Blue Red Pub and Cafe.
Cahaya lampu temaram dan hingar bingar musik yang membuat sebagian temannya masih melantai bersama pasangannya masing-masing, tidak lantas membuat lelaki bernama Zaviyar mengikuti jejak temannya yang lain.
Cukup sudah pengalaman buruknya berurusan dengan alkohol saat kuliah S2 di Inggris, yang membuatnya hampir mengalami kecelakaan fatal saat pulang dalam keadaan mabuk.
Mobilnya menabrak pembatas jalan dan dia mendapat hadiah lima jahitan di keningnya yang sampai saat ini masih meninggalkan bekas.
"Wanna some wine?" Bruce, salah satu temannya yang khusus datang ke Indonesia bersama tunangannya, Lucia, menawarkan minuman.
Zaviyar menggeleng dan mengucapkan terimakasih. Sesekali ia melirik jam di pergelangan tangannya. Pukul 1 pagi. Dia baru hendak pamit pulang ke apartemennya, sampai terdengar suara ribut-ribut mendekati mereka.
"What's happened?"
Tristan menghampiri Zaviyar dan Bruce.
"Mark mengajak dansa seorang gadis dan gadis itu datang bersama kekasihnya. Baru saja mereka baku hantam and Mark, he is bleeding... "
Great, what a bad day.
Zaviyar mengabaikan belasan bunyi telepon yang tidak lain berasal dari Papanya. Papa sempat mampir ke apartemennya jam 11 malam dan mendapatkannya belum pulang.
Lelaki itu berjalan menuju sumber keributan. Baru saja Zaviyar hendak melerai dua orang yang sedang berkelahi sementara terdengar suara petugas keamanan memisahkan temannya Mark dan beberapa orang lain yang memukuli Mark. Tiba-tiba dia limbung karena pukulan benda tajam menghantam kepalanya.
Seseorang memukul bagian belakang kepalanya dengan pecahan botol minuman keras dan saat dia meraba, darah sudah membasahi telapak tangannya.
"Zav... Zavi... "
Masih sayup terdengar suara teman-temannya berteriak memanggil sebelum ia kehilangan kesadarannya.
❤❤❤
Sayup terdengar suara lantunan seseorang mengaji, tidak jauh dari telinganya. Suara ini mirip dengan suara Imam Masjidil Haram yang pernah didengar di tivi kabel di rumahnya.
Apakah ia sudah meninggal dunia? Perlahan Zaviyar mulai membuka mata. Posisi badannya masih tertelungkup. Dan seseorang di sebelah kanannya sedang duduk dan mengenakan sarung tangan.
Suara yang didengarnya ternyata berasal dari ponsel yang ada di saku perempuan yang duduk di sebelahnya.
"Anda sudah sadar Pak? Mohon bisa tenang ya, saya sudah hampir selesai menjahit luka robek di kepala Bapak."
Whaaattt the.... ? Luka robek di kepala? Uuurrgh... Pantas saja seperti ada jarum yang menusuk kulit kepalanya. Meski masih terasa baal, namun dia masih bisa merasakan itu.
Syukurlah dia masih hidup. Tanpa sadar tangan kiri Zaviyar hendak meraba kepalanya, memastikan dia baik-baik saja.
Tangan perempuan yang masih duduk di sebelahnya mengenakan baju jaga merah marun, spontan menepis kelakuan lelaki itu.
"Hei, bisakah anda lebih lembut terhadap pasien? Disini saya yang sedang sakit."
"Bisakah Bapak sedikit tenang? Ini jahitan terakhir. Kalau Bapak tidak mau saya selesaikan, saya akan berhenti disini."
Perempuan itu balik mengancam dan Zavi tidak suka ia direndahkan seperti itu. Tapi malam ini ia mencoba menurunkan egonya.
Sesaat setelah gadis ini mengatakan selesai menjahit dan menutup lukanya dengan perban, saat itu pulalah ia menahan lengan perawat laki-laki yang menjadi asisten gadis itu.
"Siapa nama dokter yang barusan itu?"
Lelaki yang masih memakai masker itu hanya menjawab singkat.
"dr Fara."
Zaviyar mengumpat dalam hati. Ia akan menuntut dokter itu, atas perilaku tidak menyenangkan yang ia alami. Lihat saja bagaimana ia akan membalas, minimal gadis ini diberikan surat peringatan dari tempatnya bekerja.
Perawat laki-laki bernama Aldi, membantu Zaviyar untuk kembali tidur terlentang. Suara seseorang yang sangat dikenalnya, terdengar mendekat.
"Zavi... Syukurlah kamu tidak apa-apa Nak."
Wajah Papanya muncul dari balik tirai. Zavi hanya bisa menyapa sambil meringis pelan.
"It's okey Pa. It was just a little accident."
❤❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE NEEDS NO REASON
Romance(BELUM REVISI) Di kala takdir hampir berkali-kali mempertemukan mereka, di kala itu pula mereka akhirnya dipertemukan oleh Pemilik semesta. Zavi vs Fara. "Mau tahu alasan gue mau nikahi Lu?" Zavi bertanya dan Fara menanggapi dengan malas. "Kenapa...