Walaupun cerita ini sudah tamat, tapi aku harap kalian tetap kasih vote 💚🌟
.
.
.
Happy Reading!!♡
Apa yang harus aku lakukan sekarang?Sekarang keluargaku dan keluarga 'Calon suamiku' sedang berkumpul di meja makan rumahku untuk membicarakan perihal pernikahanku lebih lanjut.
Rasanya aku ingin kabur saja.
Tapi Aku belum melihat laki-laki yang akan dijodohkan denganku.
Aish, mengapa aku memikirkannya.
"Jinhee-ah, kau tak apa?" tanya Eomma.
Aku mengangguk sambil tersenyum. Palsu, "Aku baik-baik saja, Eomma."
Padahal diriku jauh dari kata baik.
Terdengar suara pintu terbuka yang cukup keras dari depan.
Seketika kami mengalihkan pandangan dan menemukan seorang lelaki berjalan ke arah meja makan.
"Mianhe, aku sedikit terlambat." ucapnya dan langsung duduk di kursi yang ada di depanku.
"Taehyung-ah, perkenalkan dirimu." perintah Tuan Kim pada anaknya.
Taehyung? Seperti tidak asing bagiku.
"Annyeonghaseyo, Kim Taehyung imnida." ucapnya sambil membungkuk sopan.
"Jinhee, sekarang giliranmu."
Memangnya ini sekolah? Harus memperkenalkan diri satu persatu.
"Jinhee, kenapa kau melamun?" eomma menepuk bahuku sekali.
"Ani."
Aku mulai berdiri dan memperkenalkan diriku, "Annyeonghaseyo, Jung Jinhee imnida." ucapku sambil tersenyum menatap mereka satu persatu.
Tapi aku sedikit terkejut melihat wajah lelaki yang duduk didepanku.
Wajahnya datar dan menyeramkan.
Aku lalu duduk dan ayahku berkata,
"Kalian akan kami jodohkan dan pernikahannya akan dilaksanakan minggu depan." ucapnya to the point.
"Tapi abeoji—" ucapanku tertahan kala Appa berkata demikian,
"Apa lagi? Kita sudah membicarakan ini bukan?" potongnya setengah berbisik sambil menatap tajam padaku.
Aku langsung memalingkan wajah dan menahan air mata yang sudah penuh di mataku.
"Bagaimana denganmu, Taehyung?" Tanya abeoji memastikan.
Aku langsung mengalihkan kembali wajahku dan langsung menatap Taehyung, menunggu jawabannya.
Tolong tolak saja,
Kulihat Dia mengangguk dan berkata,
"Baiklah, aku menyetujuinya." jawabnya kelewat santai.
Apa apaan ini!
Aku langsung beranjak dan berlari keluar rumah dan pergi entah kemana.
Aku sudah tidak bisa menahan air mataku. Menurutku ini sangat kejam. Bahkan kami tidak saling mengenal, dan jarak usiaku dengannya cukup jauh. Tidak, sangat jauh. Bagaimana mereka bisa menjodohkanku dengan orang yang bahkan tidak kukenal? Apakah mereka tidak memikirkan nasib ku nanti?
Aarrgghh! aku kesal sekali. Rasanya aku ingin merobek wajah tampan calon suamiku itu.
Sekarang aku sudah duduk di kursi panjang yang ada di taman yang lumayan jauh dari rumahku dan aku menangis sejadi-jadinya.
Aku mulai menangis disana. Tidak peduli dengan orang-orang yang menatapku aneh.
"Kenapa kalian mengorbankan aku untuk kepentingan kalian sendiri." isakku sambil menatap tanah dan menginjak-injaknya untuk melampiaskan kekesalanku.
Tiba-tiba ada yang menepuk bahuku cukup keras.
Aku langsung berbalik dan menemukan orang yang sangat aku butuhkan saat ini.
Tanpa menunggu lama lagi aku memeluk dia dengan erat dan kembali menangis.
"Hei, kau kenapa?" tanyanya heran lalu merenggangkan pelukan ku.
"Tatap aku, Jinhee-ya."
"Mengapa mereka tega padaku." aku belum berhenti menangis dan Nami semakin memperlihatkan ekspresi keheranannya padaku.
"Tolong berhenti menangis dan ceritakan semuanya padaku!"
"Nami, bolehkah aku menginap dirumahmu malam ini?" bujukku menatapnya penuh harap.
"Tapi kau harus janji menceritakan Semuanya padaku."
"Hmm.." kemudian aku mengangguk dan mulai berjalan.
***
Author Pov
Sementara Di rumah Jinhee, semua orang disana merasa khawatir karena gadis itu pergi secara tiba-tiba.
"Aish, anak itu." gerutu nyonya Jung.
Taehyung hanya diam memperhatikan orang-orang yang menghawatirkan calon istrinya.
"Dasar gadis nakal, kau membuat semuanya khawatir bodoh."
"Ah ya, telepon Nami saja. Jinhee pasti ada di sana." ucap nyonya Jung lagi dan langsung menelpon kontak Nami.
"Yeoboseyo? Ada apa, Eommanim?" Terdengar suara Nami dari telepon.
"Maaf mengganggumu Nami, apakah Jinhee ada bersamamu?"
"Ah iya eommanim, dia ada disini. dia bilang malam ini akan menginap dirumahku." jawabnya.
"Syukurlah. Kalau begitu tolong jaga Jinhee dulu. Gadis itu sepertinya sedang merajuk."
"Memang ada apa sebenarnya, eommanim?" tanyanya sebelum mematikan telepon.
"Ceritanya Panjang Nami-ah, mungkin lain kali eommanim ceritakan." jawab wanuta paruh baya itu dan menutup telepon.
"Bagaimana? Apa Jinhee ada disana?" tanya Tuan Jung.
Ibu jinhee mengangguk, "Syukurlah, Dia ada disana."
"Taehyung-ah, kau bisa menjemput Jinhee besok." Perintah Ayah Taehyung pada anaknya.
"Geurae, aku akan menjemputnya besok." Taehyung hanya bisa menurut.(baiklah)
"Tapi Dimana alamat rumah teman Jinhee?" tanyanya menatap sang ibu mertua.
Sang ibu mertuanya pun memberikan alamat rumah Nami.
Menyusahkan saja, dasar bocah. Batin Taehyung mengumpat.
~•~
To be continued...
Dahh.. Jangan lupa untuk Vote + Comment Yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sweet Wife [KTH]
FanfictionMemangnya siapa yang akan menduga kalau Jung Jinhee yang masih berstatus anak sekolah harus menikah dengan pria dewasa 9 tahun di atasnya? Tidak ada. Bahkan Jinhee sampai mau gila dengan kenyataan tersebut yang mau tidak mau harus ia terima. Cover b...