Samar-samar Zilya melihat seseorang yang nampaknya berdiri di dekatnya. Sampai kemudian penglihatannya jelas, Zilya hendak bangun dan dibantu seseorang agar punggungnya bersandar. Zilya mengedarkan pandangannya, ruangannya serba putih.
"Kau pingsan begitu saja. Jadi aku membawamu ke rumah sakit," gumam pria bernada bariton itu.
Zilya menatapnya, ia tidak percaya bisa melihatnya sedekat ini. Jauh-jauh Zilya datang dari Smolensk untuk menemuinya di Moskow, usahanya membuahkan hasil. Setidaknya rencana pertamanya.
"Maaf aku telah merepotkanmu, Tn. Mackenzie," kata Zilya.
Rex tersenyum dan menggeleng, "Tidak, Nak. Sama sekali tidak. Dokter bilang kau kelelahan dan dehidrasi."
Zilya diam.
"Kau dari kota Smolensk?" tanya Rex.
"Ya, bagaimana Tuan tau?" Zilya mengernyit.
"Dari kartu identitasmu. Zilya Hemsey, nama yang bagus."
"Terimakasih, Tuan. Mendiang Ibuku yang memberikan nama itu untukku."
Rex sedikit terkejut, "Mendiang?"
Zilya menunduk dan tersenyum, "Dia meninggal dua hari yang lalu."
Rex menghela nafas pelan, "Aku turut menyesal. Semoga Ibumu beristirahat dengan tenang."
Zilya menatap pria dewasa itu dan tersenyum sekejap. Zilya tidak yakin Ibunya beristirahat dengan tenang, permintaan terakhirnya baru ia mulai.
"Apa kau melakukan perjalanan dari Smolensk?" tanya Rex.
Zilya mengangguk, "Ya, Tuan. Aku ke Moskow untuk menemuimu. Selama perjalanan aku hanya memikirkan apa aku bisa bertemu dengan orang besar sepertimu."
"Dan karena itu kau kelelahan dan dehidrasi?" timpal Rex lalu menghela nafas, "Zilya, sekarang aku sudah ada di depanmu. Katakan apa yang ingin kau katakan. Aku akan mendengarnya dengan baik."
Zilya pun mengatakan tujuannya menemui Rexford Mackenzie adalah untuk memberitahu tentang bahaya yang mengintai Evgenia Mackenzie hingga mengancam nyawanya. Awalnya Rex tidak mengerti dan sulit menerimanya, namun setelah Zilya menjelaskannya dan menceritakan tentang keluarga Hemsey juga Englberht, Rex mulai mengerti. Meski begitu Rex masih belum bisa sepenuhnya percaya.
"Aku tahu Tuan ini sulit untuk dimengerti, tapi itu adalah kenyataan. Ibuku bilang, orang kepercayaan keluarga Hemsey pertama pernah menulis tentang permusuhan keluarga kami dan Englberht dimasa lalu. Bukunya terus terwarisi hingga jatuh ke tangan Ayahku. Aku bisa menunjukan buku itu padamu, Tuan. Tapi buku itu ada di Texas," papar Zilya.
Rex tercenung, "Aku akan mengatur rencana untuk ke buku itu setelah kau pulih. Bisa kau berikan aku nomor ponsel Ayahmu? Dia harus tahu kondisimu."
"Aku akan memberikannya, Tuan. Tapi sayangnya kau tidak akan bisa bicara dengannya," gumam Zilya.
Rex mengernyit.
Zilya tersenyum dan pandangannya tampak kosong, "Dia meninggal dua tahun yang lalu."
"Oh, maafkan aku, Zilya. Aku turut berduka," Rex merasa tidak enak hati.
Zilya diam dan menatap jendela ruang perawatannya, ia memikirkan Orlenda. Rasanya masih berat kehilangannya, Ibu sekaligus sahabat satu-satunya. Entah, Zilya akan cerita dan berkeluh kesah kepada siapa jika sudah terbiasa kepada Ibunya. Zilya berpikir ia akan melewati banyak hal berat karena terlibat dalam masalah keluarga Mackenzie, yang mana Evgenia Mackenzie menjadi sasaran dendam hasil permusuhan keluarga Hemsey dan Englberht dimasa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkest Reincarnation
Misterio / SuspensoEvgenia tidak bisa melihat orang-orang yang tidak bersalah terluka bahkan tewas. Gadis cantik itu harus menerima kenyataan bahwa ia terlahir berbeda. Evgenia inginkan kehidupan yang normal, tanpa merasakan rasanya menjadi reinkarnasi. Melihat banyak...