Suara dering telepon yang cukup nyaring berhasil mengusik kegiatan Jinhee yang sedang menyiapkan makanan, membuat gadis itu berdecak dan terpaksa menghentikan kegiatannya sejenak untuk mengangkat telepon itu.
Eunwoo, ternyata. Tanpa menunggu waktu lama ia pun langsung mengangkatnya.
"Yeoboseyo?"
"Jinhee, kemarin kau pulang dengan siapa? Lalu bagaimana dengan kondisimu? Apakah sudah merasa lebih baik?"
Jinhee sempat menahan napas sejenak saat Eunwoo langsung menghujaminya dengan pertanyaan barusan.
"A-ah itu, kemarin aku pulang dengan Oppa-ku. Maaf karena tidak memberitahumu dulu. Soal keadaanku, aku sudah merasa lebih baik," jawabnya sedikit terbata karena merasa bersalah pada Eunwoo.
Terdengar helaan napas lega dari seberang telepon, "Kalau begitu beristirahatlah. Apalagi sekarang kau sedang H--"
Mendadak tidak ada sahutan sama sekali dan itu berarti Eunwoo tidak meneruskan ucapannya. Membuat Jinhee mengernyit bingung.
"Kenapa?"
Di sisi lain, Eunwoo gelagapan karena hampir saja ia membicarakan itu. "A-apa? Tidak, kalau begitu aku tutup dulu teleponnya. Aku masih ada urusan sekarang," balasnya cepat dan langsung memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Jinhee mengendikkan bahunya tidak peduli, dan memilh kembali melanjutkan kegiatan masaknya yang sempat tertunda tadi. Ia sedang memasak Hotteok omong-omong, karena tiba-tiba saja ingin memakan itu.
Belum lima menit berlalu, suara dering telepon kembali terdengar melewati rungu dan itu membuat Jinhee semakin kesal.
"Aish, mengganggu saja." gerutunya jengkel dan langsung mengangkat panggilan tersebut tanpa melihat nama sang penelpon terlebih dahulu.
"Ada apa?" nada bicaranya terdengar seperti seseorang yang diganggu tidurnya. Benar-benar kesal.
"Waeyo? Ada seseorang yang membuatmu kesal?"
Jinhee membulatkan matanya setelah mendengar suara rendah yang sangat khas barusan. Ternyata yang menelpon adalah Taehyung.
"Oh kau, kukira siapa. Tidak ada, aku hanya sedang memasak dan kau menggangguku." jawabnya dengan wajah masam walau sebenarnya Taehyung tidak bisa melihat itu. Jinhee memutuskan untuk mengangkat telepon sambil memasak, agar hotteok buatannya tidak gosong.
"Begitukah? Memangnya kau sedang memasak apa?"
"Hotteok, tiba-tiba saja aku menginginkan ini."
"Benarkah? Pasti itu keinginan anakku, ya? Apakah dia baik-baik saja disana? Aah, aku jadi ingin cepat-cepat pulang dan menciumnya."
"Tentu saja baik. Lalu ada apa kau menelponku? Apakah ada sesuatu yang penting?" disebrang sana Taehyung terkekeh mendengar nada bicara istrinya yang begitu jutek.
"Aigoo .. ternyata kalau sedang hamil istriku sangat galak ya,"
"Ppali!" seru Jinhee semakin kesal.
"Baiklah, baiklah, aku akan ke Ilsan selama dua hari." jawab Taehyung setelah menghentikan kekehannya. Hal tersebut seketika membuat pergerakan Jinhee yang sedang meletakkan hotteok keatas piring seketika terhenti.
"Apa? Untuk apa kesana?" sendok yang sedang dipegangnya ia letakkan diatas piring begitu saja. Menciptakan suara dentingan antara sendok dan piring yang cukup nyaring.
"Biasa, urusan kantorku."
"Ya, terserahmu saja." balas Jinhee cuek sembari menjejalkan hotteok kedalam mulutnya dengan raut datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sweet Wife [KTH]
أدب الهواةMemangnya siapa yang akan menduga kalau Jung Jinhee yang masih berstatus anak sekolah harus menikah dengan pria dewasa 9 tahun di atasnya? Tidak ada. Bahkan Jinhee sampai mau gila dengan kenyataan tersebut yang mau tidak mau harus ia terima. Cover b...