TELL ME

2.3K 119 2
                                    

Saka mengendarai motor dengan kecepatan sedang,hari ini dia ingin menikmati angin malam, menenangkan pikirannya dari semua masalah yang membuat hatinya tertekan.

Apa kalian punya masalah juga? Ya sama, semua orang pasti punya masalah. Entah itu masalah kecil atau besar tetap saja namanya masalah.

Perjalanan saka terhenti disebuah mini market dia membeli minuman dan kembali melanjutkan perjalanannya lalu dia mampir ke toko bunga untuk membeli sebuket bunga mawar dan membeli bunga kamboja.
Tujuan saka hanya satu yaitu papa nya. Iya, papa nya yang sudah tiada, papa nya yang sedang terbaring dengan tenang dipemakaman.

Sebelum saka sampai dipemakaman dia melihat seorang wanita sedang duduk sendirian dibangku taman yang ia lewati.
Wanita itu adalah clara, dia memakai kaus hitam, Celana jeans dan sweeter Putih, rambutnya di ikat tapi tetap terlihat cantik meski berpakaian asal asalan.

Saka dapat dengan cepat menangkap kesedihan dari seorang clara, lalu dia menghampirinya.

Entah lah kata hatinya yang menuntun dia berjalan mendekati bangku itu dan duduk di samping Clara setelah sebelumnya dia tidak peduli terhadapnya sama sekali

"Ngapain lo disini? " tanya saka dengan wajah Datar miliknya

Clara lantas menoleh sebentar lalu kembali menatap rumput yang ia pijak.
Tak ada tatapan hangat seperti biasanya, walau sekilas tatapan yang diberikan clara sangat dingin

"Taman itu tempat umum" ucap clara tak kalah dingin dengan saka

"Gue ga nanya taman itu tempat apa" kata saka kembali

Tak ada sepatah kata pun yang kembali keluar dari mulut clara, kini hanya keheningan yang berbicara

"Lo sedih Clar? "

"Apa peduli lo? " bukan jawaban clara malah kembali bertanya lalu mengalihkan padangannya kedepan

"Gue tau lo sedih. Sebenernya gue ga bermaksud buat ganggu lo, jadi gue pamit, permisi"

saka hendak bangkit dari duduknya, namun tangan mungil clara menahan pergerakannya, saka menoleh dan melihat clara menggelengkan kepala, menandakan bahwa ia tak setuju jika saka pergi

"Gue butuh pendengar" ucap clara kini.

Mendengar Penuturan clara, saka kembali duduk di sampingnya. Bukan berniat modus atau apapun itu, tapi saka hanya ingin membantu seseorang lepas dari kesedihannya.
Dia berharap tak banyak kesedihan di dunia, cukup dia.

"Kalo lo butuh temen cerita gue siap dengerin "

Clara tertunduk sebentar, lalu mulai bercerita

"Dulu sebelum gue pindah ke jakarta, gue sempet tinggal dan sekolah di Bandung. Di sana gue bahagia, punya sahabat, dan gue juga punya pacar. Dia most wanted sekolah sama kaya gue."

Clara menarik nafas sejenak lalu terseyum kecut menertawakan kebahagiaannya dulu dan kembali bercerita

"Sampe di saat keterpurukan gue, di saat bokap gue bangkrut dan gue cuman bisa tinggal di kontrakan kecil yang harganya murah banget. satu persatu orang ninggalin gue.
Dari sahabat gue yang gue Kira bakal ada saat gue butuh mereka, sampe... " Ucapan Clara menggantung, lalu dia meneteskan air mata
Saka mengusap air mata clara perlahan

"Kalo lo nyerita sambil nangis, gue ga mau dengerin lo cerita " ucap saka dingin, lalu Clara mengangguk dan mengusap air matanya

"Sampe suatu hari gue pergi ke cafe di Bandung, cafe yang suka gue datengin sama pacar gue, namanya Dimas. Gue liat cowo lagi rangkul rangkulan sama cewe, dan lo tau? Cowo itu dimas, dan cewe itu dia sahabat gue Aliska. Gue ga habis pikir sama mereka, dan dengan keberanian yang gue punya, gue nyamperin mereka . Dan apa yang dimas bilang? Dia ga ngejelasin apapun yang gue liat.
Gue kira yang gue liat ga seperti yang gue bayangin ka, mereka jadiaan.Dan dimas bilang 'buat apa dia pacaran sama most wanted miskin kaya gue' " Clara menatap saka kini

CLARA & SAKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang