Ada yang bilang menunggu itu gak enak, apalagi kalau yang di tunggu seakan gak ada kepastian.
Mungkin itulah yang benar-benar di rasakan Calvin sejak tadi, sudah sekitar dua jam dia duduk di lorong kampus menunggu Jeha, tapi cewek itu gak kunjung keluar. Calvin sampai bolak balik ke toilet, kantin, toilet, kantin begitu aja terus. Jeha bilang dia selesai jam enam-an, ini sudah mau jam setengah tujuh tapi gak keluar juga.
Satu bungkus kuaci Calvin habis begitu saja, oh ouh, jangan pikir itu cuma hal biasa, buat seorang Calvin, buka kulit kuaci dengan tangan sendiri saja itu sudah sebuah perjuangan tersendiri, lah orang biasanya kuaci yang dia makan hasil kupasan tangan Jeha.
Dulu Calvin gak tau gimana cara makan biji bunga matahari ini, sudah begitu kuacinya ikut termakan dengan kulit. Tapi semenjak ada Jeha, dia baru tau bagian mana yang boleh di makan.
Kalo Calvin tipe cowok perokok, mungkin sudah habis dua bungkus rokok yang ia hisap. Tapi boro-boro ngerokok, ngehirup asap rokok Fariz aja bisa bikin dia bengek.
"Ck, Jeha mana sih?"
Coba, kurang bucin apa lagi Calvin? Dia sampai rela nunggu di kampus Jeha. Suatu pengorbanan besar bagi Calvin untuk membuang waktunya di kampus Jeha. Harusnya kalau dia pulang dari tadi, dia sudah bisa skin carean sampai muka licin seperti tanpa noda.Di saat dirinya sedang memainkan gitar saking betenya nunggu Jeha, beberapa gerombolan cewek yang keluar dari kelas pada ngeliatin Calvin. Banyak yang curi-curi pandang, ada juga yang mau manggil Calvin tapi takut salah orang.
"Eh eh, itu Ka Calvin bukan sih?"
"Calvin selebgram hits yang sering ngendorse itu?"
"Hu Uh!"
"Salah orang kali, yakali cowok hits gitu datang ke kampus kita."
Bisik dua orang gadis yang sejak tadi mantengin Calvin, untung saja Calvin gak dengar, coba kalau dengar? Wah bisa langsung kePDan dia. Bisa kali hidungnya ikut terbang karena ngefly. Seperti yang kita tahu, Calvin manusia yang haus akan pujian.Akhirnya salah satu dari mereka memberanikan diri buat nyamperin Calvin.
"Mmm, Ka Calvin ya?"
Tanya seorang gadis dengan hati-hati takut salah orang.Calvin mengangkat wajahnya.
"Ya? Lo kenal gue?"Seketika cewek itu menutup mulut saking senengnya, dia sampai lompat-lompat manggil satu temannya yang tadi berdiri agak jauh.
"Ka, gue ngefans banget sama lo tau! Dari followers Kakak masih sepuluh ribuan gue udah sukak banget! Oh ya oh ya, YouTube kakak juga udah gue subscribe kok! Coveran lagu kakak oke oke semua!"
Cerocos cewek itu penuh antusiasme kayak ketemu biasnya. Bayangin deh kalo idol yang kalian suka datang dari Korea terus sekarang ada di depan kalian? Ya gitu deh apa yang di rasain sama cewek ini.Calvin tersenyum penuh pesona.
"Oh ya? Hehehe kayaknya gue gak sekeren yang lo pikir deh." Ucap Calvin merendah untuk meroket.Sudah tentu kedua cewek tadi membantah statement Calvin.
"Ih enggak tau, Kak Calvin terkenal banget, malah di SMA aku dulu sampai bela-belain beli baju motif shincan yang sama kayak motif baju Kakak."
"Ya ampun nyampe segitunya, kalian bucin sekali."
Si bapak suka gak nyadar, padahal sendirinya lebih bucen.Salah satu temannya tadi kemudian mengeluarkan handphone dengan tangan gemetaran saling groginya berhadapan langsung dengan Calvin sang idola.
"Ka-kak Calvin, boleh minta foto bareng?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Theory of 'Bucin'
General Fiction[Story 10] Sinopsis Bucin. Siapa yang tidak tau satu kata ini? Banyak yang bilang kalau bucin itu singkatan dari budak cinta. Calvin Samudera Pramesta selebgram hits dengan ratusan ribu followers Instagram. Tipe cowok yang sangat narsis dan penganu...