"Oppa, bagaimana aku bisa pergi kuliah? Lihat, perutku sudah besar." tutur Jinhee melihat kebawah ke arah perutnya yang semakin membuncit.
"Eum, bagaimana kalau kau berhenti kuliah dulu sampai melahirkan?" Taehyung duduk dihadapan Jinhee dan mulai memakan jatah sarapannya pagi ini.
"Memangnya bisa? Lalu, kalau aku tidak kuliah aku akan melakukan apa?"
"Kau bisa mengikuti senam ibu hamil yang biasa diadakan pada kamis dan jumat di dekat sini, Bagaimana? Kau mau?"
"Kalau itu tidak memengaruhiku untuk menjadi dokter, aku setuju. Lagipula aku malu jika teman-teman di kampus mengetahuiku hamil," ucapnya sedikit lesu sembari menyuapkan sesendok makanan kedalam mulutnya.
"Baiklah, akan kuurus setelah sarapan ini. Cepatlah makan sarapanmu," ujar Taehyung pelan turut merasakan apa yang dirasakan istrinya, mendadak rasa bersalah mulai memenuhi benaknya.
"Jadi kau akan ke kampusku dan mengatakannya pada dekan?" Jinhee mendongak menatap Taehyung dengan raut ragu.
Taehyung langsung mengangguk membetulkan, "Tentu saja, aku akan mengatakan yang sebenarnya."
"Aish, bagaimana jika orang-orang disana mencurigaiku?"
"Jangan pedulikan mereka, kau hanya perlu menurut dan diam."
"Tapi tetap saja—" dengan cepat Taehyung mengecup bibir cerewet istrinya dan duduk dikursinya seperti semula.
Jinhee merengut kesal, ia beranjak dan pergi ke lantai atas dimana kamarnya berada. Ingat! Kamarnya, bukan kamarnya dengan Taehyung.
Taehyung yang melihatnya pun hanya tertawa. Tetapi saat mendengar istrinya yang terdengar merintih dengan cepat ia berlari menyusul.
"Waegeuraeyo?" tanyanya khawatir dan panik. Apalagi saat melihat Jinhee terduduk di lantai sambil memegangi perutnya.
"Apa yang terjadi?" Taehyung tentu membantu Jinhee berdiri dengan perlahan.
"Aku terpeleset tadi, lalu perutku sakit." jawabnya sedikit meringis.
"Ayo kerumah sakit," Taehyung mengangkat Jinhee, hendak membawanya kedepan.
"Andwae! Aku sudah baik-baik saja. Lagipula kau harus bekerja, turunkan aku!" berontaknya sambil memukuli kecil tangan kekar Taehyung.
"Diam atau ku kurung dikamar," balasnya tegas lengkap dengan tatapan tajamnya yang mengarah pada Jinhee.
Jinhee total bungkam. Ia tidak bisa melawan lagi.
Taehyung melesat membelah jalanan pagi kota seoul menuju rumah sakit.
***
"Nona Jinhee, kau harus lebih berhati-hati. Diusiamu ini janin mu terbilang lemah," dokter itu berujar lembut namun terkesan tegas.
"Tapi dia tidak apa-apa?" Taehyung bertanya dengan raut kekhawatiran yang terlihat jelas diparas menawannya.
Dokter wanita itu tersenyum, "Untung saja nona Jinhee tidak terjatuh terlalu kuat, jadi janinnya baik-baik saja."
Seusai mendengar penuturan dokter barusan, barulah Taehyung bisa menghembuskan napas kelegaannya.
"Ini vitamin untuk mu, kau harus mengikuti apa yang tertera di sana. Jangan sampai tidak meminumnya," ujarnya lagi tersenyum menatap Jinhee.
Jinhee menerima obat itu dan membungkuk, "Arraseo, Khamsahamnida."
Dengan begitu mereka keluar dari ruangan tersebut dan Taehyung bergegas melajukan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Sweet Wife [KTH]
FanfictionMemangnya siapa yang akan menduga kalau Jung Jinhee yang masih berstatus anak sekolah harus menikah dengan pria dewasa 9 tahun di atasnya? Tidak ada. Bahkan Jinhee sampai mau gila dengan kenyataan tersebut yang mau tidak mau harus ia terima. Cover b...