- PART 27 | Olga

25.8K 2.6K 221
                                    

Lucas menuruni tangga seraya memakai jubah hitamnya. Di tangannya terdapat satu benda senter. Dia berjalan di tengah sepinya kastil, membuka pintu dan menutupnya. Dia melangkah melewati lorong lagi, kemudian menapaki rumput-rumput hijau. Udara yang dingin langsung menusuk tulangnya. Disana ia memakai tudung jubah hitamnya dan menyalakan senter. Lucas terus berjalan, meninggalkan kastil yang berdiri di belakangnya.

Suara langkah terdengar jelas melewati jalanan yang terbuat dari bebatuan. Tidak ada rasa takut sedikitpun berjalan sendirian di tengah malam. Suara burung hantu dan jangkrik bersahutan, awan hampir menutupi bulannya dan tidak terlihat adanya bintang. Suara air yang deras semakin terdengar dekat. Lucas berjalan melewati jembatan yang berada di atas sungai.

Kali ini Lucas masuk ke dalam hutan. Ia mengarahkan senternya ke jalan dan ke sekeliling. Lalu berhenti, sorot cahaya senternya tertuju pada sebuah bangunan tua. Bangunannya tidak terlalu besar. Beberapa kelelawar lantas berteberangan ketika Lucas datang. Lucas menghela nafas panjang, ia merasa sangat kedinginan. Berdirilah Lucas di depan bangunan tua itu. Ia mengarahkan senternya ke atas papan yang ada di atas pintu. Terukir nama Karl dan Catalunya Englberht dengan empat tanggal yang berbeda.

Pria tampan berdarah Jerman itu merogoh saku celananya dan membuka pintu dengan kunci yang dia bawa. Untuk membuka pintunya, Lucas perlu memegang erat handle pintunya dan mendorongnya sekuat tenaga. Suara pintu terbuka memenuhi ruangan. Kemudian Lucas menutup pintunya. Ia menyalakan satu lentera yang menempel di dinding. Ia menyalakan apinya dengan sihir. Lentera itu memberikan sedikit penerangan.

Senternya mengarah ke sebuah dua peti mati berwarna coklat yang berada di tengah-tengah ruangan. Lucas mendekat dan memegang kedua petinya, ia memejamkan mata dan berdoa. Setelah itu mematikan senternya. Ruangannya semakin temaram, hanya di sinari satu lentera dan cahaya bulan yang menyorot melalui jendela.

Ia mendekat ke meja, di sana ada belasan lilin dan sebuah kotak kayu. Ia mengambil lilin-lilinnya dan menaruhnya di lantai, di depan kedua peti mati itu. Lucas meletakan satu persatu lilinnya membentuk lingkaran yang cukup besar. Setelah itu kembali ke meja tadi dan dibukanya kotak kayu berisi dua kalung. Lucas mengambil salah satunya, kalung dengan permata hijau.

Lucas melepas jubah hitamnya dan berdiri di tengah-tengah lingkaran. Ia melihat lilin-lilinnya, memastikan tidak ada yang kurang. Kemudian ia duduk di lantai dan meletakan kalungnya di depannya. Lucas mengeluarkan pisau kecil dari balik jaketnya. Ia arahkan ujung pisaunya ke telapak tangan kirinya dan menyayatnya sampai berdarah. Lucas meringis sesaat, menahan perihnya. Lalu merentangkan tangan kirinya ke depan, tepat di atas kalungnya. Ia meneteskan darahnya ke kalung permata hijau itu. Ia meneteskannya sebanyak sembilan tetes darah. Lucas menurunkan tangan kirinya, membiarkannya masih mengeluarkan darah. Tak peduli rasa sakitnya.

Selanjutnya Lucas mulai membaca mantra. Mantra yang di gunakan untuk melakukan ergevuslous, sebutan untuk berkomunikasi dengan leluhur Englberht. Hanya orang keluarga Englberht yang bisa melakukannya. Ritualnya memang sama dengan kzavaclous, tapi yang membedakan adalah ergevuslous memerlukan kalung Karl dan Catalunya. Kalung yang dipakai Lucas saat melakukan ritual adalah milik Catalunya. Salah satu yang membedakannya lagi ialah, seseorang mendapat kzavaclous atau izin batin dengan ditandai bisa melihat sosok Karl. Sedangkan ergevuslous, bisa melihat sosok Karl atau Catalunya atau keduanya dan bicara dengan mereka.

"Shavos gretoveztyve.. debarah naevos Catalunya Englberht hrakhtiqvah.. shavos gretoveztyve.. mriftuvos laynievha.. Lucas Englberht proguvos el nratova..." Suara Lucas memecah keheningan.

Detik kemudian belasan lilin yang mengelilingi Lucas menyala dengan sendirinya. Lucas mengucap mantra barusan sekali lagi dan cahaya apinya semakin terang. Hal itu pertanda jika ia di terima. Lucas memejamkan mata dan bibirnya berhenti berucap.

The Darkest ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang