Diam

1.4K 82 2
                                    

"Jika dunia jahat karena membuat hari terasa begitu berat lalu apa kabar dengan dia yg selalu membuat hati terasa melelahkan "

Happy Reading ❤

Angin menerpa wajah Saka, dia terlihat menyedihkan Setelah kepergian Clara beberapa menit yang lalu. Otaknya berputar mengulang berbagai memori antara dirinya dengan Clara yang dulu terasa begitu menyenangkan kini hancur seperti dirobohkan begitu saja.
Bukan, bukan Clara atau Alex yang bersalah dalam kasus ini tapi hatinya. Salahnya yang menempatkan perasaan pada status persahabatan.
Rumit? Memang. Namun semua sudah terlanjur dan satu satunya cara agar semua berhenti terasa menyatikan adalah pikiran saka sendiri.
Apa yang dia pikiran saat ini? Tebakan kalian benar. Dia akan Pergi, menjauh, lalu menghilang.

"Kayanya salah kalo gue harus bertahan sama lo" gumam Saka

....

"Dari mana clar? " tanya shasya

"Rooftop sama saka " jawab clara, shasya hanya mengangguk lalu kembali menggunakan earphonenya. Karena bosan akhirnya clara membuka buku novel yang sempat ia pinjam dari perpustakaan beberapa hari yang lalu.
Tak selang begitu lama saka datang dengan wajah kusut dan tanpa menatap clara dia duduk dibangku gabriel.
Shasya yang melihat itu langsung menatap Clara sebagai tanda bahwa ia sedang bertanya dan Clara hanya menggelengkan kepala saja. Karena tadi saka baik baik saja. Ralat! Sangat baik baik saja.

"Lo kenapa dah?"Tanya gabriel, saka hanya menatap mereka sekilas lalu melipat kedua tangannya dan tertidur
"Cerita woy, kalo lo ada masalah kita siap bantu ka" ucap bima. Saka kembali menatap mereka

"Gue gak papa" ucap saka singkat lalu kembali tertidur.
Bima membuang nafasnya pasrah,dia tau jika Saka saat ini sedang memiliki masalah karena dirinya selalu mengatakan tak apa apa padahal memiliki beban berat di pundaknya. Ah... sudah lah saka tak akan mengubris ucapan mereka saat ini, biarkan dia tetap diam jika tak mau bicara.
Tanpa ingin menganggu saka mereka kembali sibuk dengan kegiatan mereka masing masing, gabriel yang memilih keluar untuk menghampiri pacarnya ditemani oleh bima dan roy yang memilih mengganggu shasya.

...

Seusai pulang sekolah saka meninggalkan clara begitu saja tanpa banyak bicara seperti biasanya. Meski Clara tau saka pasti akan berlatih basket untuk turnamen yang akan di adakam sebentar lagi tapi tetap saja saka tak seperti biasanya.
Clara sempat bingung namun mencoba untuk tidak peduli, mungkin saka sedang buru buru fikirny lalu dia berjalan keluar kelas diikuti shasya dibelakangnya

"Clar ke kelas Mentari sama pelangi dulu yu" Ajak shasya.
Clara hanya mengangguk dan mengikuti langkah shasya.
Kelas mentari dan pelangi cukup jauh dari kelas mereka berdua, mereka harus melewati lapang terlebih dahulu untuk mencapai kelas yang mereka tuju.
Mata clara tak sengaja melihat saka yang sedang sibuk mendribble bola. Saka yang sadar akan tatapan clara padanya hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada bola ditangannya. Sekarang clara sadar ada yang berubah terhadap tatapan saka kali ini, Clara menunduk lalu kembali meneruskan langkahnya.

"Lo kenapa clar? " clara menggeleng pelan dengan senyum yang mulai muncul dibibirnya.

....

Clara terus men-cek hpnya. Tak ada satupun pesan dari saka seperti biasanya, nama yang tercetak dilayar hpnya hanya alex atau teman temannya yang lain.
Ada apa dengan saka? Apa dia punya masalah serius? Atau apa kemarin sebenarnya saka ingin bercerita namun clara yang malah bercerita? Ah tidak mungkin. Kemarin saka baik baik saja.
Clara berjalan menuju balkon kamarnya lalu menatap langit langit yang kini sepi hanya tersisa bulan seorang diri tanpa di temani oleh bintang bintangnya. Clara kembali membuka hpnya mencoba berfikir positif tentang Saka lalu membalas pesan dari alex yang sekarang membuat clara tersenyum bahagia.

"Alex lo tuh sweet banget sih" ucap clara seraya memandangi chatnya bersama alex. Clara tersenyum sebentar lalu seketika luntur.
Usahanya untuk tidak memikirkan Saka gagal dia kembali teringat tentang pria yang berstatus sebagai sahabatnya itu. Tangannya kini mengusap layar dan mencari kontak saka.
Tak ada satupun pesan yang dia dapat dari saka. Clara pun memutuskan untuk menelpon saka

Tut... Tut.. Tut...

Tak ada jawaban dari seberang sana, clara bingung ada apa dengan saka hari ini
Hingga terlponya berdering menandakan seseorang sedang menghubunginya

"Halo saka " clara kembali sumringah karna saka menelponnya

"Hm? "

"Lo kenapa? " tanya clara saka tak menjawab dia hanya diam tak bersuara. Clara menghembuskan nafasnya pasrah

"Ka"

"Hm? "

"Are u okey ? "

"Hm"

"Lo ada masalah ya? "

"Hm"

"Lo bisa cerita kan ke gue? Atau tadi sebenernya lo mah cerita ya? Gue minta maaf soal tadi ka "

"... "

"Emm gue ganggu ya? "

"... "

"Yaudah, sekali lagi sorry " clara menutup sambungan telpon itu. Lalu masuk kedalam kamarnya.

Disisi lain saka menghempaskan tubuhnya di atas kasur setelah sambungan telponnya terputuz dengan clara.
Saka bingung terhadap dirinya sendiri, mengapa dia jadi mendiamkan clara seperti ini? Ah sudah lah
Saka menutup mata dengan sebelah tangan diatasnya

Tok tok tok...

Saka kembali membuka matanya saat seseorang mengetuk pintu kamarnya.

"Masuk " ucap saka lalu kembali menutup mata seperti tadi. Arka memasuki kamar saka lalu duduk disebelahnya

"Kenapa lo? " tanya Arka

"Galau? " tanyanya lagi. Saka merubah posisinya menjadi duduk.

"Bingung" Arka menepuk bahu saka pelan

"Kalo lo ada masalah lo bisa cerita sama gue " Saka menunduk sebentar

"Gue suka sama seseorang tapi dia suka orang lain " jelas saka dengan senyum kecut di bibirnya

"Siapa? Clara? " saka mengangkat bahunya acuh

"Dia suka orang lain" ucap saka dengan nada pasrah, saka menghembuskan nafasnya pelan. Memejamkan mata sebentar lalu mengacak rambutnya prustasi

"Dah lah, gue mah tidur mending lo pergi " Saka mendorong tubuh arka agar turun dari tempat tidurnya. Arka menolak dia kembali memutar tubuhnya lalu mendudukan diri di sisi lain sudut tempat tidur saka.

"Wait! Terus karna dia suka orang lain lo nyerah gitu aja? Cemen lo jadi cowo! Kejar selagi bisa ka! Ibaratnya tuh clara nasi kalo lo taro gitu aja diluar udah pasti tuh nasi dipatok ayam" ucap arka serius. Saka melempar bantal kepada wajah arka untung saja Arka dapat menepisnya.

"Sialan lo nyamain clara sama nasi " ucap saka lalu mereka tertawa bersama.

"Maksud gue bukan gitu. Man kita sama sama cowo kali kalo lo emang bener bener cowo kejar selagi bisa. Ya kalo pun gak bisa gue harap lo gal tiba tiba ninggalin dia si. Ya lo ngerti lah. Perlahan lahan " ucap Arka panjang kali lebar. Saka hanya diam terteguh tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Udah lah. Mending kita makan mommy udah nunggu lo dibawah" Arka menepuk bahu Saka pelan lalu meninggalkannya dan menuju ruang makan.







Hallo, holla, assalamualaikum
I'm back 💃💃 (alay)
Gimana ceritanya? Bagus? Jelek? Atau b aja? Semoga bagus ya
Eh tapi kek nya gak bagus kalo belum di votman sih.
Makanya votman laahh. Gratis kok gak bayar tinggal pencet bintang di bawah layar ((

And lebih bagus lagi kalo kalian follow akun aku si ehehe :v

CLARA & SAKA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang