⚫Tiga Puluh

59.3K 5.7K 378
                                    

       Sejak pagi-pagi benar, Jeha sudah bangun untuk membuatkan Calvin sarapan, sekaligus menyiapkan segala kebutuhan suaminya yang manja, meskipun Calvin lagi ngambek sama dia, tetapi Jeha tak ingin mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri.
 

Buktinya saja sekarang dia sudah sibuk menggoreng pisang untuk Calvin, di saat semua orang mungkin masih terlelap ditidurnya. Mbak Kantil sama Mbak Mawar aja masih bobo bobo cantik ala princess.

Hanya Jeha yang subuh-subuh begini bikin dapur berisik.

Setelah hidangan pisang gorengnya matang, Jeha mengambil sebuah keju dan susu coklat untuk di taburi diatas pisang goreng tadi, soalnya Calvin 'kan paling doyan makan pisang coklat keju.

Jeha tersenyum melihat pisang goreng yang sudah siap santap di piring.

Semoga aja Calvin sukak terus gak ngambek lagi.

Namun di saat Jeha hendak membawa segelas susu dan pisang goreng tadi ke kamar Calvin, dirinya di kejutkan dengan kehadiran Gerald yang main asal comot satu pisang goreng itu. Mulut Jeha menganga gak percaya sama kelakuan Gerald barusan, itu'kan pisang buat suaminya, kenapa jadi Gerald yang ngeresmiin duluan sih?

"Wihh enak nih pisangnya, gak nyangka gue lo ternyata ada bakat bikin pisang coklat keju gini, gak ada niat bikin usaha aja Han?" ucap Gerald tanpa basa basi sama sekali, lalu kemudian tanpa rasa bersalah cowok itu kembali mencomot satu pisang goreng milik Jeha, seperti tidak peka dengan ekspresi wajah Jeha yang baru saja kehilangan sekaligus dua potong pisang gorengnya.

"Yahhh~" Jeha kecewa. "Kok lo asal comot sih? Itu kan pisangnya Calvin tau."

Gerald mengunyah satu potong tadi,
"Hah pisang Calvin?"  tanyanya heran. "Emang pisangnya Calvin bisa di goreng ya? Hahha ada-ada aja lo."

Krik Krik!

Gerald ketawa kencang, sementara Jeha tetap dengan wajah datar tak berekspresi.

Beberapa saat kemudian, tawa Gerald terhenti, apalagi saat melihat raut wajah Jeha yang gak ada senang-senangnya.

Gerald kemudian menggaruk tengkuknya yang gak gatal, cuma sepik-sepik aja biar gak terlalu malu sama lawakannya yang amat jayus tadi.

"Ehheheh gak lucu ya Han?"

Emang.
Jawab Jeha dalam hati. Pengen ngomong langsung didepan Gerald, tapi gak enak. Entar dia makin malu, kan gak lucu kalau orang ganteng malu-maluin diri sendiri.

"Eh ngomong-ngomong lo ngapain jam segini udah bangun?" tanya Jeha mengalihkan pembicaraan, Jeha pikir hanya dirinya yang sudah bangun sepagi ini.

"Biasa kegiatan harian Han."

"Apaan emangnya kegiatan lo subuh-subuh gini? Nyolongin sempak tetangga?"

Gerald malah gemes sama pertanyaan Jeha barusan, apaan tadi kata Jeha? Nyolongin sempak tetangga? Ya kali cowok ganteng kayak Gerald ngelakuin itu, kalau nyolong hati Jeha sih iya bisa jadi.

"Nyolong hati lo Han." ceplos Gerald yang membuat suasana dapur jadi gak enak, kayak ada aura-aura ngemodus yang basi.

"Ini bukan Dilan 1991 jadi gak usah ngerdus gitu Ger, gak mempan gue mah."
Ucap Jeha bercanda.

"Iya iya gue cuma bercanda kok Han, yakali nyolong hati lo."

"Lo belom jawab pertanyaan gue yang tadi, lo ngapain bangun jam segini?" ulang Jeha.

Gerald kemudian mengangkat baju kaosnya, menunjukan tubuh atletisnya pada Jeha. "Untuk punya tubuh kayak gini  gue harus jaga pola makan dan latihan olahraga." jelas Gerald kayak iklan susu L-Man.

Theory of 'Bucin'  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang