Setelah kejadian dimana arthur berbicara seperti itu. Ana semakin diam dan memikirkan perkataan arthur yg membuat nya malu. Baru kali ini ana mendengar seseorang menyukai nya. Tetapi ana berfikir, mana mungkin seorang arthur menyukai dirinya. Mungkin saja arthur tadi hanya bercanda.
Mereka berdua masih di taman. Keheningan selalu menyelimuti mereka berdua. Dengan ana yg masih memikirkan perkataan arthur dan arthur yg sedang memikirkan pembicaraan apa yg harus ia buat agar bisa menjadi lebih dekat dengan ana.
"Kaki lo lumpuh kenapa?" Tanya arthur memecahkan keheningan. Arthur berusaha menjadi pria yg banyak bicara jika bersama ana agar gadis itu nyaman dengan nya walapun muka nya masih terlihat datar.
Ana melihat ke arah kaki nya lalu tersenyum kecut. Ana jadi mengingat kejadian kecelakaan tersebut.
"Kecelakan" jawab ana singkat dan menerawang ke masa lalu nya saat ana masih bisa berjalan.
"Ko bisa?" Tanya arthur lg. Ia penasaran dengan penyebab nya kaki ana yg seperti ini.
Ana melihat ke arah arthur dan tersenyum tulus kepadanya.
"Ga ada yg ga bisa kalo tuhan kasih aku cobaan. Emang udah takdir aku ga akan bisa jalan dan akan tetep jadi gadis lumpuh" lirih ana di akhir kalimat nya.
"Permanen?" Tanya arthur yg di jawab gelengan. Ana melihat ke arah danau dengan senyum yg tak pudar walapun hati nya sakit saat ana mengingat bahwa ana akan sulit untuk berjalan.
"Aku ga lumpuh permanen. Tpi aku bakal sulit sembuh nya. Apa lg aku ga pernah mau terapi seperti saran dari dokter" jawab ana.
"Kenapa bisa lumpuh?" Tanya arthur lg. Ana pun menceritakan kejadian kecelakaan tersebut. Kejadian dimana ana menyelamatkan caca. Ana cerita semua nya tentang kecelakaan tersebut dan cerita caca siapa nya dan seberapa penting nya caca bagi ana.
"Aku sayang banget sma caca. Sejak kecil dia yg selalu ada buat aku. Bahkan di saat anak panti lainnya ga mau berteman sma aku. Dulu aku orang yg tertutup, ga pernah mau bicara sma siapapun kecuali bunda. Raka selalu ajak aku main tpi aku ga pernah mau. Tpi semenjak ada caca yg bunda temuin di halte bus, aku jadi ada temen. Caca juga yg berhasil ngerubah aku menjadi gadis yg periang dan lemah lembut. Selalu berusaha biar aku selalu kuat dengan keadaan" ujar ana dengan mata yg menerawang ke masa lalu.
Arthur diam mendengar cerita ana yg masih berlanjut. Ia Baru tau ternyata ana dulu adalah gadis yg tertutup.
"Dulu caca selalu hibur aku di saat aku lg rapuh. Dia juga yg buat aku jadi ga pernah ngerasain apa itu kesepian. Caca selalu jadi gadis periang dan kuat, padahal aku tau caca selalu nangis tiap malam karna rindu dengan orang tua nya. Caca ga pernah nunjukin sisi lemah nya kepada orang lain dan itu yg buat aku kagum sma dia. Aku banyak belajar dari caca sampai aku jadi gadis kuat sama seperti caca. Makanya aku ga mau kehilangan caca, aku ga mau caca kenapa kenapa dan aku sayang banget sma caca" ucap ana dengan lirih tpi masih bisa di dengar oleh arthur.
"Kenapa lo bisa ada di panti?" Tanya arthur. Arthur ingin mengetahui banyak hal tentang gadis di hadapan nya ini.
"Bunda nemuin aku di bawah pohon saat malam hari. Aku ga tau dimana orang tua aku. Aku udah nanya bunda tpi yg bunda temui cuman aku di dalam kardus. Bunda tau nama aku karna di bedongan aku ada nama Kariana Agatha R. Tpi aku ga tau R nya apa makanya aku jadi di namain nya Kariana Agatha aja"
"Lo di buang?" Tanya arthur hati hati. Ana tersenyum kecut mendengar pertanyaan arthur yg ini. Ana juga tidak tau mengapa orang tua nya tega melakukan itu. Tpi yg ana pasti ada alasan di balik ini semua.
"Ga tau aku juga, aku di buang atau apa. Tpi orang tua kandung aku ngasih gelang kaki yg bunda simpan sampai sekrang. Semua yg berhubungan dengan aku waktu bayi bunda simpan semua. Tpi aku yakin orang tua kandung aku pasti punya alasan tersendiri. Aku juga bersyukur dengan begitu aku bisa ketemu bunda, caca, raka dan orang orang yg aku sayangi di panti lainnya. Mereka selalu menerima aku apa ada nya di panti walapun mereka tau aku gadis cacat"
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [END]
FanfictionAku gadis yg jauh dari kata sempurna. Aku gadis cacat yg akan sulit berjalan. Aku gadis yg hanya bisa bertahan hidup dengan segala macam obat. Aku gadis lemah yg akan selalu menjadi bahan bullyan teman temanku. Dan aku hanya gadis yg mengharapkan ke...