Part 2

210K 8.4K 818
                                    

Happy Reading~

***

Abis ngebucin lagi lo?" Tanya Jennar ketika melihat Anna muncul dengan raut lusuh.

"Hm.." Gumaman singkat dikeluarkan Anna sebelum menenggelamkan wajahnya di dalam tangan yang terlipat.

"Gimana hasilnya kali ini?" Lala yang bertanya sembari menyisir-nyisir poninya di depan cermin, kebiasaannya setiap 30 menit sekali.

"Seperti biasa," balas Anna malas yang langsung diangguki penuh maklum oleh kedua rekannya.

"OMG! Chimmy ngajak ketemuan!!"

Mereka bertiga dikagetkan dengan kedatangan Rosie yang tiba-tiba berteriak heboh. Entah darimana datangnya Gadis berambut pirang ikal tersebut.

"Apaan sih bajeng? Ganggu keheningan tau gak?"

"Please deh, ini kebahagiaan gue lagi membuncah banget! Sumpah mimpi apa gue semalam sampe diajak jalan sama Chimmy bala-bala, unchh."

Jimmy, cowok bantet ketua ekskul Dance yang lumayan di gemari sebagian besar siswi disekolah lantaran punya Roti sobek di perutnya. Rosie emang menargetkan Jimmy untuk dijadikan pacar ke-dua puluh tiganya. Yapss Rosie emang dikenal playgirl terhits satu sekolahan. Hobinya gonta-ganti pacar, dari tipe macho kaya Cakra yang mukanya mirip Chanyeol EXO Sampe dedek gemes Jero yang mukanya mirip Jaemin Nct, semuanya udah pernah diembat Ama dia.

"Udah move on dari Junedi lu?" Jennar bertanya dengan Tatapan memicing.

"Ih, udah dong! Playgirl high'class macam gue gk butuh waktu lama buat lupain mantan. Sekarang gue udah gak peduli lagi ama dia,bikos gue udah punya my Chimmy," sewot Rosie.

"Eh itu bukanya si Junedi? Wah siapa tu cewek disampingnya? Buset, bohay banget dah," ujar Lala tiba-tiba, menunjuk ke arah luar kelas.

"Hah!Mana woy? Mana?" Rosie dengan gercepnya langsung celingak-celinguk mencari keberadaan Junedi, dan begitu sadar tak menemukannya, Rosie langsung melayangkan tatapan membunuhnya pada Lala.

"Bwuahaha! Katanya gak peduli lagi, Munafuck lu Ros, Haha."

Jennar pun telah bergabung bersama Lala yang menertawan tingkah Rosie,hal itu membuat Rosie semakin mendelik tajam.

"Sialan lu berdua!, An.. tolongin gue." Rosie memelas pada Anna yang sejak tadi hanya diam dan tidak merespon apapun.

"Na!"

"Hah!?" Anna sedikit tersentak

"Lu kenapa sih? Dari tadi bengong mulu," tanya Rosie

"Tau nih si Anna, sejak pulang ngebucin diem Mulu. Kali ini lu diapain sama si jonat? Diperemaluin Depan teman-temannya? Disuruh ngelap sepatunya lagi? Atau disiram kuah bakso lagi? Eh ngga deng,kan baju lu gak basah." Pertanyaan beruntun dilontarkan Lala untuk Anna yang langsung dihadiahi gelengan pelan gadis itu.

"Kasitau gue An! Biar gue tonjok lagi tuh idungnya si Jonatod, sekalian titidnya juga kalau lu mau." Jennar mengangkat kepalan tangannya, dengan rahang yang mengetat. Jennar memang pernah menonjok Hidung Jonatan saat laki-laki itu menyiram Anna dengan kuah bakso panas di kantin. Kejadian itu disaksikan hampir seluruh siswa dan langsung menjadi trending topik berhari-hari di sekolah itu. Jennar yang memang sudah ditakuti lantaran wajahnya yang dingin malah semakin disegani karena menjadi satu-satunya perempuan yang berani memukul seorang Jonathan Addison. Si most wanted paket lengkap kesayangan satu sekolah. Sejak saat itu tidak ada yang berani mencari gara-gara dengan Jennar, Apalagi pacarnya,Yoan yang terkenal Savage tingkat dewa.  Berurusan dengan pasangan ini berarti Double kill.

"Gue gak apa-apa kok.cuma sedikit gak enak badan aja." ujar Anna berusaha meyakinkan sahabatnya.

"Ya udah gih, tunggu dikit lagi. Ini juga udah mau lonceng pulang kok" Lala berdiri sambil membereskan peralatan makeup miliknya yang sejak tadi berserakan di atas meja.

***

"Nek, Anna pulang!" Seru Anna ketika menginjakan kakinya di rumah.

"Udah pulang kamu An? Cepat ganti bajumu,terus makan siang Nenek udah siapin."

"Ya udah nek, Anna keatas dulu." Anna menaiki tangga menuju kamar setelah menyalimi neneknya.

Anna memang tinggal sendirian bersama neneknya di rumah ini. Ayah dan ibunya meninggal sejak lima tahun tahun lalu, saat usia Anna menginjak tiga belas tahun.  Well, Anna tidak memiliki siapa-siapa lagi di kota ini selain neneknya. Iva, yang merupakan seorang pensiunan.

Katakanlah Anna dapat bersekolah dan hidup sangat berkecukupan berkat gaji pensiunan sang Nenek juga Tabungan Ayah dan ibunya yang memang ditinggalkan dalam jumlah besar.

Namun itu saja tak pernah cukup.

Karena sejak kecil, Anna sudah terbiasa dimanja. Permintaannya tidak pernah ditolak, Anna selalu mendapatkan apapun yang diinginkan.

Oleh karena itu ... dituntut harus melewati masa remaja tanpa dampingan kasih sayang orang tuanya lagi, menjadikan Anna yang semula normal layaknya remaja lainnya itu menjadi sedikit tertekan.

Kesendirian menyiksanya, namun Anna selalu berusaha keluar dari sana, tak ingin menyerah pada frustasi, Anna melakukan segala sesuatu yang dapat membuatnya lupa akan trauma kesedihan yang menyiksa batin.  Mencari kebahagiaan dengan berbagai hal termasuk melakoni kesibukan demi melupakan sepi yang mendera.

Hingga suatu ketika, Anna dipertemukan dengan Jonathan. Dan saat itu juga, ia langsung mengklaim lelaki itu sebagai sumber kebahagiaannya. Ya, secepat itu ia jatuh cinta.

Dimana hanya dengan Melihat Jonathan, Anna merasa bahagia. Anna bahagia saat Jonathan tertawa bersama teman-temannya. Anna bahagia saat Jonathan mendapat peringkat satu berturut-turut. Anna sedih kala melihat Jonathan babak belur karena tawuran antar sekolah. Anna bahkan menangis ketika Jonathan mengalami cedera saat tanding basket.

Aah ... Jonathan benar-benar pengendali dunianya.

Dunia Anna yang sebelumnya runtuh karena kehilangan orang tua, kembali bangkit setelah ia temukan Jonatan Addison.

Katakanlah Lelaki itu lah yang ia jadikan pengalihan rasa sakit, tapi siapa peduli?

Anna Cinta Jonathan.

Meski ditampar berkali-kali oleh fakta bahwa Jonathan tidak membalas perasaannya, Anna tak pernah menyerah. Ia akan membuat Jonathan jatuh cinta padanya.

Meski dengan cara bodoh sekalipun.

***

"An, itu telur orak-ariknya dimakan bukan di ubek-ubek gitu," ujar nenek Iva, heran melihat cucu semata wayangnya itu yang tak kunjung menghabiskan makanannya.

"Eumm...maaf nek." Anna menjawab dengan sedikit kaku. Ia memperhatikan sang Nenek yang tengah menyeruput Kuah ayam sebelum kembali membuka suara.

"Nek?"

"Hmm."

"Sebentar itu malam Minggu kan?"

"Iya."

"Aku boleh minta ijin buat nginap di rumah Jennar gak malam ini?"

Anna bisa melihat neneknya yang berhenti menyeruput Kuah dan beralih menatapnya. "Ngapain?" Tanya wanita tua itu, menyatukan kening keriputnya.

"Pesta bantal nek,ada Rosie sama Lala juga kok" Anna meyakinkan. Sang Nenek menatapnya dengan sebelah alis terangkat. "Boleh ya, nek?" Tanya Anna lagi.

"Ya udah, tapi besok siang udah harus pulang," ujar sang Nenek penuh peringatan.

"Yass!! Of course Nek." Anna tersenyum lebar, terlihat sangat senang, namun perlahan-lahan senyum itu luntur bersamaan dengan rasa bersalah yang mulai merasukinya.

Ia telah berbohong pada neneknya.

Ia akan mengecewakan beliau.

Namun apakah salah jika Anna Berusaha mengejar kebahagiaannya?


***
TBC
Jangan lupa taburkan bintang dan komen 💌

SEANNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang