12.Menjenguk

16.5K 1.1K 7
                                    

Hari semakin siang, ana sudah sangat bosan berada di ruangan ini. Sejak alatha pergi ia hanya diam dan menonton siaran televisi yg ada di ruangan nya. Ana melihat jam yg ada di dinding, jam sudah menunjukan jam pulang sekolah. Baik ana akan menunggu sedikit lg. Karna ia yakin sahabat sahabat nya itu akan segeta datang.

Jika menanyakan bunda dimana, skrng bunda sedang berada di toko untuk mrngecek. Perawat mita yg memberitahuinya, sebab jika ada apa apa di rumah sakit pasti perawat mita yg memberitu.

Lama ana menunggu akhirnya pintu pun ada yg membukanya. Menampilkan Caca dan Letta dengan seragan yg masih lekat di tubuhnya.

"ANAAA!!" Triak Letta dan caca menghampiri ana.

"Asataga. Jangan triak triak. ini rumah sakit letta, caca" ujar ana kaget yg di jawab cengar cengir oleh kedua sahabat nya.

"Gimana keadaan ana?" Tanya caca.

"Sudah lebih baik ca" Jawab ana tersnyum manis.

Mereka berbincang bincang dan bercerita satu sama lain. Caca yg bercerita tentang hidup nya di negri orang. Letta yg sedang mengakrabkan diri lebih jauh dengan menceritakan kehidupan nya. Ana yg menjadi pendengar yg baik buat kedua sahabatnya dan sekelali tertawa dengan cerita caca dan Letta.

Pintu ruangan terbuka. Menampilkan wajah dingin arthur. Yg asal menyelonong masuk dan memberikan kue keju yg sempat ia beli ke arah ana. Tadi wahyu sudah memberitahukan nya saat jam pulang sekolah dimana ana di rawat. dan saat arthur tau, ia segera menuju rumah sakit. namun saat di tengah jalan ia melihat toko kue dan langsung saja ia mampir terlebih dahalu.

"Nih" Ujarnya memberikan kue keju ke arah ana. Setelah ana mengambil nya arthur pun duduk di sofa.

"Ehhh ehhh ehhh manusia kutub kesini. Ada badai apa nihh" sindir letta kepada sepupunya itu. Arthur pun hanya memutar bola mata nya malas mendengar sindiran sepupunya tersebut.

"Ehh kutub. Ngapain lo kesini" Ujar letta menghampiri sepupunya dan duduk di sebelahnya. Arthur hanya melirik saja dan mengambil handphone nya di saku. lalu sibuk dengan handphone nya.

"Na, kayanya ada yg suka deh sma lo" sindir letta melirik arthur.

"Na, kayanya ada yg di kacangin dehh" Sindir caca melirik letta yg di jawab pelototan oleh letta. Sedangkan caca dan ana teekekeh geli melihat letta yg cemberut.

"Na, ko gua tergoda yah sma itu" Lirik caca ke arah box kue.

"Caca mau? nih makan" ujar ana dan memberikan box kue ke arah caca.

"Asikk makan makan" ujar caca girang dan membuka kue box nya.

"Wahhh kue kejuu Naa. Ana masih suka kue keju kann?" ucap caca yg di bals anggukan semangat oleh ana.

Ana dan caca pun memakan kue tersbut dengan semangat. melupakan letta yg menatap nya tajam dengan muka cemberut.

"Aletta Sahabat yg terlupakan" sindir letta dramatis. arthur yg mendengarnya merasa geli dengan sepupunya. Dramatis sekali sepupunya ini.

Ana dan caca yg mendengar sindiran letta pun tertawa.

"Sini letta kita makan. Arthur juga kalo mau makan bareng sini" tawar ana. Letta yg mendengarnya pun langsung bangkit dri tempat duduk nya dan segara ke arah ana.

Arthur? ia hanya diam saja sambil memainkan handphone nya. sesekali melirik ketiga cewe yg sedang asik dengan kue yg ia bawa. namun ia lebih fokus menatap ana. Ana yg merasakan ada yg melihat nya pun menatap sekitar dan mata nya bertubrukan dengan arthur yg sedang manatapnya. Hanya beberaoa detik saja mereka bertatapan setelah nya ana memutuskan kontaknya.

Sedang asik asiknya tiba tiba pintu terbuka. menampilkan raka yg sedang tersenyum lebar.

"Ehhh ada anak kecill dateng" Ucap caca dengan nada mengejek.

"Ehhh ada anak SMA tpi badan kecil" Ucap raka balik. Caca yg mendengarnya pun menatap raka tajam yg malah di balas senyuman mengejek dri raka. Raka pun duduk di dekat arthur.

"Hehh siapa yg lo maksud" Ucap caca tajam sambil berkacak pinggang melupakan kue kesukaanya.

"Uhmm kira kira yg lg pake baju SMA trs yg paling kecil siapa ya?" Tanya raka pura pura tak tau dengan wajah berpikir nya.

Caca yg mendengar nya pun semakin menatapnya tajam. Sudah jelas raka menyindirnya Disini yg memakai baju seragam hanya dirinya, letta dab juga arthur. Dan tidak mungkin raka menyindir letta dan arthur. Kenal juga tidak.

"Hehh lo bocah. Jangan nyolot yahh. Ga usah nyindir nyindir juga deh lo" ucap caca galak. Raka yg ingin membalsnya lun terhenti saat ana memberinya peringatan.

"Caca. Udah udah jangan begitu sama raka. kalian ini yah tiap ketemu berantem ga ketemu kangen" Ucap ana dengan nada heran dan lembutnya.

Arthur yg sejak tadi menyimaknya pun menatap ke arah ana yg sedang geleng geleng kepala. Menggemaskan pikir arthur.

Letta hanya diam melihat keduanya dan kembali memakan kue keju.

"Raka sini. kaka mau kenalin raka sma temen kaka" Ucap ana dan di angguki raka. lalu menghampiri ana.

"Awas awas" Ucap raka mengusir caca yg sudah kembali duduk dengan wajah cemberutnya. caca yg mendegar nada pengusiran raka pun mebulatkan matanya. berani sekali bocah satu ini terhadap dirinya. Baru ingin membalas ucapan raka tetapi ana sudah memotongnya.

"Caca ngalah dulu yah" ucap ana dengan nada lembutnya dan mau tak mau caca menurutinya. Mana bisa caca menolak ana.

"Kenalin temen kaka yg ini. Namanya aletta, kamu bisa panggil Ka Letta. Ka Letta ini temen sekalas kaka" Ucap ana memperkenalkan letta.

"Raka ka"Salam raka dan menjulurkan tangan nya untuk berkenalan kepada letta. letta pun membalas nya uluran tangan nya.

"Aletta" Jawab letta dengan senyum manis nya.

"Nahh yg lg diem aja sambil main hp itu. namanya arthur. Dia temen sekelas kaka juga." Ucap ana.

Arthur yg mendengar namanya di sebut pun mengalihkan tatapan nya kepada ana. lalu kembali sibuk pada handphone nya.

Raka melihat ke arah cowo tersebut. Mata nya membulat saat menemukan ketua geng yg terkenal berada disini.

"Loh itu kan bang arthur ketua geng Garaga?" Tanya raka syok dan mengahampiri arthur. Arthur hanya meliriknya saja.

"Wahh saya ga nyangka bakal ketemu abang disini" Ucap raka dan duduk di sebalah arthur.

"Kamu kenal arthur raka?" tanya ana bingung.

"Siapa si ka yg ga kenal bang arthur di Jakarta ini? Semuanya juga tau ka, bang arthur itu siapa" Ucap raka. Ana hanya melihatnya heran dan menggedikan bahu nya tak tau. lalu kembali memakan kue keju di ikutin caca dan letta. Mereka tidak ingin ikut campur urusan para cowo.

Arthur lg lg hanya melirik raka saja. Kenapa beda sekali bocah ini saat berbicara. Saat dengan ana dia lembut tetapi saat dengan dirinya ada nada tegasnya sedikit. yg pasti arthur bisa membedakan intonasi suara raka terhadap dirinya dan juga ana.

"Raka Bang" ucap raka memperkenalkan diri. Hanya di balas deheman saja oleh arthur.

Raka hanya diam mendapat jawaban singkat dri arthur. Benar kata teman nya bahwa arthur sangatlah dingin. liat saja muka nya yg data saat bermain handphone. jawaban yg singkat saat orang berbicara.

Raka pun menccoba mengakrabkan diri dengan arthur walapun harus menahan kesal karna di jawab singkat singakt.

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang