6. Aneh

17.2K 1.1K 3
                                    

Pagi ini ana datang agak telat sebab semalam penyakit nya kambuh lg membuat dirinya harus menahan rasa sakit nya. Sekarang koridor sekolah sudah ramai dengan para murid murid TIS. Sepanjang ana mendorong kursi roda nya banyak yg mengejek nya.

"Kasian banget si dia dah cacat miskin lg"

"Kenapa murid cacat kaya dia bisa masuk sini sii?"

"Kampung"

"Elah pagi pagi bukan seger nih mata malah perih liat si cacat"

"Rasanya pen gw dorong aja tuh kursi roda nya"

Kurang lebih seperti itu lah ana mendengar nya. Ana hanya mendundukan kepalanya dan mendorong kursi roda nya lebih cepat menuju lift.

Namun belum sampai ia masuk lift kursi roda nya sudah ada yg mendorong nya. Membuat dirinya jatuh dari kursi roda nya. Para murid yg melihat nya bukan nya iba malah tertawa keras, membuat ana semakin malu.

"Hehhh cacat. Masih betah lo sekolah disini!" Bentak citra. Citra adalah Queen Bullying  disini. Dia kaka kelas ana yg cantik tetapi tidak alami. Muka nya penuh dengan make up dan cara pakaian pun tak patut di contoh. Baju ketat rok ketat di atas lutut lebih. Dan Rambut nya yg di ombre berwarna merah.

Ana yg di bentak pun hanya menundukan kepalanya takut. Ana sudah terbiasa dengan ini semenjak ana pertama kali masuk ke sekolah. Jadi ana tidak kaget lg mendapatkan perlakuan tersebut.

Citra mensejajarkan diri nya dengan ana yg ada di lantai. Ia menjambak rambut ana kuat membuat ana meringis kesakitan. Bahkan air mata nya sudah ingin tumpah, tetapi ana tahan. Ana tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain.

"Lo tuh harusnya tau diri dong miskin! Lo itu ga pantas sekolah di tempat elit kaya gini!" Bentak citra sekali lg. Citra pun melepaskan jambakan nya dengan kasar.

"Segini aja dulu yah cacat yg miskin nanti kita akan ketemu lg ko tenang aja" ucap citra dengan nada yg di lembut lembutkan dan menepuk pipi ana pelan.

"Jangan ada yg bantu dia. Kalo ada yg bantu kalian sasaran selanjutnya dan gw akan buat makin parah dari apa yg gw lakuin ke gadis cacat ga berguna ini!!" Triak citra kepada murid TIS. Citra pun berdiri dengan menendang kursi roda ana lalu pergi di ikuti dayang dayang nya lalu meninggalkan ana yg duduk dengan kursi roda yg terjungkal jauh cukup jauh

Ana pun menyeretkan diri nya menuju kursi roda yg terjungkal. Ana sudah terbiasa dengan ini jadi tidak sulit bagi nya.

Belum sempat ana memegang kursi roda nya sudah ada tangan besar yg membalikan kursi roda nya dengan posisi yg benar.

Ana pun mendongakan kepala nya untuk melihat siapa yg sudah melakukan hal tersebut. Sebab murid murid disini tidak mungkin membantu nya karna sudah di peringatkan oleh citra.

Saat ana melihat siapa yg sudah membantu nya dia membulat saat mata nya saling bertatapan dengan mata warna biru langit tersebut. Ntah kenapa Jantung nya berdebar tiba tiba saat melihat mata tajam berwarna biru langit tersebut.

Hal yg membuat nya semakin kaget adalah pria bermata biru langit tersebut menggendong nya dan menaru nya di kursi roda nya.

"Ya ampun kenapa dengan jantungku? Apa bermasalah lg?" Batin ana gugup.

Lamunan nya buyar saat pria bermata biru tersebut mendorong nya menuju lift sebab bel sebentar lg berbunyi.

Semua pasang mata yg melihat kejadian tersebut menahan nafas nya. Bagaimana bisa itu terjadi? Pikir mereka semua.

Saat sudah di dalam lift dengan keadaan hening di antar mereka berdua. Yah di lift ini hanya ada mereka berdua saja.

"Ma-makasih arr" Ucap ana gugup. Arthur pun hanya membalasnya dengan deheman.

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang