LISA POV.
Aku menyetir mobil milik kami berdua menuju tempat yang kami pun masih belum tahu akan kemana. Aku melihat kearah Jennie yang diam tanpa sedikitpun berkata. Dia banyak melamun dan wajahnya tampak pucat dan sangat murung.
" Kau baik baik saja ? ". Tanyaku pada Jennie.
Jennie tersadar dari lamunannya dan melihat ke arahku. Ia tampak memperhatikan gaya setirku dan menghela nafasnya dengan kasar.
" Kenapa kau menyetir dengan sebelah tangan ? ". Tanyanya dingin.
" Apa ? Owh... I... Itu karna luka ku masih belum kering sayang ". Jawabku gugup melihat wajahnya.
Jennie memutarkan bola matanya, seolah sedang kesal, tapi aku tak tahu dia kesal gara gara apa, Apa dia memang kesal atau apapun aku masih tidak mengerti.
" Hentikan mobilnya !! ". Tegasnya dengan dingin.
" What... Kenapa sayang ? ". Tanyaku.
" Hentikan mobilnya !!!!! ". Bentak nya.
Dia baru saja membentak ku. Waw aku sangat terkejut dengan gaya bahasanya padaku. Tanpa menambahkan argumen aku menepi kan mobil yang ku kendarai dan menghentikan nya.
" Tukar posisi aku yang menyetir ". Seru Jennie sambil membuka sabuk pengaman nya.
" Sayang... Biar aku saja yang menyetir, aku kira kau kenapa ingin memberhentikan mobil hehe.. tenang saja aku masih bisa menyetir kau istirahat saja ya ". Kataku sambil tertawa kecil.
" Apa menurut mu ini lucu ??? ". Serius nya sambil matanya mulai memerah dan berkaca kaca.
Aku kaget melihat ekspresi nya yang tidak biasa itu.
" Euhmm...... !!! ". Kataku sedikit gugup karna kaget dengan keadaannya.
" Apa menurut mu ini lucu ???? Jawab ??? ". Tanyanya marah padaku.
" Sayang... Maafkan aku, aku tak bermaksud... ". Jawabku.
Belum selesai aku berkata Jennie langsung memotong perkataan ku.
" Kau tahu perasaanku melihat kau tersiksa Seperti ini ???? Menurut mu ini lucu ??? Apa kau tahu perasaanku sekarang ??? Aku takut Lisa... Aku takut !!!! Aku takut dengan semua yang menimpa kita, aku takut dengan penjahat itu, aku takut kita celaka, aku takut sesuatu terjadi padaku dan aku paling takut kau mati dan meninggalkan ku!!!! ". Katanya marah sambil menangis.
Aku terdiam dan menundukkan kepalaku, aku tidak bisa berkata apapun.
" Kau pikir aku sanggup melihat kau seperti kemarin ??? Kau berusaha menahan sakit yang hampir mematikan mu. Bagaimana perasaan mu jika aku mengorek luka tembakan ku sendiri dan hampir mati karna kesakitan dan karna hampir kehabisan darah didepan matamu sendiri ??? Apa kau sanggup ??? Aku manusia Lisa, aku perempuan ! Aku adalah perempuan yang mencintai mu !!!! Kau pikir perasaan khawatir ku ini hanyalah lelucon ???? ". Jennie marah besar dengan tangisan yang membasahi pipinya.
Aku masih menunduk karna aku tahu apa yang dia khawatir kan, aku tahu aku salah.. tapi aku tak tahu harus berkata apa, situasinya memang menuntut ku untuk melakukannya. Terang saja.. siapa yang mau mengorek luka tembak dan mengeluarkan peluru juga menjahit nya sendiri tanpa obat bius, aku sendiri pada saat itu seolah akan mati.
" Aku tak sanggup dengan semua ini Lisa !!! Kau tahu seberapa takutnya aku ??? ". Tanyanya lagi dengan marah.
" Maaf... ! ". Kataku dengan nada yang sangat pelan. Hanya itu yang bisa aku katakan padanya.
" Kenapa kau selalu meminta maaf untuk kesalahan yang tidak pernah kau lakukan !!!! Aku tahu kau selalu memastikan aku baik baik saja dan bahagia selalu, aku sangat berterimakasih padamu ! Thanks God I have Lisa in my life, sekarang aku bertanya padamu, apakah aku hanya perempuan tak berguna yang hanya bersembunyi di balik dirimu, yang bahkan ketika aku ingin membantu menyetir karna kau terluka pun aku tak bisa ????? Apa artinya aku Lisa, jika segala sesuatu harus selalu kau yang melakukan nya dan harus selalu kau yang memastikan semua baik baik saja ? Bahkan kenapa harus selalu kau yang terluka ". Marah Jennie.
![](https://img.wattpad.com/cover/202198295-288-k47092.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SAVIOUR (JENLISA) Complete
FanfictionLisa adalah anak dari seorang agen rahasia yang terhebat sekaligus pembunuh rahasia milik negara bernama Marco Bruschweiler. Lisa manoban adalah anak satu satunya dan hidup sendirian tanpa tau ibunya siapa, ayahnya seperti hantu. mereka berkomunikas...