"Kasih gue kesempatan sekali aja, kalo setelah ini gue bisa bikin lo hamil,jangan pernah tinggalin gue."
"Calvin, tolong jangan ngelakuin hal kayak gini, gue--empphhh!"
Jeha mau nolak, tapi dia bisa apa, bibir Calvin lebih dulu membekap bibirnya.
Tanpa peduli Jeha yang terus memberontak menolak sentuhan dari Calvin, namun cowok itu sangat egois sekarang. Ia seakan tidak sabar untuk mencicipi tubuh Jeha. Bagaimana bisa dia nganggurin tubuh Jeha selama tujuh belas tahun ini? Persetan dengan ucapannya dulu yang bilang gak nafsu. Itu fitnah itu, fitnah!
"Cal--vin! Lepas--in!"
Jeha memukul mukul dada Calvin yang polos tanpa baju, namun cowok itu sama sekali tidak merasa kesakitan dengan perlawanan Jeha, malah justru perlawanan Jeha semakin menantangnya untuk melakukan itu dengan Jeha.Lalu, tanpa perlu berlama-lama, Calvin mendudukkan Jeha di atas kloset duduk di kamar mandi.
Jeha pengen teriak kejer pas ngeliat Calvin sudah melorotin celananya di depan Jeha, menyisakan boxer yang memperlihatkan sesuatu yang menonjol panjang di bawah sana.
Jeha tak kuasa melihat itu, ia sampai tutup mata. Padahal sebelumnya ia sudah pernah icip icip anunya Calvin, tapi itu kan lain cerita. Saat itu Calvin sedang mabuk jadi Jeha biasa saja, tapi sekarang cowok ini sadar sesadar-sadarnya ingin melakukan hubungan seks dengannya, tentu Jeha keringat dingin bukan main. Ia sampai menutup mata takut.
"CALVIN! PAKE LAGI CELANANYA!"
"Mana ada orang yang mau ngeseks tapi pake celana, heh? Sekarang gantian lo yang buka baju lo!"
"GILA LO YA! GUE GAK MAU NGELAKUIN HUBUNGAN SUAMI ISTRI SEKARANG!"
"Mau buka sendiri apa mau gue bukain nih?" tawar Calvin tak peduli apa kata Jeha.
"GUE LAGI MENS, GUE LAGI MENS!"
Teriak Jeha, untungnya dia punya alasan itu."Mens?" Calvin tersenyum mendengar kebohongan Jeha barusan. "Tadi pas gue gendong lo, gue udah raba-raba pantat lo tapi gak ada pembalut yang ngeganjel tuh, jadi... Lo gak ada alasan lain lagi buat nolak!"
Calvin maju lebih dekat pada Jeha, kali ini cowok itu duduk jongkok persis di depan Jeha. Ia kemudian mengangkat kaki Jeha, mengelus kaki Jeha yang ramping, lalu mulai menciumi kaki Jeha, di mulai dari ujung jari Jeha, lalu betis Jeha, makin naik, makin naik lagi, sampai bibir Calvin tiba di paha Jeha.
Saat sampai ke titik itu, Calvin mendongakkan wajahnya pada Jeha, lalu tersenyum nakal.
"Mau di service lebih?" tanya Calvin macam gigolo.
Glup.
Mampus gue!
Jeha menengguk ludah dengan kasar, lehernya terlihat naik turun menelan ludah. Di perlakukan dengan sensual seperti ini dengan Calvin sungguh membuatnya hampir gila.
"V-vin, bi-bisa to-tolong ja-jangan gini gak?"
"Gak bisa."
"Vin, gu-gue--"
Mulut Jeha kembali terbungkam saat Calvin mulai memasukan tangannya ke dalam celana pendek yang di gunakan Jeha, tangan nakal itu mulai mengelus-ngelus area selangkangan Jeha.
Jeha takut bukan main.
Gak, gak boleh! Gue gak boleh seks sama Calvin, kalo sampai dia tau gue gak perawan lagi, pasti bakal jadi masalah baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Theory of 'Bucin'
General Fiction[Story 10] Sinopsis Bucin. Siapa yang tidak tau satu kata ini? Banyak yang bilang kalau bucin itu singkatan dari budak cinta. Calvin Samudera Pramesta selebgram hits dengan ratusan ribu followers Instagram. Tipe cowok yang sangat narsis dan penganu...