36 | That Day

20.1K 1.3K 29
                                    

Satu kalimat yang bisa menggambarkan keadaan Jinhee pagi ini, Tubuhnya benar-benar remuk. Bukan remuk dalam arti sebenarnya. Melainkan terasa sangat pegal dan enggan untuk bangun dari ranjang.

Tadi saat membuka mata dan hendak duduk, tiba-tiba saja bagian pusat tubuhnya terasa sakit sekali.

Mendadak sekelebat bayangan tentang kejadian semalam kembali berputar dalam otaknya dan membuat pipi nya bersemu merah merona.

Ia menoleh kearah Taehyung yang masih tertidur pulas, sepertinya pria itu sangat kelelahan.

Kedua sudut bibir Jinhee membentuk senyuman tipis sembari menatap wajah Taehyung yang terlihat sangat damai saat ini. Jinhee baru sadar jika dilihat dalam jarak sedekat ini, Taehyung berkali-kali lipat lebih tampan dari biasanya.

Tangannya terulur dan menyingkirkan beberapa helaian rambut Taehyung agar tidak menutupi wajahnya. Jangan tanya seberapa merahnya pipi Jinhee saat ini. Gadis itu benar-benar tidak bisa melupakan kejadian semalam. Taehyung benar-benar mendominasinya malam tadi.

"Eungghh.. "

Taehyung melenguh karena merasa ada yang menggangu tidurnya. Dengan segera Jinhee menarik tangannya lagi seperti semula.

Taehyung membuka mata dan langsung disuguhkan pemandangan wajah Jinhee dari samping yang terlihat pura-pura tertidur. Taehyung terkekeh melihat hal itu.

"Aigoo, aku tau kau hanya pura-pura tidur." tuturnya semakin membuat Jinhee gugup.

"Bangun atau aku akan melakukannya lagi?" tambahnya.

Jinhee membuka mata dan langsung memekik kaget saat wajah Taehyung lah yang ada didepannya.

"Jadi, bagaimana? Apakah semalam menyenangkan?" tanyanya lagi menaikkan alis jahil.

Jinhee menampar tangan Taehyung yang hendak menggapai rahangnya cukup kuat. Sehingga mengundang erangan dari sang pemilik.

"Aku ingin mandi!" elaknya mendorong Taehyung cukup kasar.

Lagi-lagi saat dirinya hendak beranjak dari ranjang, tubuhnya kembali merasakan sakit. Ia meringis kesakitan sehingga mengundang kepanikan dari diri Taehyung.

"Waeyo? Apa sangat sakit?" tanyanya khawatir.

Jinhee mendelik kesal, "Tentu saja, ini semua karenamu!" jawabnya jengkel.

"Tapi kau menikmatinya 'kan?" tanyanya lagi tepat ditelinga Jinhee dan sengaja mengehembuskan napas hangat disana.

Astaga, rasanya Jinhee ingin menendang Taehyung ke sungai amazon. Apalagi saat dengan lancangnya pria itu mengecup sensual telinganya.

Wajah Jinhee bersemu merah, ia meremat sprei putih Taehyung semakin erat antara menahan rasa sakit, malu dan marah.

Tidak mendapat respon dari Jinhee, Taehyung semakin mengeratkan pelukannya dan mendusel di leher gadis itu.

Tubuh polos yang saling menempel, dengan keringat bekas semalam yang masih melekat pada tubuh masing-masing, dan Taehyung yang melingkarkan tangan kekarnya di perut rata istrinya. Benar-benar sensitif.

"Bagaimana?" tanyanya lagi seraya menempelkan dagunya di bahu Jinhee.

"Oh ya? Jangan sok tahu." elaknya ketus.

"Itu terbukti karena semalam kau mendesah sangat keras disini, Sayang." balasnya tak mau kalah.

Ya tuhan! Rasanya Jinhee ingin merobek mulutnya sendiri ketika mengingat desahan laknat yang lolos begitu saja dari bibirnya semalam.

My Little Sweet Wife [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang