Austin, Texas.
Masih dalam kecemasan yang sama, Litzi duduk termangu disebuah batang pohon besar yang tergeletak di atas rumput. Ada Jelena, Alano dan Frank, pengawal yang menjaga si kembar. Jelena memetik bunga dan mengumpulkannya di dalam keranjang kecil yang ia bawa. Alano bermain dengan seekor kelinci milik Roger, pengurus rumah peninggalan orangtua Zilya Hemsey. Siang ini mereka ada di halaman samping rumah.
Alano meninggalkan kelincinya dan menghampiri Frank, "Frank, bisakah kau ambilkan pesawat mainanku di kamar?"
Frank melirik Litzi, "Nyonya Mackenzie?"
Litzi mengerjap dan menatapnya, "Ya, Frank."
"Saya ingin mengambil mainan Alano," kata Frank.
Litzi tersenyum dan mengangguk. Frank melenggang pergi. Litzi memperhatikan Alano kembali menghampiri kelincinya, lalu melirik Jelena.
"Jelena sayang, jangan terlalu jauh mengambil bunganya. Tetap di dekat, Mommy," kata Litzi.
"Yes, Mom!" sahut Jelena.
Pikiran Litzi kembali hanyut dalam sosok Yvette Hemsey, ia juga memikirkan Evgenia putrinya. Ternyata ia melahirkan anak yang membawa takdir sepahit itu. Litzi sebagai seorang Ibu, merasa sangat cemas dan takut. Kata-kata Addof Englberht terus saja memutari otaknya.
"Kau tidak perlu bersedih, Nn. Hemsey. Sementara beristirahatlah. Selanjutnya, kau akan terlahir kembali. Terlahir bersama kehancuran."
Uh, seakan-akan ada yang menusuk-nusuk otaknya. Alano terkejut saat tiba-tiba saja kelincinya melompat, ia memandangi kelinci itu pergi menjauh darinya. Kelinci putih itu pergi ke arah jalanan dan berhenti di dekat kaki seorang wanita. Wanita itu berdiri di sisi badan mobil dan mengangkat kelincinya. Wanita itu tersenyum padanya dan menyuruh Alano mengambil kelincinya.
Frank menekuk lututnya dan membungkuk di samping ranjang tidur. Ia mengulurkan tangannya ke kolong kasur untuk menggapai mainan pesawat yang diinginkan Alano. Ia berhasil mendapatkan remot kontrolnya, kemudian pesawat mainannya.
Lamunan Litzi buyar, ia tidak melihat Alano diposisi sebelumnya. Ia melirik ke arah Jelena, mengira Alano bersama Jelena. Tapi tidak, Jelena asyik memetik bunga sendirian. Litzi berdiri dan mengedarkan pandangannya.
"Alano!" panggil Litzi, "Alano!"
Frank terkejut saat turun dari lantai atas bertemu dengan Rex dan Zilya di samping Rex, tampak Zilya memegang sebuah kotak musik.
"Frank, buru-buru sekali," kata Rex.
Frank tersenyum, "Alano pasti sudah sangat menunggu mainan kesayangannya ini, Tuan."
"Dia masih bermain di luar rupanya," gumam Rex.
"Alano! Alano!!"
Mereka bertiga mendengar suara Litzi yang memanggil-manggil nama Alano. Rex bergegas keluar di ikuti Frank, Zilya menaruh kotak musik di atas meja dan menyusul. Jelena berlari menghampiri Ibunya sampai menjatuhkan keranjangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Darkest Reincarnation
Misteri / ThrillerEvgenia tidak bisa melihat orang-orang yang tidak bersalah terluka bahkan tewas. Gadis cantik itu harus menerima kenyataan bahwa ia terlahir berbeda. Evgenia inginkan kehidupan yang normal, tanpa merasakan rasanya menjadi reinkarnasi. Melihat banyak...