'Syukuri apa yg sudah tuhan berikan sebelum kata menyesal akan menghampiri!'
~RAP~
。。。。。
。。。。。Ana sedang menunggu alatha yg akan menjemputnya. Caca yg memberikan info itu. Mengingat jika ana tidak terlalu menyukai handphone. Handphone dari raka ia tinggal di panti. Karna saat ingin ke rumah orang tuanya, ia tidak ke panti terlebih dahulu. Saat kemarin ingin kesana, abang nya melarang karna harus banyak istirahat. Jika tidak nurut ia tidak di perbolehkan sekolah beseoknya. Menyebalkan? Sangat.
Menunggu di loby dengan buku yg ada di pangkuannya. Ana tetap bersabar karna ia ingat jika perjalanan dari sekolah alatha kesini cukup jauh. Caca pun menemaninya yg juga menunggu jemputan. Letta sudah pulang karna harus membantu ibu nya belanja bulanan.
Tidak lama ada mobil datang. Dan itu jemputan caca. Ana pun menatap caca yg lg dan lg bermain ponsel dengan senyum senyum sendiri. Ana hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan absurd sahabatnya.
"Jemputan kamu caa" Ucap ana membuat caca melihat ke arah supit nya yg sedang menghampirinya.
"Mari nona" Sang supir berbicara dengan sopan kepada anak majikannya.
"Caca mau nunggu ana di jemput dulu" Sahut caca.
"Tapi kata nyonya. Hari ini nona harus langsung pulang. Ada hal yg ingin nyonya bicarakan katanya" Sang supir menjelaskan membuat caca cemberut mendengarnya dan menatap ana.
"Udah gapapa. Ka all pasti bentar lg datang" Ana bersuara lembut yg semakin membuat caca cemberut.
"Tap-" Belum sempat caca melanjutkan omongan nya sudah ada panggilan dari ibunya.
"Iya, caca pulang" Caca memutuskan panggilan dan berdiri dari duduknya.
"Ana, caca pulang duluan yaa. Maaf ga bisa nemenin ana" Ucap caca menyesal. Padahal ia sudah mengatakan, akan menemani ana sampai di jemput.
"Iya gapapa. Hati hati ya" Ucap ana. Caca pun hanya mengangguk dengan wajah cemberutnya. Menghentakan kaki kesal dan masuk kedalam mobil.
"Mari non"
"Iya pa, hati hati" Ana tersenyum saat melihat supir yg biasa antar jemput caca pergi.
Ana memasuki buku catatan yg tadi arthur kasih. Yah, sedari tadi ia membaca catata tersebut. Mem perlajari yg sudah ia tinggal selama sakit.
Ana melihat ke arah pagar yg tidak terlalu padat dengan orang orang seperti saat tadi pulang. Hanya segelintiran orang saja. Jalan raya pun tampak lenggan tidak seperti tadi. Mata nya menatap seorang anak kecil yg sedang duduk di trotoar.
Ana pun menghampiri anak tersebut dengan kursi rodanya. Saat sampai. Ada dua anak kecil ternyata. Yg tadi ia lihat hanya anak kecil perempuan, namun saat sudah sampai ada anak kecil laki laki yg sedang membawa bungkus pelastik berisikan es.
"Haii" Sapa ana kepada keduanya. Keduanya tampak terkejut dengan sapaan ana. Bahkan kedua anak tersebut langsung berdiri dengan bocah perempuan yg mengumpat di punggung bocah lelaki.
"Ke-kenapa ka?" Tanya anak lelaki tersebut dengan terbata bata. Tangan mungilnya ia rentangkan seolah olah melindungi gadis yg ada di punggung nya. Padahal terlihat jelas raut bocah kelaki tersebut ketakutan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different [END]
FanfictionAku gadis yg jauh dari kata sempurna. Aku gadis cacat yg akan sulit berjalan. Aku gadis yg hanya bisa bertahan hidup dengan segala macam obat. Aku gadis lemah yg akan selalu menjadi bahan bullyan teman temanku. Dan aku hanya gadis yg mengharapkan ke...