2. Sekolah

25.3K 1.4K 3
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul 05.30 wib. Ana sudah Selesai menunaikan ibadah nya dan sekrang ana sudah siap dengan seragam sekolah milik nya. Setelah semua siap ana mendorong kursi roda nya menuju meja makan.

"Bunda sini biar ana bantu" ucap ana dan menghampiri bunda rara.

"Tidak perlu ini sudah selesai lebih baik kamu panggilkan anak anak yg di lantai bawah dan bunda yg di lantai atas okeee" titah bunda dan di setujui oleh ana.

Ana pun membangunkan kamar yg minimal berisi 4 orang karna setiap kamar di berikan kasur 2 yg bertingkat. Jadi mereka bisa menepati masing masing 1 kasur ada yg di atas dan ada juga yg di bawah. Mereka juga ada 1 kamar mandi jadi  berganti gantian. 2 meja belajar,2 lemari dan 2 kipas angin.

Hanya kamar ana lah yg di berikan 1 kasur bertingkat tetapi itu dulu saat ia masih sekamar oleh natasha atau biasa ana panggil caca. Dan sekarang kasur nya hanya ada 1 yg pas untuk dirinya sendiri. Di tambah dengan 1 lemari, 1 meja belajar dan 1 kipas angin.Bunda sengaja memberikan ana kamar yg privasi. Karna ia sangat menyayangi ana sebagai putri nya. Di tambah lg dengan penyakit nya jadilah bunda memeberikan kamar privasi. Anak anak panti pun tidak keberatan karna mereka semua menyayangi ana sebagai kaka nya.

Setelah semua nya di panggil ana pun kembali menuju dapur bersamaan dengan bunda yg turun dari tangga.

"Sudah di panggilankan? Dan apakah ada yg belum bangun di jam segini?" Tanya bunda.

"Sudah ana panggilkan bun. Dan mereka seperti nya ada yg abis mandi dan sholat" jawab ana seadanya.

"Ya sudah lebih baik kmu sarapan terlebih dahulu nanti jam 6 pasti raka akan menjemputmu" suruh bunda yg di angguki ana. Memang raka akan selalu menjemput nya jam 6 atau nggak jam 6 lewat berapa menit. Karna itu permintaan ana, raka si oke oke saja oleh permintaan kaka nya tersebut karna raka tau ana pasti tidak ingin menjadi pusat perhatian jika datang di jam jam mepet.

Anak anak panti pun sudah datang. Sebagian ada yg memakai baju seragam. Karna bunda memang akan selalu menyekolahkan anak panti. Bunda tidak ingin anak anak disini jadi tidak tau apa apa dan menajdi bodoh. Untung nya bunda memiliki toko kue dan toko bunga jadi penghasilan nya sudah cukup untuk menyekolahkan mereka yg kurang lebih 20 orang. Di tambah lg juga dengan sumbangan sumbangan yg di berikan oleh orang orang yg berbaik hati dengan mereka. Salah satu nya orang tua angkat raka. Setiap bulan pasti orang tua angkat raka akan memberikan beberapa uang untuk anak panti.

"Selamat pagi bunda. Ka ana" sapa mereka kompak. Dan duduk di bangku untuk memakan makanan nya.

"Selamat pagi juga anak anak" jawab ana dan bunda.

Bertepatan ana sedang minum bunyi klakson mobil terdengar di luar.

"Bun ana berangkat dulu yah" pamit ana dan segera salim dengan bunda. Lalu mengambil bekal yg sudah di sediakan oleh bunda dan memutar kursi roda nya menuju pintu.

Saat sudah terbuka ana dikagetkan oleh raka yg sedang diam berdiri di depan rumah panti.

"Selamat pagi ka ana" sapa raka tersenyum cerah dengan seragam putih biru nya yg melekat di tubuh nya.

"Selamat pagi juga raka. Kamu mengagetkan kaka" balas ana dengan nada sedikit kesal. Raka pun hanya menyengir tak berdosa dan mendorong kursi roda ana menuju mobil.

Setelah menaro kursi roda di bagasi dan mereka sudah duduk manis di dalam mobil, mereka pun pergi menuju sekolah.

Setelah sampai sekolah ana~SMA Tama Internasional School. Ana pun di gendong oleh supir menuju kursi roda.

"Ka ana semangat yah kalo ada apa apa lapor sama raka" perintah raka tegas.

Mendengar nada perintah raka, ana pun terkekeh. "Gimana lapor raka kan kaka ga punya hp"

Raka pun mengambil tas yg berada di dalam mobil dan mengambil sesuatu di dalam tas nya.

"Nih buat ka ana. Ini semua nya udah raka atur ko ada pulsa nya banyak, Kuota 1 bulan dan raka isiin jadi ka ana bisa lapor ke raka tenang aja"

"Makasih raka. Tapi kaka ga butuh ini, dah ahhh ka ana masuk dulu ke dalam" saat ana ingin masuk kursi roda nya sudah di putar balik menghadap raka.

"Raka ga terima penolakan ka. Udah ini terima nanti setiap bulan raka akan isi kuota hp kaka" ucap raka menaro hp di genggaman tangan ana. Dan masuk ke mobil meninggalkan ana yg mengehela nafas gusar.

Ana pun segera masuk ke dalam sekolah yg masih sepi. Ana menggiring kursi roda nya menuju lift sekolah. Sekolah ini memang elite, apapun yg ada disini pasti ada. Kolam renang, lapangan yg besar, perpustakaan, ruang dance, ruang teater, ruang osis dan sebagainya. ana bisa masuk disini karna beasiswa. Ana sangat bersyukur bisa masuk sini karna fasilitas yg menjamin apa lg dengan kondisi nya yg seperti ini.

Ana belum tau kelas nya dimana. Jadilah ana berjalan di koridor khusus kelas 11 yg berada di lantai 3. Ana melihat lihat masing dan ia mencari nama nya berada dimana dan ternyata ana berada di kelas XI MIPA 3. Ana pun segera mencari kelas MIPA 3 dan akhirnya ana ketemu.

Setelah sampai di kelas nya ternyata masih ada beberapa murid. Ana tidak mengenalnya. Dan ana pun memutuskan mencari tempat duduk. Dan tempat ana menemukan tempat yg strategis di belakang. Ana pun mendorong kursi roda nya sendiri menuju tempat duduk nya yg berada di belakang.

Ana yg meresa bosan pun mengambil novel kesukaannya yg biasa iya bawa. Walapun sudah membaca nya berkali kali tetapi ana tidak merasa bosan dengan alur cerita tersebut.

Ana yg sedang asik membaca tersentak kaget saat ada suara dingin nan tajam di samping nya.

"Pindah" titah orang tersebut dengan aura yg mencengkeram. Ana yg mendengar suara dingin dan tajam itu pun menundukan kepalanya takut.

"Pindah" Suara orang tersebut naik satu oktaf membuat ana mendongakakan kepalanya untuk melihat wajah orang tersebut yg sudah menyuruh nya pindah. Mereka saling bertatap tapi hanya beberap detik karna ana langsung memundurkan kursi roda nya untuk mencari bangku kosong lain nya, tetapi ia tidak menemukan bangku kosong lg. Ada bangku kosong tetapi itu di depan dan ana tidak suka duduk di depan.

Bel sudah berbunyi tetapi ana masih belum mendapatkan tempat duduk yg strategis. Orang orang yg melihat ana pun hanya cuek dan menjalankan aktivitasnya masing masing.

Guru pun masuk dan melihat ana yg masih duduk di kursi roda nya.

"Loh ana kamu kenapa tidak ketempatmu?" Tanya guru tersebut.

"Ehh uhmm sa-ya blom men-dapatkan tempat bu" jawab ana gugup dan takut takut.

"Ya sudah kmu duduk di belakang dengan arthur saja" suruh guru tersebut dan mendapatkan cibiran dari murid.

"Elah bu kenapa si cacat itu si yg duduk sma arthur?"

"Mending sma saya aja bu dari pada sma si cacat"

"Sengaja tuh si cacat biar bisa duduk sma arthur"

"Najiss banget gw liat nya"

"Sudah sudah. Kalian ini apa apaan si dengan teman sendiri saja seperti itu. Sudah ana kamu duduk saja dengan arthur" ana pun memutar kursi roda nya kembali menuju tempat nya yg tadi. Setelah sudah di tempat nya ana mendapatkan tatapan tajam dari pria yg bernama arthur tersebut.

"Ya sudah perkenalkan Nama ibu, ibu sari. Ibu mengajarkan mapel kimia untuk kelas 11 jadi guru kimia kalian sekrang ibu bukan pa hans lg. Dan ibu adalah wali kelas kalian, semoga kalian bisa bekerja sma dengan ibu yah dan Jangan membuat ulah. Terutama kamu arthur, walapun kamu anak pemilik sekolah ini. Ibu tidak akan segan segan memberikan hukuman yg setimpal dengan apa yg kmu perbuat." peringat bu sari. Yg di peringati hanya diam dan acuh saja.

"Apa kamu dengar ibu arthur?" Tanya bu sari sedikit geram dengan tingkah dingin siswa nya tersebut.

"Hm" jawab arthur cuek. Bu sari pun hanya menghela nafas nya gusar. Sepertinya ia akan sering mendapatkan maslah karna murid yg satu nya ini.

Bu sari pun melanjutkan percakapannya. Seperti pembagian struktur kelas, jadwal piket dan lain sebagainya.

__________________________
__________________________

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang