- PART 12 | Downfall

41.1K 3.6K 1K
                                    

"Khianat tetaplah khianat. Even though you don't intend, you have done it." - Evgenia Mackenzie

" - Evgenia Mackenzie

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

×

Kakinya mendadak lemas, tidak berdaya. Ia jatuh dan menangis. Pandangannya kosong dan kehancuran terbesit di sana. Ia tidak menyangka selama lebih dari dua bulan ini Andreas bukanlah satu-satunya miliknya.

"Mommy, Mommy kenapa?" Matvey berlari menghampirinya.

Evgenia lantas memeluknya, mendekapnya dengan sangat erat. Tubuh Evgenia bergetar hebat, rasa sakit dan shock bergejolak dalam tubuhnya. Pintu kamarnya terbuka, munculah Zilya.

Zilya terkejut. "Ev, what happen?!"

Evgenia menatapnya selama beberapa detik, mengepalkan tangannya. Ia mencoba menahan suara tangisnya, tapi rasa sesak terus mendorongnya. Evgenia memejamkan matanya, mendekap Matvey lebih erat lagi dan menangis sejadi-jadinya. Undangan yang teremas di tangannya pun jatuh.

"Aaahhhhhh!!!" jerit Evgenia.

Tidak kuasa melihat sang Ibu menangis, Matvey ikut menangis dalam dekapan Evgenia. Suara tangis mereka memancing Alec dan Andy datang. Mereka kaget dan bingung melihat mereka menangis sehisteris itu. Zilya mendekat, ia membungkuk untuk memegang Evgenia.

"Ev--"

"Don't touch me!" potong Evgenia menepis tangan Zilya.

"Son of a bitch! Evgenia, what's going on?" tanya Alec menghampiri.

Evgenia melepas pelukannya pada Matvey. Ia berdiri dan meminta Alec membawa Matvey keluar dari kamarnya. Evgenia juga menyuruh mereka pergi.

"Ev--"

"LEAVE ME ALONE!!!" teriak Evgenia.

Zilya mencoba untuk menenangkannya, tapi tidak bisa. Evgenia terus mendorongnya hingga ia keluar.

BRAKK!!!

Pintu tertutup dengan sangat keras. Matvey berada dalam gendongan Alec, bocah laki-laki itu masih menangis dan memukul-mukul pintu. Matvey memanggil Ibunya.

"Alec, bawa Matvey pergi. Tolong tenangkan dia," kata Zilya.

Alec mengangguk dan pergi. Zilya juga menyuruh Andy pergi. Di dalam kamar, Evgenia duduk bersandar di pintu dan menangis. Ia sampai mencengkeram kepalanya sendiri dengan kuat. Sesekali ia menjerit. Zilya yang masih di luar, memegang pintu kamarnya. Air matanya melolos.

The Darkest ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang