03 | D-Day

28.4K 2.4K 57
                                    

Jinhee Pov

Aku bisa melihat disana sudah berdiri seorang pangeran tampan.

Ah, maksudku si Kim Taehyung itu.

Aku tidak menyangka dia akan setampan ini.

Disebelahku sudah ada Appa yang menuntunku menuju altar.

Ya, ini adalah hari pernikahanku.

Beberapa minggu lalu kami sudah mempersiapkan semuanya. Mulai dari gaun pengantin, dekorasi dan lainnya.

Dan sekarang adalah puncaknya. Adalah hari sial!

Sebelumnya aku sudah mencoba kabur, namun nihil. Aku gagal.

Yang hanya bisa aku lakukan hanya pasrah dan menurut.

Appa memberikan tanganku kepada tangan Taehyung lalu digenggamnya.

Di depan kami sudah berdiri seorang pendeta lengkap dengan buku nya.

"Apakah mempelai pria bersedia menjadi suami Jung Jinhee dan akan selalu bersamanya dalam keadaan susah maupun senang, kaya maupun miskin?" pendeta mulai membacakan naskah yang ada di buku itu.

"Ya, saya bersedia." ucapnya enteng seolah tidak ada beban sedikitpun.

Menyebalkan sekali! Bagaimana bisa dia menerimanya dengan mudah?! Apa dia tidak keberatan sama sekali?! Batinku kesal.

"Apakah mempelai wanita bersedia menjadi seorang istri dari Kim Taehyung dan akan selalu bersamanya dalam keadaan susah maupun senang, kaya maupun miskin?"

Siapapun tolong aku.. Bagaimana ini?

Sampai akhirnya ada yang menyenggol sikut kiriku dan seketika aku tersadar.

"Y-ya, a-aku bersedia." jawabku gugup. Sumpah badanku bergetar.

"Silahkan mempelai pria mencium mempelai wanita dan mempelai wanita menerimanya." ucap pendeta itu lagi.

Ini adalah bagian yang paling Menyebalkan, menurutku.

Seketika keadaan jadi ricuh, semua tamu meneriaki kata 'cium'. menyebalkan sekali. mereka tidak tahu apa seberapa gugupnya aku.

Kini Taehyung sudah menghadapku dan mulai memajukan badannya.

Aku menatap manik hazelnya dan berbicara tanpa suara.

"Kumohon jangan."

Namun tanpa di duga dia malah mencium keningku agak lama. Ya, agak lama. Syukurlah.

Dan saat itu juga tamu tamu undangan bersorak kecewa. Apa peduliku?

Taehyung melepaskan ciumannya dan tersenyum padaku lalu berbalik menghadap tamu.

Kami pun membungkuk secara bersamaan.

Tiba tiba ada yang menelusup masuk ke jari jemariku lalu digenggamnya.

Aku menatap tidak mengerti kearahnya dan dia menatap juga kearahku lalu dia berkata tanpa suara,

"Kumohon untuk sandiwara saja."

Katanya.

Aku langsung mengangguk mengiyakan dan mengeratkan tanganku yang diggenggamnya.

Tenang ini hanya sandiwara, batinku menenangkan diriku sendiri.

Dan kami melanjutkan acara dengan menyapa tamu tamu undangan saat berada di altar.

Sekarang giliran Nami dan aku langsung saja memeluknya.

"Jinhee, lepas. aku tidak bisa bernapas." pekiknya.

"Selamat, kau sudah menikah. Dan semoga cepat memberikanku keponakan, eoh." ucapnya. Sambil mengedip-ngedipkan sebelah matanya menatap kami. Genit sekali manusia satu ini!

"Aish apa-apaan kau ini." aku langsung saja memukul tangannya.

Bisa kulihat Taehyung hanya menggaruk tengkuknya sambil menunduk.

Kenapa dia?

***

Author Pov

"Ini kamarmu, dan ini kamarku." ujar Taehyung setelah mereka sampai di apartement yang dibeli ayah Taehyung untuk hadiah pernikahannya.

Syukurlah aku tidak sekamar dengannya, batin Jinhee.

Jinhee langsung masuk kekamarnya mengistirahatkan badannya yang mungkin sudah remuk ini.

"Ahh, lelahnya." gumamnya sembari membaringkan diri di kasur empuk king size barunya.

Lalu Jinhee beranjak dari kasur dan langsung masuk kekamar mandi. Ia melihat pantulan dirinya di cermin dan seketika ia merasa sedih.

"Eomma.. Appa.. Mengapa kalian melakukan ini padaku." ucapnya disertai isak tangis.

"Aku masih ingin mengejar cita cita ku.."

"Lagipula aku sudah menyukai Eunwoo.. Kalian tahu itu."

Ia lalu mengusap kasar air mata yang mengalir deras dipipinya dengan punggung tangan dan memaksakan sebuah senyuman.

"Tidak apa Jinhee! Kau harus kuat." ucapnya menyemangati diri sendiri.

Tok,tok,tok

Jinhee sedikit terkejut mendengar ketukan di pintu kamar mandi yang tiba tiba.

"Ahjussi?" tanyanya heran melihat Taehyung di depan pintu dengan wajah datar.

"Tadi aku mendengar ada suara tangisan di dalam. Apa itu kau?" tanyanya.

"Hm."

Setelah mengatakan itu, Jinhee langsung menutup pintunya rapat. Tidak mempedulikan Taehyung di luar sana.

Tapi ia langsung membuka pintu kamar mandi lagi dan memanggil Taehyung,

"Ahjussi, bisakah kau bantu aku?" sebenarnya ia sedikit malu. Tapi mau bagaimana lagi ia tidak bisa melakukannya sendiri.

"Apa?" balasnya membalikkan badan.

"Bisa kau bantu buka resleting gaunku ini? Aku sedikit susah membukanya." ucapnya menundukan kepala menahan malu.

Taehyung terkekeh dan menghampiri Jinhee.

"Balikkan badanmu." Jinhee menurut dan membalikkan badannya memunggungi Taehyung.

Srett

Resleting sudah terbuka dan menampilkan punggung mulus serta bra hitam yang di pakai Jinhee.

Gadis itu langsung membalikkan badannya dan mengusir Taehyung.

"Khamsahamnida." ucapnya sedikit membungkuk.

"Tidak ingin sekalian dibukakan bajunya olehku, hm?" tanya Taehyung lengkap dengan tatapan menggodanya.

"Byuntae!"

Taehyung langsung pergi dan tertawa kencang.

Hal itu tentu saja membuat Jinhee kesal.

~•~

To be countinued..

Jangan lupa Vote + Comment ya Chinguu..

My Little Sweet Wife [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang