LIMA BELAS

10.9K 1.2K 19
                                    

Ajang pencarian jodoh pekan keempat.

***

Suasana ruang keluarga bernuansa biru langit dengan hiasan miniatur pesawat di lemari kaca, berulangkali meninggalkan decak kagum di hati Fara.

Ayah Namira adalah seorang pilot yang kini lebih aktif mengajar dan kedua kakak lelaki Namira mengikuti jejak Ayahnya, masih aktif menjelajahi angkasa, sampai sekarang.

Sementara Ibunya Namira adalah ibu rumah tangga yang juga membuka usaha jasa laundry dan rental mobil tepat di sebelah rumah.

Tante Rena, Ibunya Namira juga memiliki hobi mengumpulkan pernak-pernik mengenai pesawat. Dari mulai magnet kulkas, gantungan kunci, sampai mainan pesawat yang memenuhi lemari hias.

Setiap weekend akhir bulan, Kak Andre, kakak pertama Namira, datang berkunjung dan pesawat-pesawatan yang banyak itu, menjadi mainan favorit keponakan-keponakannya Namira yang masih balita, Aldi dan Braga.

Kadang Fara suka iseng bertanya, kenapa sahabatnya itu masih betah tinggal bersama orangtua. Sementara suami Namira sendiri pastinya bisa membuatkan istana yang lebih indah untuk mereka berdua.

Apa daya, Namira si putri bungsu terlalu nyaman tinggal bersama kedua orangtuanya dengan segala fasilitas yang dimilikinya. Seperti pagi ini.

"Bik... Minta tolong dibuatin roti bakar ya. Coklat keju.... "

Fara geleng-geleng kepala melihat tingkah Namira saat Bik Sari datang tergopoh-gopoh.

"Nam, kita bisa bakar roti sendiri kali. Kasihan Bibik."

"Sudah nggak papa. Gue lagi pengen santuy hari ini.

Oya Bik, sama nasi goreng sosis dan telur mata sapi ya. Buat aku dan Mas Raka pedasnya sedang. Buat Fara nggak pedas sama sekali. Makasih Bibik sayang."

Eh nih bocah, sudah kayak hidup di istana kerajaan antah berantah. Fara hendak membantu Bibik namun Namira mencegahnya.

"Sudah nggak papa. Masakan Bibik lebih enak dari masakanku. Secara kita berdua pada nggak bisa masak." Nami nyengir.

"Iya sih."  Fara meraih lemon tea hangat yang dibuatnya sendiri di dapur.

Rumah Namira memang relatif sepi.  Bisnis laundry dan rental mobil yang tepat berada di sebelah rumah mereka, sengaja terpisah dengan tembok.

Bisnisnya sudah dipercayakan Tante Rena ke karyawan-karyawannya. Tante Rena dan suaminya lebih sering pergi jalan-jalan berdua.

"Far, gimana sama si Mas Duda yang kemarin? Mas Kevin?"

Fara tertawa mendengar pertanyaan Namira yang kepo dengan kelanjutan ta'arufnya.

"Kita jadinya temanan aja Nam. Kapan hari, malah ketemu Mas Kevin di Hypermart pas aku lagi belanja bulanan. Anaknya cantik, namanya Salsabila. Mirip sama Mamanya."

"Lha memang Mas Kevin pernah lihatin foto almarhum istrinya?"

Namira mencomot roti bakar yang baru diantarkan Bibik, seraya mengucapkan terimakasih.

"Nggak sih. Cuma Salsa nggak mirip sama Papanya."

"Duh, kalau lihat anak kecil cakep kayak gitu, gue jadi pengen. Tapi sayangnya belum dikasih sama Yang Di Atas." Nami mengelus perutnya yang sedikit membuncit karena hobi makan.

"Shabar Sayangku. Insya Allah pada saatnya dede gembil akan hadir disini." Fara memeluk Nami erat.

"Eh Far. Aneh deh, kan gue dah bilang sama Dara, teman gue yang jadi CEOnya Biro Samara. Ada lagi nggak kandidat calon suami untuk ta'aruf sama kamu. Kok katanya nggak ada biodata yang masuk lagi ya. Kamu pasang kriteria apa sih?"

LOVE NEEDS NO REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang