8.Perasaan?

17.2K 1K 6
                                    

"Bos itu yg lo suka?" Tanya bayu dengan tatapan bertanya nya.

Arthur hanya diam tidak menjawab dan meminum jus nya yg sudah tinggal setengah. Yah mereka sekarang sedang di kantin untuk mengisi perut mereka.

"Dia masih buram sama perasaan nya" jawab wahyu memakan bakso nya.

Perasaan yah? Huhh bahkan arthur sudah lama tidak merasakan perasaan apapun terkecuali rasa syng nya kepada keluarga dan rasa perduli nya kepada para sahabat nya.

Perasaan cinta? Ahh sudah lama sekali arthur tidak merasakan itu semenjak 'dia' pergi meninggalkan nya untuk selama lamanya.

"Woiii diem aja lo bos" ucap bayu membuat arthur melirik ke arah bayu dengan menaikan satu alis nya tanda bertanya.

"Lo serius suka sama si ana?" Tanya bayu lg yg di jawab mengedikan bahu nya tak tahu.

"Ana mana?" Tanya teman perSeGeng nya arthur. Yah setiap jam istirahat memang orang yg satu anggota dengan arthur pasti berkumpul di meja pojok dengan meja yg di satukan. Namun ada saja yg pisah.

"Itu loh yg cacat" jawab bayu santai dan mendapatkan tatapan tajam dari arthur.

"Sekali lg lo bilang ana cacat. Abis lo!" Ucap arthur lalu berdiri dari kursi nya meninggalkan mereka yg di buat terkejut dengan omongan arthur.

"Gw salah yah yu?" Tanya bayu kepada wahyu.

"Ck. Kan gw dah bilang dari seMalem jangan bilang ana kaya gtu. Tau sendiri si arthur kalo dah punya perasaan sma lawan jenis kaya gimana." ucap wahyu menghembuskan nafas nya kasar.

"Kan emang bener si ana cacat yuu" ucap bayu dengan nada bingung nya.

"Ya lo cukup tau aja jangan to the point banget nyett" jawab wahyu gusar.

Semua yg di meja hanya menyimak pembicaraan mereka berdua. Mereka berdua juga cukup terkejut dengan penuturan arthur yg di bilang panjang itu. Tidak biasanya arthur seperti itu. Biasanya jika ia marah, ia pasti akan langusng menghabisi lawan nya bukan dengan omongan seperti itu. Dan jika di kasih peringatan pun pasti di kasih simbol.

Sementara itu arthur sedang berada di rooftop sekolah untuk menjernihkan pikiran nya. Setelah mendengar kata kata bayu tadi, membuat nya tidak terima. Padahal memang benar kenyataann nya jika ana cacat. Tpi perkataan itu sangat jelas mengejek dan mengucilkan. Dan arthur tidak menyukai hal itu.

Entah kenapa ia bisa seperti ini kepada sahabat nya sendiri, bahkan dengan 'dia' saja ia tidak sampai seperti itu. Ini? Hanya dengan bayu yg mengatakan ana cacat ia sudah sangat marah. Seperti ada rasa sakit tersendiri jika ada yg mengatai ana seperti itu. Kenapa membungkam sekali perasaan nya ini? Tidak mungkin bukan dia langsung menyukai gadis hanya karna tatapan mata nya?

Arthur pun memilih merebahkan diri nya di sofa yg sudah ada di sana. Ia bingung dengan ini semua. Apa benar ia jatuh cinta kembali? Apa hanya rasa kasian saja melihat ana yg seperti itu?

Lama berfikir membuat arthur menajdi tertidur di sofa tersebut. Soal pelajaran? Sudah biasa ia seperti ini, lg pula bolos tidak akan membuat nya menjadi bodoh.

🌻🌻🌻🌻

Sekrang pelajaran terkahir tpi ana tidak fokus dengan pikiran nya. Setelah tadi jam istirahat yg di pakai untuk bercerita tentang masa lalu nya dan melepas rindu kepada caca. Namun saat asik bercerita kembali  bell pun berbunyi.

Namun saat jam pelajaran di mulai ana tidak melihat arthur masuk kelas. Ia bingung kemana pria dingin tersebut? Apa dia bolos? Itu sudah pasti. Tpi dimana arthur bolos? Dan mengapa arthur bolos?

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang