48 | Misguided (Fin)

20.7K 1.2K 71
                                    

Taehyung memasuki rumahnya dengan langkah gontai, lalu menjatuhkan bokong di atas sofa dan langsung meminum segelas air putih di dekat nakas.

Seusai menenggaknya habis dan kembali meletakkan ditempat semula, Taehyung memijat batang hidungnya agak frustasi. Tampak sekali seperti orang yang kelelahan, bukan? Bagaimana tidak, pekerjaannya dikantor menumpuk.

Namun itu semua rasanya hilang tatkala suara khas anak kecil berumur tiga tahun memanggilnya dengan nada yang kelewat manis ditelinganya.

"Appa.."

"Hmm? Ada apa, Sayang?" jawabnya lembut seraya mengangkat Kim Jiwon--anaknya keatas pangkuan.

"Dimana Eomma?" tanya Jiwon dengan raut wajah lesu.

"Eomma sedang bekerja, Sayang. Merindukannya, ya?" tangan besar Taehyung terangkat kemudian mengelus puncak kepala Jiwon penuh afeksi.

"Kenapa Eomma bekerja? Kenapa meninggalkan Jiwon?"  tanyanya lagi menatap sang ayah dengan mata berkaca serta bibirnya yang mengerucut.

"Karena Eomma ingin membelikan mainan untuk Jiwon. Lagipula sekarang ada Appa, ada Bibi Lim juga. Jadi Jiwon tidak usah bersedih," ujarnya sambil menekan lembut pipi mancung anaknya.

Biar diperjelas, sekarang mereka memang menyewa babysitter untuk membantu mengurus Jiwon selagi kedua orang tuanya bekerja selama 2 tahun belakangan. Panggil saja Bibi Lim.

"Benarkah? Terus kapan Eomma pulang kerumah?" kali ini binaran yang muncul dikedua mata kecoklatan milik Jiwon. Membuat Taehyung meloloskan kekehan beratnya.

"Sebentar lagi. Mau telepon?" tawarnya dengan senyum menggoda. Jiwon tentu merespons dengan anggukkan antusias.

Tak butuh waktu lama telepon langsung tersambung setelah Taehyung menekan tombol hubung pada nomor istrinya.

"Yeoboseyo?"

"Sayang, Jiwon mencarimu. Kapan kau pulang?"

"Sebentar lagi, aku sedang dijalan."

"Appa, Jiwon ingin bicara dengan Eomma." sela Jiwon mencoba mengambil ponsel milik ayahnya yang masih tersemat ditelinga. Taehyung segera mengangguk dan memberikan ponselnya pada Jiwon.

"Eomma, kenapa lama sekali pulangnya?" tanyanya dengan nada kesal setelah menempelkan benda pipih tersebut ditelinganya.

Jinhee sudah tidak salah lagi kalau Jiwon merengek padanya, wajahnya pasti akan sangat menggemaskan.

Jinhee terkekeh sebentar sebelum menjawab, "Eomma sedang dijalan, Won-ie. Tunggu sebentar lagi, oke?"

"Jangan lama-lama, atau Jiwon akan marah pada Eomma." ancamnya sok dewasa. Tetapi itu terdengar memohon bagi Jinhee. Membuat wanita itu lagi-lagi meloloskan kekehannya.

"Iya, baiklah. Sampai jumpa, Won-ie Sayang." balasnya mengakhiri sambungan dengan kecupan virtual.

***

Jinhee turun dari bus lalu berjalan untuk menuju rumahnya. Jujur saja, ia lebih suka seperti ini, berjalan untuk sampai rumah. Karena menurutnya itu menyehatkan sekaligus menghemat juga ketimbang menyewa sebuah taksi.

Tak sengaja saat mengedarkan pandangan, kedua netranya menangkap seorang pria yang serasa tak asing baginya tengah duduk sembari menunduk menatap layar ponsel digenggamannya.

Jinhee hanya melewatinya saja, bagaimanapun ia tidak yakin jika orang itu dikenalnya atau tidak. Bisa saja itu orang jahat, bukan? Mengingat ini sudah jam 8 malam.

My Little Sweet Wife [KTH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang