*Arsen Pov*
Tomi, anak buah Kuncoro, memberikan foto-foto tentang kondisi Zaviyar saat ini. Lelaki itu memilih berjuang sendirian untuk pulih sementara istrinya sendiri ia usir pergi dari rumahsakit. Dasar bodoh.
"Untuk santunan korban jiwa yang meninggal dunia, semua telah diurus oleh Pak Zulkarnain. Termasuk juga dengan perusahaan baru milik Zaviyar yang kolaps, semua telah diambil alih oleh Ayahnya."
Dahiku berkerut.
"Darimana Om Zul mendapat dana sebanyak itu, jika hampir semua investasinya berhasil kita beli?"
"Dari hasil investigasi tim kami, Pak Zul menjual Rumahsakit besar miliknya yang akan launching bulan depan. Ada pengusaha kelapa sawit yang bersedia membelinya."
Senyumku yang semula mengembang, mendadak lenyap.
"Apakah rumah dan apartemen Zaviyar sudah resmi disegel oleh bank?"
Tomi mengangguk.
"Bagaimana kondisi istrinya sekarang? Dia tinggal dimana? Apa kembali ke rumah orangtuanya?"
"Istrinya tinggal di kamar kos tidak jauh dari rumah sakit tempat dia bekerja. Dia sekarang bekerja di tiga rumahsakit untuk memback-up finansial suaminya."
Dasar perempuan bodoh. Untuk apa dia berjuang demi Zaviyar yang jelas-jelas telah mencampakannya.
"Kamu sudah mengirimkan surat panggilan ke kantor saya?"
"Sudah Pak. Tapi istri Zaviyar menolak. Perempuan itu bilang, masih mengurus Ibunya yang sakit dan juga Ayah mertuanya yang rencana akan operasi jantung bulan depan."
"Om Zul masih punya uang untuk operasi, padahal semua hartanya sudah ia korbankan untuk anaknya?
Selain seorang pengusaha kaya yang membantu istri Zaviyar, siapa lagi yang membantu?"
Nada suaraku mulai meninggi, menahan kesal. Tomi tampak ketakutan menjawab, melihat raut wajahku berubah merah.
"Siapa??!!" tidak tahan aku akhirnya memukul meja.
"Seorang pilot, ia kakak dari teman istrinya. Dan seorang lagi, calon menantu pemilik rumahsakit Medika Raya."
Damn. Pesona seorang istri dari Zaviyar Zain.
Baiklah, jika memang Fara tidak mau menemuiku, maka aku yang akan datang padanya.
Kita akan lihat, siapa yang akan akhirnya akan menyerah.
"Siapapun yang berhubungan dengan Zaviyar, akan ikut hancur. Kamu selidiki lebih lanjut siapa pengusaha yang membantu istri Zaviyar. Juga profil pilot dan menantu direktur RS Medika Raya.
Jauhkan mereka semua dari istri Zaviyar. Perintah saya sudah jelas kan? Mengerti?!!"
"Siap Pak. Mengerti."
Tomi pergi. Lama-lama emosiku bisa memuncak mendengar banyak kabar tidak baik darinya.
Kutelepon supir pribadiku agar siap di lobi kurang dari lima menit. Aku tidak terbiasa menunggu dan aku benci jika semuanya berjalan lambat.
Lift turun sampai lantai dasar dan terbuka. Semua karyawan yang berpapasan denganku, memandang dengan hormat dan tersenyum.
Aku membalas mereka dengan senyum ramah. Meskipun hanya kamuflase, aku menginginkan kesetiaan semua orang yang bekerja untukku.
"Hari ini saya akan menyetir sendiri. Pak Jono istirahat saja. Besok seperti biasa."
Pak Jono hanya mengangguk keheranan sesaat setelah memberikan kunci mobil padaku.
![](https://img.wattpad.com/cover/202747337-288-k201700.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE NEEDS NO REASON
Storie d'amore(BELUM REVISI) Di kala takdir hampir berkali-kali mempertemukan mereka, di kala itu pula mereka akhirnya dipertemukan oleh Pemilik semesta. Zavi vs Fara. "Mau tahu alasan gue mau nikahi Lu?" Zavi bertanya dan Fara menanggapi dengan malas. "Kenapa...