"Saka"
merasa seseorang memanggilkan saka pun menoleh"Lo liat clara? " Tanya shasya
"Gak, gue kira dia sama lo? " ucap saka dengan wajah datar yang sering ia tunjukan, tapi tetap tidak merubah kadar ketampanannya
"Omg helloooo pliss deh ya saka, kalo gue tau ga bakal gue nanya lo. Terus tuh muka ga usah di datar datarin gitu denger noh cabe cabe teriak " ucap shasya lalu pergi meninggalkan saka yang masih berdiri menatap kepergian shasya.
Saka kembali berjalan menuju kelas lalu meronggoh sesuatu di kantong celananya.
Saka membuka room chat nya bersama clara, pesan kemarin masih belum clara baca. Miris
Bacot bear
Clar lo ga sekolah lagi? Lo dimana?
Gue khawatir anjg
Babi lo ah
Fixs!
Kontak lo gue ganti jadi babi.....
Sudah dua jam saka berada dikelas, ia tidak fokus mendengarkan celotehan seorang guru matematika yang sedang mengajar dikelas.
Dia hanya melamun seraya memainkan balpoinnya, hingga suara bariton memekangkan telinganya
"SAKA!!!!! "
"Ada apa bu ? "Tanya sang pemilik nama dengan santai
"Kamu tak memperhatikan saya! " ucap guru yang sedang mengajar mtk itu
"Buat apa bu? " tanya saka acuh.
Orang orang yang ada disana hanya menggelengkan kepala bisa bisanya dia santai ketika guru memarahinnya.
Guru itu berdecak kemudian melangkahkan kaki menghampiri meja saka."Keluar dari kelas saya sekarang!" Bentaknya, sungguh kini saka membuat guru itu naik pitam
Tanpa banyak bicara lagi saka melangkahkan kaki keluar kelas,ia sedang malas berurusan dengan guru super berisik yang ada dihadapannya ini, mengganggu proses melamun nya saja.
Langkah saka gontai, matanya menatap lurus dan tajam, kini dia tak peduli sekitar.
ya,... seperti biasa seorang saka selalu tak peduli dengan lingkungannya bukan?
Apa yang harus dia pedulikan? Toh memang sekelilingnya sepi tak ada orang di sana selain saka.Kini dia sudah berada di rooftop, ia menghempaskan bokongnya kasar lalu menatap langit yang sedang menertawakan kegelisahannya. Menertawakan semua masalah yang ia pendam dan ia ceritakan pada alam semesta dan clara.
Dia bermonolog seperti bisa, bertanya pada langit. Entah hanya tentang kabar papanya atau kabar hati dan pikirannya hari ini. Selalu begitu tak akan pernah berubah sampai nanti seseorang merubahnya.
Sudah lama saka disana, masih menatap nanar langit hari itu.Bel nyaring sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, tapi saka tak sedikitpun beranjak dari posisi nyamannya.
Dia membuka room chatnya bersama clara yang sudah sedari tadi ia ganti namanya menjadi 'babi' karna kekesalannya. Sudah dua hari clara menghilang, sudah dua hari Clara tak membalas chatnya.Oh god ...
tolong saka sekarang.
Dimana clara?
Dimana tempat saka berkeluh kesah sekarang?
Saka butuh tempat cerita saat ini......
"Briel, temen lo tuh si saka kenapa sih? " tanya shasya kenapa Gabriel yang sekarang sedang bercanda tawa bersama mantari
"Ga tau gue sya" jawabnya tanpa mengalihkan padangannya dari mentari.
Shasya mendengus menatap drama romantis Gabriel Dan mentari menurut nya begitu menjijikan dan alay.
Tatapannya kini beralih pada pelangi yang sedang membuka buku di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLARA & SAKA
Teen FictionSiapa sangka seorang murid baru bernama Clara bisa bersahabat dengan cowok bernama saka yang super dingin dan gak bisa tersentuh oleh cewek manapun? Lalu apa Jadinya dengan persahabatan mereka? Apakah ada persahabatan antara cewe dan cowok yang gak...