9.Kambuh

19.8K 1.1K 8
                                    

Sekrang ana sedang menunggu jemputan. Ana bisa tau pa rudi akan menjemputnya karna tadi pa rudi kesini. Soal yg tidak menjemput ana pun ternyata pa rudi bilang ban mobil bocor dan akhirnya pa rudi menunggu mobil di bengkel selama 1 jam setengah dan saat ke Sekolah ana, sekolah sudah sangat sepi hanya tinggal penjaga sekolah. Akhirnya pa rudi pun memutuskan ke tempat kerja ana dan mengatakan segala hal yg membuat nya telat menjemput ana.

Setelah lama menunggu akhir nya pa rudi pun datang dan segera menggendong ana menuju mobil dan manaru kursi roda ana ke dalam bagasi.

Setelah sampai di panti ana pun di turunkan di kursi roda nya. Namun seperti nya ada yg berbeda dari rumah panti. Ini terlihat ramai karna ada mobil di sekitar halaman panti.

"Pa ko kayanya rame yah di dalam" tanya ana melihat ke arah pa rudi yg sedang menutup bagasi.

"Owh itu pada ngumpul non. Ada den raka, nyonya sma tuan juga di dalam. Soalnya tadi saya sempat mengantar den raka" jawab pa rudi dan mendorong kursi roda ana menuju ke dalam.

"Owh gtu yaudh deh yuuu, bapak juga masuk yah ana ga terima penolakan" ucap ana dengan bersekap dada.

Pa rudi pun terkekeh melihat tingkah ana "Memang nya kapan bapak nolak perintah non ana?" Jawab pak rudi dengan kekehan nya. Memang pa rudi tidak pernah menolak perintah ana. Bahkan jika ada acara kumpul seperti ini, pasti pa rudi ikut karna di ajak oleh majikan nya. Pak rudi sangat bersyukur memiliki majikan yg baik hati.

"Ehhh iya ya" gumam ana dengan mengetuk jari telunjuk nya ke dagu.

Mereka pun masuk ke dalam. Dan benar saja di dalam sudah ramai dengan ada orang tua angkat raka dan caca. Jangan lupakan raka dan caca yg entah sedang apa. Tetapi sepertinya sedang berdebat. Terlihat dari muka caca yg sepertinya menahan amarah.

"Assalamualaikum ana pulang" salam ana dan menyalimi semua orang tua yg ada.

"Wa'alaikumSallam" jawab semua nya.

Raka dan caca yg melihat ana langsung lari ke ana yg sedang mengobrol dengan tante maya~orang tua angkat caca. Yah setelah kejadian kecelakaan yg menimpa ana. Maya pun mengadopsi caca karna menyukai sikap caca yg menggemaskan.

"Ana caca sama raka masih tinggian caca kan?" Tanya caca dengan berdiri di depan ana yg membuat ana mendongkangkan kepalanya lalu memundurkan kursi roda nya agar melihat tinggi caca dan raka.

"Jelas tinggiin aku kan ka?" Ucap raka tak mau kalah.

"Ishhh raka masih kecil jadi pasti tinggian caca lah" ucap caca dengan ketus.

"Aku tuh udah kelas 9 dan sebentar lg aku bakal masuk SMA jadi aku udah gede tauu" bantah raka menghadap ke arah caca dengan bersekap dada.

Caca pun berbalik dan menaru tangan nya ke pinggang nya dengan gaya angkuh nya. "Alah raka tuh masih SMP berati raka belum besar"

"Aku masih SMP tpi badan nya kelihatan anak SMA lah caca apa? Tinggi caca aja sekuping aku berati siapa yg masih kecil? Katanya udah SMA tapi masih kecil aja" Jawab raka mengejek membuat caca semakin kesal. Memang jika berhadapan dengan caca, raka tidak akan pernah sopan. Contohnya memanggil caca saja dengan sebutan nama tanpa embel embel 'kak' tpi bukan berati raka tak menghormati caca dan tak sayang caca. Raka tetap sayang kepada caca walapun tidak terlalu menunjukan.

"Bodo amat intinya aku udah gede dan raka masih kecil wlek" ledek caca mejulurkan lidah nya untuk meledek raka.

Raka pun hanya mendengus melihat caca yg tak mau kalah sejak kecil. Raka kira setelah sekian lama tidak bertemu caca akan membuat caca menjadi gadis yg tidak menyebalkan dan tidak keras kepala tetapi ini malah bertambah.

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang