- PART 18 | a Squeezed Heart

27.6K 3.1K 399
                                    

Los Angeles, California.

     Zilya membuka pintu apartemennya dengan sebuah card

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zilya membuka pintu apartemennya dengan sebuah card. Dia masuk seraya melepas sweater-nya, ia melemparnya ke sofa dan mengambil sebotol air dingin di dalam kulkas. Ia meneguknya dan duduk bersandar di sofa. Ia menghela nafas panjang, tubuhnya terasa sangat pegal.

Ia melirik ke jendela, langit di luar sana pekat sekali malam ini. Tidak terlihat hadirnya bulan. Kemudian pandangan matanya tertuju pada bingkai foto di atas meja. Fotonya bersama Andreas, Evgenia dan Matvey. Zilya meraih fotonya dan menatapnya.

Senyumnya terutas. "Kita benar-benar seperti keluarga ya? Lihatlah kita semua tersenyum di sana."

Ia menghela nafas. Teringat hari-hari sibuknya bersama mereka. Melakukan banyak hal bersama. Salah satu yang membuatnya sangat terkesan adalah mengawal Evgenia dan Matvey. Zilya merasa seperti malaikat pelindung mereka, kebanggaan tersendiri untuknya.

Tetapi kini berubah. Segalanya tak lagi sama. Zilya merasa sangat asing dengan hidupnya sekarang. Hubungan Andreas dan Evgenia berada di ambang kehancuran, dan Zilya telah melakukan kesalahan hingga Evgenia kecewa padanya. Di apartemen ini, Zilya tinggal sendirian.

Selama ini Zilya hidup sebatang kara, tapi fakta itu menepis setelah ia bergabung bersama keluarga Mackenzie. Semua keluarga Mackenzie menerimanya dengan kasih sayang, tidak sedikitpun membedakannya. Teruntuk Rex dan Litzi yang menganggapnya seperti anak sendiri. Keluarga Mackenzie yang telah menunjang hidupnya, hingga ia bisa kuliah dan bekerja dengan gaji yang lebih dari cukup. Tapi sekarang, ia merasa sangat asing.

Begini rasanya hidup sendirian. Membuka lebar-lebar jika aku memang sebatang kara, batin Zilya.

CRACKK! CRACKK!!!

Suara barusan menyentak jantung Zilya. Pandangannya tertuju ke langit-langit kamar. Ia menunggu selama beberapa detik, tidak terdengar suara itu lagi. Suaranya seperti seseorang berjalan atau menyeret sebuah benda.

CRACKK!!

Suaranya muncul lagi. Zilya mengernyit dan berdiri, ia menaruh bingkai fotonya di atas meja.

CRACKK, CRACKK! CRACKK!!

Kali ini suaranya cepat. Zilya merasa ada yang sangat aneh. Ia mengusap tengkuknya, tubuhnya terasa panas sekali. Zilya mengambil ponselnya dan membuka aplikasi perekam, ia menunggu suara itu muncul lagi.

KREKK!!!

Zilya menoleh ke lorong di sisi kanannya, lorong menuju kamar tidurnya. Ia pergi ke sana dan melihat pintunya terbuka. Ia ingat jelas pintunya selalu terutup.

CRACKK!!!

Suara di langit-langit apartemennya kembali muncul. Zilya merasa jantungnya berpacu cepat, tapi ia memberanikan diri untuk mengikuti suaranya. Suaranya sampai ke ruang tengah, tempat sebelumnya Zilya mendengar suara misterius itu. Zilya menghentikan rekaman suaranya dan bergegas menelepon cleaning service.

The Darkest ReincarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang