Bel sudah berbunyi sejak 5 menit yg lalu tetapi ana masih di dalam kelas. Ana sengaja pulang yg paling akhir karna ana tidak ingin menjadi pusat perhatian.
Kelas pun hanya ada beberapa orang itu pun yg sedang piket dan di tambah lg dengan aletta. Ia sengaja menunggu ana sebab ia ingin mengetahui rumah nya padahal ana sudah mengatakan bahwa ana tidak langsung pulang ke panti melainkan ana harus bekerja terlebih dahulu.
Yah ana sudah mengatakan bahwa ana tidak tinggal di rumah seperti kebanyakan orang melainkan ana tinggal di Panti Asuhan Harapan. Dan ana juga mengatakan kepada letta bahwa ana bekerja di sebuah toko bunga.
Sebenarnya dulu ana bekerja di caffe milik orang tua angkat raka tetapi ana berhenti kerja karna makin lama ana makin sulit mengantarkan makanan kepada pelanggan karna kondisi kaki nya. Namun tidak lama lg ana mendapatkan pekerjaan di toko buka punya teman bunda. Walapun bunda memiliki caffe dan toko bunga ia tetap tidak mau bekerja di tempat bunda sebab itu sama saja bohong. Ana bekerja di tempat bunda dan hasil sebagian nya akan ana berikan ke bunda juga. Ana bekerja di toko bunga milik teman bunda nya itu pun masih baru, perkiraan baru seminggu ana bekerja di situ.
"Na ini udah sepi hayu kita ke kerjaan lo, gw pengen liat bunga bunga di sana nih" ucap letta tak sabaran.
"Iya iya hayu kita berangkat" ana pun mendorong kursi roda tetapi tertahan karna letta sudah menggantikannya untuk mendorong kursi roda nya. Dan mereka pun menuju lift sekolah.
Setelah sampai di parkiran. Ana sudah melihat supir nya raka yg berada di gerbang sekolahnya.
"Kita ke sana" tunjuk ana kepada supir yg sedang bersandar di mobil sambil memakan gorengan.
Letta pun hanya mengangguki kepalanya dan menggiring kursi roda ana kepada arah tunjuk ana. Letta sudah menghubungi supir nya untuk tidak menjemputnya sebab ia masih ingin bermain bersama ana.
Setelah sampai di dekat mobil. Sang supir pun menggendong ana menuju kursi belakang mobil dan menaro kursi roda ana di bagasi. Letta pun masuk ke dalam mobil dan duduk di samping ana.
"Raka nya mana pak?" Tanya ana saat tidak menemukan raka di dalam mobil.
"Den raka sedang ada les non, tadi saya sudah mengantarkan nya ke tempat les. jadi saya di suruh langsung jemput non ana sma den raka" jelas supir yg bernama rudi. Ana pun hanya menganggukan sambil ber'oh' ria. Sebenarnya ana tidak suka di panggil non seperti itu tapi yah pa rudi selalu mengatakan tidak enak. Padahal ana sudah bilang tidak apa. Pa rudi pun menyalakan mesin mobil nya.
"Pa ke tempat kerja ana dulu yah" pinta ana sebelum mobil berjalan membelah jalanan kota jakarta.
"Raka siapa na?" Tanya letta yg sedari tadi menyimak.
"Dia tuh anak panti juga tpi udah di adopsi sekrang. Dan orang tua angkat raka itu orang yg mampu makanya dia selalu bantuin anak panti lain nya, contoh nya aja aku. Orang tua angkat raka dengan berbaik hati menyuruh supir untuk mengantar jemput aku kemana pun aku pergi. Raka juga udah kaya adik aku sendiri" jelas ana panjang lebar.
"Terus kenapa orang tua angkat raka ga adopsi lo juga?" Tanya letta lg.
"Orang tua angkat raka udah pernah nawarin aku tapi aku enggak mau karna aku udah betah tinggal di panti. Dan aku ga mau tinggalin bunda di panti walapun banyak anak lain nya. Tapi orang tua angkat raka nyuruh aku panggil dia bunda dan ayah. Mereka baik banget sma aku dan anak panti lain nya. Semoga aja keluarga mereka di kasih kebahagiaan terus menerus dan di kasih rezeki yg lebih dari ini amin" jawab ana panjang lebar.
"Amin. Gw jadi penasaran deh sma panti, trs raka. Ishhh ana kenalin gw dong sma mereka" ucap letta merengek. Ana pun terkekeh mendengar nya.
"Nanti yah kalo aku libur kerja nanti aku ajak ke panti" jawab ana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [END]
FanfictionAku gadis yg jauh dari kata sempurna. Aku gadis cacat yg akan sulit berjalan. Aku gadis yg hanya bisa bertahan hidup dengan segala macam obat. Aku gadis lemah yg akan selalu menjadi bahan bullyan teman temanku. Dan aku hanya gadis yg mengharapkan ke...