28 | Bullies

14.4K 1.3K 55
                                    

Semakin kesini, Jinhee merasa kondisinya semakin membaik dan ia sudah yakin kalau dirinya sudah sembuh. Bahkan rasa pusing yang sesekali menyerangnya akhir-akhir ini sudah menghilang.

Untuk hari ini, Jinhee tidak ada kelas. Maka dari itu ia bisa sedikit lebih santai dan mengerjakan rumah tanpa ada halangan apapun. Saat ini dirinya sedang belanja bulanan disupermarket dengan ditemani Taehyung tentunya.

"Jinhee-ah, aku ingin ini." suara Taehyung tiba-tiba menyeru. Menyita atensinya yang sedang memandang sayuran dengan berbagai warna didepannya ini. Lantas menolehkan kepala, belum sempat bibirnya menjawab matanya sudah membulat terlebih dulu melihat Taehyung yang saat ini sedang membawa banyak ramyun dipelukannya.

"Mwoya? Itu terlalu banyak!" jawabnya dan hendak merebut beberapa ramyun dari Taehyung. Namun pria itu sudah melindunginya lebih dulu. Membuat Jinhee semakin melotot tidak terima.

"Tidak mau! Aku ingin semua ini. Kau tahu? Ada rasa baru, kau pasti menyukainya." ujarnya seduksi. Berusaha merayu istrinya. Ia tahu betul kalau Jinhee sangat menyukai ramyun.

Betul sekali, salah satu kelemahan Jinhee adalah makanan berkuah pedas itu. Tapi walau begitu ia tetap mengambilnya dan menyisakan sedikit-memasukannya kedalam keranjang belanjaan.

"Ya!" menatap pasrah pada Jinhee yang sedang mengembalikan ramyun itu adalah kegiatan Taehyung saat ini. Bibirnya mengerucut maju sedikit.

Jinhee yang melihatnya menjadi gemas sendiri. Menampik kenyataan kalau suaminya ini sudah berusia 27 tahun. Tapi lihatlah, kelakuannya seperti bocah berumur 3 tahun.

"Ayolah, aku melakukannya untukmu. Aku tidak mau kau sakit karena terlalu banyak makan mie." ujarnya mendayu dengan suara kelewat lembut. Tak lupa tangannya yang memainkan pipi Taehyung gemas.

"Taehyung-ah!" panggil seseorang, lantas mereka menoleh bersamaan ke sumber suara.

Taehyung langsung merubah rautnya jadi datar. Sementara Jinhee, gadis itu mengernyit bingung karena merasa tidak mengenal orang yang memanggil suaminya.

Orang itu langsung memeluk tangan Taehyung manja. Jinhee semakin bingung dibuatnya.

"Sayang, kau sedang apa?" tanyanya dengan nada manja.

Jinhee tersentak saat mendengar wanita itu memanggil suaminya dengan sebutan 'Sayang'.

Taehyung melepaskan pelukan ditangannya dengan kasar kemudian memeluk pinggang Jinhee dengan posesif.

"Kapan kau berkunjung ke apartemenku lagi? Bukankah kita sering menghabiskan waktu bersama disana?" tanyanya lagi. Mendengar penuturannya, membuat dada Jinhee menjadi sesak.

"Hentikan omong kosongmu." balas Taehyung menusuk.

"Apa kau lupa? Kita bahkan masih berpacaran sekarang."

Jinhee yang mendengar itu langsung melepaskan rangkulan Taehyung lalu berlari keluar supermarket. Taehyung hendak mengejarnya tapi tangannya di cekal oleh Yuri.

"Apa lagi? Pergilah dari hadapanku, sialan. Oh, kalau kau tidak mau maka aku saja yang pergi." dinginnya dengan mata setajam elang. Lalu berlari menyusul istrinya tanpa memedulikan belanjaan mereka yang belum selesai.

Yuri berdecak tak suka, ia terpancing emosi mendapati sikap Taehyung yang seperti itu padanya. "Lihat saja, akan kubuat mereka hancur." gumamnya lalu berjalan pergi.

Taehyung terus berlari mencari kemana istrinya, tapi sepertinya ia kalah cepat dengan Jinhee. Karena ia tak menemukan tanda-tanda gadis itu dimana.

Taehyung mengerang frustasi sambil mengasak rambut kecoklatannya.

Sementara yang dicari, Jinhee sedang menangis di tengah taman yang sepi. Ia menginjak-injak tanah dibawahnya untuk menyalurkan kekesalannya.

My Little Sweet Wife [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang