Kamar dengan nuansa putih biru yang ditempati seorang gadis berpakaian santai itu dipenuhi dengan suara sang pemilik yang terlihat sedang menelpon seseorang.
"Nami-ya! Jangan bohong padaku, ingat, ulang tahunku masih lama."
"Aigoyaa, perlu berapa kali lagi aku bilang padamu? Aku memang akan disini untuk sementara waktu, Jinhee-ah." balas Nami dari telepon kembali meyakinkan sahabatnya itu untuk yang kesekian kali.
"Berapa lama kau disana? Kira-kira kapan kau pulang ke Korea lagi?" tanya Jinhee lagi dengan perasaan sedih bercampur kesal.
"Aku hanya menghabiskan satu tahunku disini. Dan pasti aku akan pulang ke Korea, karena disana ada sahabatku yang nampaknya tidak bisa hidup tanpaku." Nami terdengar terkekeh disana.
Jinhee sukses tergelak mendengar penuturan Nami barusan. "Itu terlalu berlebihan, pabbo!" gadis itu menjeda ucapannya sebentar. "Aku hanya memikirkan bagaimana nanti aku akan mencurahkan isi hatiku kalau tidak ada dirimu, Nami-ssi?" lanjutnya termenung.
"Ayolah.. lagipula kau hanya curhat padaku tentang Eunwoo, bukan? Bukankah kau sudah mempunyai Suami? Kau bisa bilang padanya jika ada masalah."
"Tapi.. "
"Nee, tunggu sebentar Eomma. Jinhee-ah, aku tutup dulu ya. Eomma memanggilku, bye." Nami menutup telepon sepihak.
Jinhee menghela napas panjang. Melempar ponselnya asal keatas ranjang lalu menghempaskan diri diatas ranjang empuk itu. Bahkan saat suara pintu kamarnya diketuk pun ia tak bergeming sama sekali.
"Sedang apa kau disini?" tanya Taehyung heran. Lalu mendudukan dirinya disebelah Jinhee yang sedang menutup matanya.
"Kau tidak lihat? Aku sedang tidur." jawabnya enggan membuka mata.
Taehyung mengangguk paham lalu ikut merebahkan dirinya tepat disebelah Jinhee. Kedua obsidiannya menatap lurus pada langit-langit kamar diatas sana.
"Kau tahu? Kemarin Mingyu bilang padaku kalau dia ingin keponakan perempuan." tutur Taehyung tiba-tiba ditengah keheningan yang sempat menyelimuti mereka.
Mata Jinhee membulat sempurna. Ia menegakkan kembali tubuhnya dan menatap Taehyung tidak percaya, "Jadi dia benar mengatakannya?"
Yang ditanya mengangguk lalu ikut melakukan apa yang dilakukan Jinhee kemudian bibirnya membentuk senyuman jahil.
"Jadi, apakah kita akan memberikan keponakan untuknya?" Taehyung menaikkan alis tebalnya jahil.
Muka Jinhee kembali merona dan beberapa kali matanya berkedip. Lantas mengalihkan wajah kesegala arah asal tidak menatap pada Taehyung.
Taehyung bangun dan beringsut memeluk Jinhee dari belakang, "Ayolah, lagipula aku juga ingin menjadi Ayah." tuturnya pelan sambil menduselkan kepalanya diatas bahu Jinhee. Membuat gadis itu sedikit bergidik geli.
Jinhee meliarkan pandangannya panik, sedangkan otaknya sedang memikirkan alasan logis apa untuk membuat Taehyung berhenti.
"Kau bilang ingin berkencan? Lihat, sudah jam tujuh. Sebaiknya kita bersiap sebelum kemalaman," ujarnya sembari menunjuk jam dinding dengan perasaan kalang kabut.
Sontak Taehyung mengalihkan pandangannya kearah jam dinding dan melepaskan pelukannya pada Jinhee begitu saja. Lalu beringsut turun dari ranjang.
"Baiklah, aku akan bersiap sekarang." ucapnya sebelum melenggang pergi dari hadapan Jinhee.
Huh, Selamat. Jinhee mengelus dadanya pelan seraya mengeluarkan napas kelegaan. Syukurlah, pria itu langsung pergi tanpa melakukan apapun lagi padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sweet Wife [KTH]
FanfictionMemangnya siapa yang akan menduga kalau Jung Jinhee yang masih berstatus anak sekolah harus menikah dengan pria dewasa 9 tahun di atasnya? Tidak ada. Bahkan Jinhee sampai mau gila dengan kenyataan tersebut yang mau tidak mau harus ia terima. Cover b...