18 | Promise

16.9K 1.5K 42
                                    

Hari sudah malam, semua orang sudah pulang ke rumah masing-masing. Tinggal Jinhee, Taehyung dan Subin yang tersisa dirumah. Oh, tentu saja termasuk kedua orang tua Jinhee juga.

Subin terus merengek ingin tidur bersama Jinhee malam ini. Mau tidak mau orangtua Subin menyetujuinya. Jadi mereka sudah pulang beberapa jam lalu.

"Taehyung, Jinhee, ini sudah malam. Sebaiknya kalian menginap disini." ujar ibu Jinhee melihat jam yang sudah menunjukan pukul 11 malam.

"Lalu bagaimana dengan Subin?" tanya gadis itu melihat Subin yang sudah tertidur di pangkuannya.

"Biarkan dia tidur denganmu. Lagi pula ini sudah malam, tidak baik jika Taehyung menyetir mobil malam-malam."

"Baiklah. Tapi bagaimana, Taehyung-ah?" Jinhee menoleh menatap Taehyung yang sedang duduk disebelahnya.

"Tunggu-tunggu." sela nyonya Jung keheranan.

Lantas mereka berdua langsung menatap kearahnya menunggu perkataan selanjutnya.

"Kau memanggil suamimu dengan sebutan Taehyung? Tanpa embel-embel lagi?" tanya wanita paruh baya itu menatap Jinhee yang wajahnya sudah pucat pasi.

"M-memangnya kenapa?" tanyanya balik. Lalu menatap Taehyung sebagai isyarat untuk bicara sesuatu mengenai hal tadi. Tetapi pria itu malah balik menatap Jinhee dengan tatapan mengejek.

"Kenapa katamu? Sopanlah sedikit! Dia itu suamimu. Dan dia lebih tua darimu!" omelnya menatap anaknya yang kali ini menunduk.

"M-mian eomma, lalu aku harus memanggilnya apa?" cicitnya hampir tak terdengar.

Namun pendengaran tajam seorang nyonya Jung tetap bisa mendengarnya, "Tentu saja kau harus Memanggilnya Oppa, chagiya, yeobo. Paling tidak panggil dia Oppa."

Jinhee melongo mendengarnya. Sedangkan Taehyung mematri sebuah senyuman kemenangan diwajah tampannya.

"B-baiklah, Bagaimana denganmu, Taehyung oppa?" tanyanya menatap Taehyung sambil memutar kedua bola matanya.

"Aku ikut saja denganmu." jawabnya sambil sedikit menyeringai kearah Jinhee.

Subin menggeliatkan tubuhnya merasa terganggu dengan percakapan mereka yang volumenya cukup keras.

"Aku bawa Subin kekamar dulu." ucap Jinhee lalu berjalan menuju kamar lamanya di lantai dua.

Dan tinggalah ibu Jinhee dan Taehyung di sini. Setelah Jinhee benar-benar memasuki kamarnya, Taehyung langsung membicarakan perihal kejadian tadi siang pada mertuanya.

"Eomma, aku ingin bicara." ujar Taehyung sedikit ragu.

"Eoh, bicara apa? Bicara saja."

"Tapi tidak disini, takut Jinhee dengar. Mari kehalaman belakang." ajaknya setengah berbisik.

"Baiklah," sang mertua akhirnya menurut dan berjalan ke halaman belakang bersama menantunya.

Mereka duduk bersebelahan di kursi yang ada di belakang rumah. Taehyung masih ragu untuk berbicara.

"Apa yang ingin kau bicarakan, Taehyung-ah?"

"A-ah itu, ini tentang Jinhee."

"Jinhee? Ada apa dengannya?"

"Sepertinya dia mulai mengingat masa lalunya,"

Nyonya Jung terdiam sejenak menyikapi ucapan Taehyung barusan. Sesaat kemudian ia menerbitkan senyuman bahagianya.

"Benarkah? Aku sudah menduga kalau kau datang lagi di kehidupan Jinhee, pasti gadis itu akan sembuh dari amnesianya." tuturnya terharu.

My Little Sweet Wife [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang