'Aku terlalu sadar akan siapa dirimu, dan siapa diriku!'
。。。。。。。
。。。。。。。Ana terdiam di balkon kamarnya dengan menatap bulan dan bintang walapun bintangnya tidak terlalu banyak.
Perktaan citra masih terus terngiang ngiang di kepalanya, apa ia harus menjauhi arthur? dirinya harus sadar akan siapa dirinya dan saiap arthur. Terlalu banyak perbedaan jika ia bersanding dengan arthur.
"You Are Different!"
Lg dan lg perkataan citra hinggap di telinganya, citra memang tidak melukai fisiknya. Tapi citra berhasil melukai hatinya dengan ucapannya yg tajam yg mana berhasil membuatnya sadar akan siapa dirinya.
Ana menghela nafas dengan menatap bulan yg bersinar terang. Sedikit tenang jika dirinya selalu menatap langit malam.
"Kenapa mencintai sesulit ini?" Gumam ana lirih.
Ana tersentak kaget saat ada tangan yg memegang bahunya. Dirinya menghadap ke arah ke orang tersebut yg ternyata abang tertuanya.
"Belum tidur?" Tanya justin datar namun tatapan matanya lembut membuat ana tenang.
"Belum ngantuk bang" Ucap ana dengan tersenyum.
"Mami udah sehat bang?" Tanya ana menatap justin yg duduk di ayunan yg berada di balkon kamarnya.
Justin hanya mengangguk mendengar pertanyaan adiknya. Dirinya mendorong kursi roda adiknya dengan sekali tarikan agar dekat dengannya. Menggedong ana agar duduk di sebelahnya.
"Ana boleh tidur di paha abang?" Tanya ana pelan. Justin tak menjawab namun ia melakukan apa yg adiknya inginkan walapun sedikit sulit karna ayunan yg terus bergerak.
Setelahnya ana menidurkan dirinya dengan paha abang nya yg dijadikan bantal. Ini adalah posisi ternyaman setelah pelukan.
"Abang pernah jantuh cinta?" Tanya ana melihat abang nya dari bawahnya. Justin yg mengusap rambut ana pun menatap adiknya.
"Kenapa?" Tanya justin dengan tatapan bertanya.
"Gapapa. Ana mau nanya aja" Justin pun hanya mengangguk.
"Menurut abang, cinta itu apa?" Tanya ana.
"Membosankan" Jawab justin.
"Abang serius" Ucap ana yg terdengar seprti rengekan. Justin pun mengehela nafas. Mungkin ini akan menjadi percakapan yg membuatnya harus berbicara panjang.
"Menyenangkan dan menyedihkan. Dua hal itu yg akan selalu terjadi dalam cinta kan?" Jawab justin bertanya, Ia tidak mengetahui jelas. Namun pasti setiap cinta akan ada lika liku dan fase seperti itu kan? Bahkan dirinya sendiri pun tidak pernah mencintai gadis lain selain keluarganya.
"Abang pernah jatuh cinta?" Tanya ana lg yg membuat justin menghela nafas lalu menggeleng.
"Masa sii?" Tanya ana menggoda yg membuat justin tersenyum tipis tanpa menjawab. Ana pun menekukan wajahnya saat melihat abangnya tidak mau menjawab.
"Abang kenapa ana beda?" Ana bergumam pelan dengan menatap bulan. Justin yg masih mendengar gumaman adiknya pun menatap sang adik.
![](https://img.wattpad.com/cover/209425133-288-k843418.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [END]
FanfictionAku gadis yg jauh dari kata sempurna. Aku gadis cacat yg akan sulit berjalan. Aku gadis yg hanya bisa bertahan hidup dengan segala macam obat. Aku gadis lemah yg akan selalu menjadi bahan bullyan teman temanku. Dan aku hanya gadis yg mengharapkan ke...