati." Sinbi menunggu di depan sampai mobil Hangyul menjauh dari pandangannya. Kemudian ia kembali masuk ke dalam.
"Hana nggak papa kan, Mbih?" Tanya Jessica kepada Sinbi. Jessica khawatir Hana kenapa - napa. Karena ia sempat berteriak histeris tadi dan terus menangis.
"Dia kenapa emangnya, Mbih?"
"Biasa." Jawab Sinbi. Jessica paham apa yang dimaksud 'biasa' oleh Sinbi. Karena ia kadang juga merasakan hal yang sama. Apalagi Jessica tinggal sendirian di rumah. Tapi, ia tidak takut, dan sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Marriage [Hangyul - SinB] ✔
FanfictionKetika perasaan harus menyatu, perasaan keduanya yang seperti batu. Keras, namun dapat dilunakkan. [End] 17+