⚫Sepuluh [Author POV ]

70.7K 7K 675
                                    

       [ Calvin pose gini kek Oppa korea ya wkwkw ]

****

      "Lo mau masuk sekarang Vin?"

"Iya, gue udah gak tahan nih, asli."

"Tapi, gue---"

Calvin mendorong tubuh Jeha menjauh dari pintu kamar mandi.

"Ini mau lo apa gue duluan sih yang mandi? Gue udah kebelet boker nih,apalagi ngeliat muka lo itu, makin pengen berak."

Jeha menyerah, toh kalau di pikir-pikir, kenapa juga dia harus berebutan kamar mandi di kamar Calvin? Memangnya kamar mandi cuma di sini doang apa?

"Yaudah, lo mandi aja. Gue mau ke bawah ya," Ucap Jeha dengan suara lelah. Lelah menghadapi konflik seharian ini, lelah juga berdebat dengan Calvin.

Jeha mengambil sanggul dan hiasan rambutnya tadi, tapi saat Calvin melihat itu, seketika dia mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar mandi.

"Lo mau ke mana Je?" tanya Calvin dari depan pintu kamar mandi.

"Heh? " Jeha bingung, gak biasanya Calvin menanyakan hal begini, bukannya tadi dia sudah bilang mau pergi ke bawah ya? Apa itu kurang jelas buat Calvin?

"Ya mau ke bawah lah  Vin. Katanya lo mau pake kamar mandinya kan?"

Calvin diam, seolah sedang mencari cara untuk menahan Jeha di kamarnya.

"Yaudah," Calvin minggir dari pintu kamar mandi, eeknya yang sudah di ujung bool di tahan dulu. "Lo duluan aja yang mandi, gue bisa nunggu kok."

Hah? Seorang Calvin yang manja dan egois gitu mau nunggu gue ? Gak salah denger tuh? Apa kuping gue yang ketutupan beha?

Jeha menaruh curiga dengan niat Calvin barusan, suatu peristiwa langka apabila Calvin mulai menunjukan itikad baik. Itu benar-benar keajaiban dunia yang harus di curigai. Bukan niat hati Jeha mau suujon hanya saja dia sudah sangat mengenal Calvin luar dalam, tapi belum sampai dalam banget sih. Jadi jika Calvin mulai bermulut manis seperti tadi, pasti ada niat terselubung.

Jeha menggaruk belakang lehernya yang memang gatel.

"Engh... Kayaknya gue turun ke toilet bawah aja deh, lagian gue gak biasa mandi di toilet lo, tau sendiri gue norak."
Ujar Jeha merendah--sekaligus mencari alasan untuk menghindari Calvin--toh memang benar apa yang ia katakan, Jeha itu tipikal manusia yang agak gaptol alias gagap toilet mewah seperti milik Calvin, Jeha saja tidak tau bagaimana cara menyalakan shower milik Calvin, mau eek juga mesti mikir dulu gimana ceboknya. Mendingan juga mandi pake gayung terus eek di WC jongkok sambil ngehaluin yang enak-enak.

"Yaelah, entar lama-lama juga jadi biasa dan bisa."

Lama dan biasa?

Jeha berpikir keras, maksud Calvin ngomong begitu atas dasar apa? Coba Jeha pikir ulang dengan baik.

Nanti lama-lama juga biasa dan bisa?

Lama-lama?

Biasa?

Bisa?

Lama-lama?

Tunggu, jangan bilang Calvin memang berpikir menjadikan dirinya istri sungguhan yang akan menghuni kamar ini berdua dengan Calvin sampai beranak cucu dan menua bersama?

Ih jijay. Jeha gak mau ya sampai hal begitu kejadian. Dia gak hamil anaknya Calvin, jangan-jangan nanti Jeha pas ngidam malah kepengen makan rujak mangga muda sambil ngevlog. Ighhh, terus pas lahiran malah ngelive instagram gitu?

Theory of 'Bucin'  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang