GEGAR 47 - Ulangan Biologi

2.2K 89 2
                                    

SELAMAT MEMBACA GAR & GERARD BAGIAN "Ulangan Biologi"

J A N G A N    S I D E R S

SORRY FOR TYPO AND HOPE YOU LIKE THIS PART GUYS

↔↔↔

'Cuma lo yang bisa gue bahagia dan kacau dalam waktu yang sama'

GERARD

↔↔↔

Bel istirahat berbunyi, suasana kelas yang awalnya tenang dan kondusif pun berubah menjadi gaduh.

Guru - guru pun mengakhiri materi mereka dan melangkah meninggalkan kelas, tak lama kemudian siswa - siswi berhamburan keluar kelas. Kebanyakan dari mereka berjalan menuju kantin.

"Argh sial! Mau nyontek Paula, tapi dianya gak bisa apa - apa" ucap Ben frustasi.

"Makanya jangan suka ngandalin orang lain kalau ulangan" tegur Vero.

Ben membalasnya dengan dengusan keras.

"Gimana ulangan lo Gar?" tanya Nico.

"Ya gimana lagi Nic, gue jawab asal aja. Kemarin gue kelupaan buat belajar gara - gara keingat sama kak Vale yang mau pergi ke London" jawab Gar murung.

"Yah, sorry ya gue gak bisa bantu lo" sesal Nico.

"Yang salah itu gue Nic, seharusnya gue belajar dan gak teledor kayak kemarin. Gue yakin deh kalau bakal remidi di hari Jum'at" jawab Gar lelah.

"Jangan pesimis dulu dong Gar, lo harus yakin sama diri lo" ucap Vero.

"Ehm" deham seseorang memecah obrolan mereka, keempat remaja itu langsung menoleh ke sumber suara.

Dilihatnya cowok berambut cokelat terang itu sedang berdiri dengan gaya coolnya, kedua tangannya dia masukkan ke saku celananya.

"Ayo" ajak Gerard, dagunya ia arahkan ke pintu keluar kelas.

"Gue duluan ya guys, bye" pamit Gar.
Gar menarik tangan Gerard untuk keluar kelas, sementara itu ketiga cowok itu masih terpaku ditempatnya.

'Songong' begitulah kira - kira isi pikiran mereka bertiga.

"Heran, kok Gar betah ya pacaran sama cowok modelan Gerard yang gak ada manis - manisnya" ucap Ben sambil menggeleng - gelengkan kepalanya.

"Kata siapa? Gue pernah lihat tuh mereka jalan ke pasar malam, terus gak sengaja lihat mereka diner berdua, menurut gue Gerard gak buruk - buruk amat buat Gar" jawab Vero acuh tak acuh.

________

"Gerard, kok langitnya mendung terus ya?" tanya Gar sambil memandangi langit - langit yang diselimuti awan kelabu.

Kini mereka berdua berniat menuju kantin, kedua tangan mereka saling berkaitan dan enggan terlepas.

"Cukup langit aja yang mendung, asal jangan wajah lo. Gue suka senyuman lo, gue gak suka lihat lo murung" jawab Gerard.

Gar memukul lengan Gerard, "makin hari lo makin absurd tahu gak" ucap Gar sambil tertawa geli.

Mereka berdua tertawa renyah, bahkan beberapa siswa yang menyaksikan pemandangan itu menjadi iri karena kebersamaan mereka.

GAR and GERARD ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang