⚫ Tiga Puluh Lima

63.9K 6K 1.1K
                                    

      

         Masih gelap, Jeha sudah bangun dengan niat ingin membuatkan Calvin sarapan. Biasanya, cowok itu akan olahraga pagi lari keliling komplek, jadi saatnya Jeha menyiapkan makanan dan jus buah untuk suaminya.

Baru Jeha melangkah keluar kamar, namun dirinya di buat heran dengan kegaduhan di dapur.

Keyzha ngapain jam segini masak?

"Key, lo ngapain masak? Laper?"
Tanya Jeha menghampiri cewek yang terkenal jadi kembang kampus itu.

Sambil memotong-motong bahan masakan, Keyzha melirik Jeha sekilas.

"Ini bukan buat gue sih."

"Lah terus buat siapa dong?"

"Buat calon suami gue lah, siapa lagi emangnya? Hitung-hitung gue belajar buat jadi istri yang baik buat Calvin."

Wanjirlah, nih cewek gerceup juga pergerakannya. Kalah start dong gue.

Jeha kesal bukan main, ia sampai ngegremek daun bawang yang ada di atas talenan.

Gue belom cerai woy dari Calvin, enak aja udah main masak-masakin suami gue.

Jeha gak mau kalah, meski ia sudah dengar kalau Keyzha memasak untuk suaminya, namun ia juga harus tetap membuatkan sarapan untuk Calvin. Masalah masakan siapa yang akan di pilih Calvin, itu urusan belakangan.

Bak master chef dadakan, kedua gadis ini adu kelihaian dan kecepatan dalam memasak.

"Tadaaa, akhirnya selesai juga spaghetinya!" dengan bangganya, Keyzha mengangkat piring berisi masakan yang ia sajikan semenarik mungkin.

"Calvin gak makan begituan pagi-pagi. Kalorinya tinggi, ntar perut dia buncit."
Ucap Jeha. Seingatnya dulu sekali dia pernah membuatkan Calvin sejenis mie goreng, tapi cowok itu malah menyuruh Jeha menyingkirkan jauh-jauh masakannya. Alasannya? Tentu saja karena Calvin adalah makhluk yang super mementingkan visual. Baginya, perut buncit akan sangat menjatuhkan gelarnya sebagai Cogan beroti sobek.

Okey, kembali ke masa sekarang. Keyzha hanya masa bodo dengan teguran Jeha, dirinya percaya diri kok. Bisa di bilang, selama ini belum ada laki-laki yang menolak pesonanya, apalagi masakannya.

Jeha sudah siap dengan roti bakar dan jus wortel untuk Calvin, dirinya sudah gak sabar pengen melihat Keyzha malu karena makanannya di tolak.

Jeha pikir begitu.

Setelah mereka berdua menunggu cukup lama, akhirnya orang yang di tunggu datang ke dapur untuk mencari air minum seperti biasanya.

Namun saat Jeha ingin memberikan segelas air putih, Keyzha lebih dulu menyalipnya.

"Nih Vin, haus ya habis lari pagi?"

"Thanks." Calvin meminum air putih dari Keyzha, tak sekalipun pandangannya tertuju pada Jeha. Jeha agak kecewa, tapi ia masih mencoba berpositif thinking, kali aja Calvin memang tidak sedang terfokus padanya.

"Vin, ini--" Jeha baru mau menyodorkan sapu tangan untuk mengelap keringat Calvin, namun lagi-lagi Keyzha lebih dulu mengelap keringat di wajah Calvin dengan tangannya pula.

Dia ngelap Calvin dengan tangan? Wah siap-siap di marahin Calvin deh.

Calvin itu kan paling anti kalau mukanya di pegang-pegang, ntar katanya jerawatan. Orang cakep emang suka ribet ya hidupnya.

Jeha sudah siap melihat bagaimana reaksi marah Calvin, namun yang Jeha takutkan tidak terjadi tuh. Calvin justru tersenyum pada Keyzha.

"Thanks lagi ya Key."

Theory of 'Bucin'  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang