42. Kejutan!

14.5K 934 20
                                    

'Terlalu berpusat kepada kebahagiaan sampai melupakan badai yg akan datang'

。。。。。。
。。。。。。

Setelah pulang, saat ini ana sedang berada di halaman rumahnya. Menatap halaman luas yg di isi dengan bunga bunga yg katanya milik maminya. Ahhh membicarakan maminya, ana jdi merindukannya. Sudah lama ia tidak bertemu dengan maminya itu.

Menghela nafas, ana menarik tuas yg ada di kursi roda nya agar bisa berjalan menuju bunga yg sedari tdi menarik perhatiaannya. Ternyata membosankan jika berada di runah besar ini.

Hari semakin sore, hari ini ia di liburkan untuk melakukan kemoterapi untuk kakinya. Ia cukup lelah. Semua orng yg berada di rumah sibuk dengan urusan mereka masing masing. Bahkan alatha belum juga pulang. Abang nya justin akan pulang beberapa jam lg.

"Bosen banget" Keluhnya dengan melihat lihat bunga daisy. Ada banyak bunga yg tertanam disini ternyata. Sudah hampir sebulan tinggal di rumah nya masih membuatnya terkadang lupa letak letak rumah nya sendiri karna terlalu besar.

"Kalo di panti pasti rame jdi nya ga bosen gini" Ucap nya lg dan lg. Memetik bunga daisy tersebut dengan senyuman nya. Ia menyukai arti bunga daisy. Ketulusan.

Ana tersentak kaget saat bunga daisy lain nya ada di hadapannya. Ana menoleh dan mendapatkan arthur yg hanya memasang wajah datar seperti biasa.

"Kamu kagetin aku tau" Kesal ana kesal dengan wajah cemberutnya. Menggemaskan menurut arthur saat ekspresi ana seperti ini.

Ana mengambil bunga daisy pemberian arthur lalu mengucapkan terima kasih. Arthur mengacak rambut ana dengan mendorong kursi roda ana menuju bangku taman.

"Bosen?" Tanya arthur setelah duduk di samping di bangku taman belakang rumah ana. Ana mengangguk dengan wajah cemberut nya.

Arthur mengeluarkan handphone nya dengan mengetikan beberapa kata setelah sudah terkirim arthur memasuki handphone nya kembali ke saku jaket nya.

"Udah makan? minum obat?" Tanya arthur yg di jawab anggukan lucu dari ana. Arthur menghela nafas. Sebenarnya ia pun sama bosan nya, namun ia tidak tau harus melakukan apa.

"Kita nonton film" Ajak arthur yg di angguki antusia oleh ana. Arthur pun mendorong kursi roda ana masuk kedalam.

"Ayo ayo aku juga penasaran sma film film" Ucap ana antusias.

"Emang kita mau nonton apa?" Tanya ana saat sudah duduk manis di sofa setelah digendong oleh arthur.

Arthur hanya diam dan mengambil remot. Ana memperhatikan arthur yg sedang serius mengatur ngatur canel yg ada di televisi besar tersebut.

Perhatian ana teralihkan saat dua orang pelayan menata beberapa cemilan dan minuman. Mata nya berbinar saat adanya ice cream.

"Terima kasih bibi" Ucap ana senang, lalu berusaha menggapai ice cream yg sedikit jauh dari nya. Belum sempat menyentuh ice cream nya, sudah ada tangan lg yg mengambilnya.

Ana melihat ke arah arthur yg memberikannya ice cream dengan wajah datarnya. Lama lama ana bosan melihat wajah arthur yg selalu tidak berekspresi. Untung saja tampan. Ehhh?

"Minta tolong" Sindir arthur, Ana pun menyengir tak berdosa mendengar sindiran arthur.

"Terima kasih. Lg juga aku mau minta tolong tpi kmu lg ngatur buat kita nonton, jdi aku ga mau ganggu" Ucap ana dengan memakan ice cream nya. Tatapan nya lalu melihat ke arah televisi yg menampilkan beberapa film.

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang