Arthur sedang berada di kamar nya sekrang. Sudah tengah malam tetapi arthur masih tidak bisa memejamkan mata nya. Ia sedang memikirkan ana. Setelah kejadian itu arthur tidak lg melihat ana. Dan itu membuat nya frustasi. Ia ingin melihat ana tetapi ia masih kesal jika mengingat kejadian itu.
Mungkin benar apa kata teman teman nya bahwah ia sudah tertarik oleh pesona ana. Gadis berkursi roda itu.
Sekrang ia merasakan sesuatu yg mengganjal di hatinya. Ia seperti merasakan rindu? Yah sepertinya begitu. Tidak melihat ana 3 hari lebih membuat nya sedikit rindu dengan gadis itu. Ia merindukan mata teduh nya dan senyuman manis nya.
Baiklah sepertinya ia harus menanyakan kondisi ana sekrang kepada sepupunya yg menyebalkan itu. Walpaun ia tidak melihat ana, tetepi setidaknya ia harus mengetahui keadaan gadis itu.
Arthur pun beranjak dari posisi tidur nya dan mencari handphone nya. Setelah menemukan nya, ia pun segera mencari kontak sepupunya itu. Setelah ketemu ia menekan tombol panggilan.
Panggilan pertama tidak ada jawaban.
Panggilan kedua pun tidak ada tanda tanda jawaban.
Panggilan ketiga juga sma seperti itu.
Baiklah ini yg terakhir ia akan menelpon sepupu nya itu, jika tidak ada jawaban maka ia menyerah. Lgi pula siapa yg ingin mengangkat telpon di tengah malam seperti ini?Dering ketiga tidak ada jawaban dan baiklah arthur akan menutup panggilan nya. Tetapi belum sempat ia menutup sudah ada triakan yg membuat arthur harus menjauhkan handphone nya yg berada di telinga nya.
"Siapa sii ganggu aja malem malem! Ga tau orang ngantuk apa! Tau waktu dong kalo mau telpon orang! " Omel letta.
Arthur menghela nafas mendengar triakan itu. Apa sepupunya di saat bangun dan abis bangun selalu seperti itu? Astaga padahal orang tua nya begitu lembut tpi anak nya?
"Hm" jawab arthur dengan deheman.
"Apaan sii ham hem ham hem pengen jadi nisa sabyan? Lagian ini siapa siii ga tau waktu banget nelfon malem malem" Omel letta lg.
"Melek" ujar arthur dingin. Sebenarnya ia sangat malas berbasa basi seperti ini namun ia masih bingung apa ia harus menanyai kabar ana kepada letta?
Beberapa saat kemudian triakan dari handphone arthur membuat arthur menjauhkan handphone nya lg dari telinga nya. Yg benar saja sepupu nya itu berteriak di telinga nya.
"Ya ampun arthur!" Triak letta.
"Ya ampun ini serius lo kan bukan setan di rumah lo? Gila ga percaya gw lo telpon gw apa lg di jam segini! Sumpah sumpah ini momen langka" Crocos letta membuat arthur memutar bola mata nya malas. Sepupu nya ini lebay sekali.
Jika boleh jujur memang si arthur tidak pernah menelpon letta hanya pernah sekali itu pun di suruh mommy nya untuk menanyakan adik nya yg di bawa main oleh letta.
"Ana gimana?" Tanya arthur dingin tidak membalas celotehan sepupunya itu.
"OMG lo malem malem gini telpon gw dan ganggu tidur cantik gw cuman nanyain 'ana gimana?' Astaga ga abis fikir gw sama lo arr" ucap letta di sebrang sana dengan nada tak percaya nya.
"Jawab" ujar arthur dingin malas berbasa basi. Ia sudah kesal dengan sepupunya yg bawel nya melebihi apapun. Apa susah nya hanya tinggal menjawab pertanyaanya?
"Emang sepupu kurang ajar lo! Keadaan ana udah baik baik aja. Dia sekarang udah pulang. Kondisi nya juga udah stabil, paling senin dia sekolah" jawab letta dengan nada mengantuk nya. Padahal tadi ia berteriak histeris.
![](https://img.wattpad.com/cover/209425133-288-k843418.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [END]
FanfictionAku gadis yg jauh dari kata sempurna. Aku gadis cacat yg akan sulit berjalan. Aku gadis yg hanya bisa bertahan hidup dengan segala macam obat. Aku gadis lemah yg akan selalu menjadi bahan bullyan teman temanku. Dan aku hanya gadis yg mengharapkan ke...