35. Berkumpul

17.5K 1K 14
                                    

'Tidak perlu yg mewah jika yg sederhana saja sudah membuatmu bahagia.'

。。。。。。。
。。。。。。。

Hari ini adalah hari kepulangan ana Setelah seminggu di rawat. Dan sudah 5 hari juga ana dekat dengan keluarganya. Ana semakin mengetahui sifat sifat keluarganya. Dan ana sangat menyukainya.

"Pii? Kita akan kemana?" Tanya ana yg melihat sang papi bermain ponsel di sofa. Sedangkan alatha dan arthur membantu bunda rara membereskan ruangan dan mengemas barang barang ana.

"Pulang sayang" Jawab alex tersenyum lembut kearah sang putri.

Di ruangan ini hanya ada alex, alatha, arthur dan juga bunda rara. Sedangkan justin sedang ada meeting dengan petinggi yg berasal dari Dubai. Itulah yg justin katakan pada ana kemarin.p

"Pulang ke panti atau rumah papi?" Tanya ana lagi. Alex pun dengan segera menghampiri sang putri. Mengelus rambut ana dengan sayang.

Setelah dirinya bercerita tentang masa lalunya yg buruk. Ana menjadi sedikit pendiam. Terlalu banyak melamun jika ditinggalkan sendiri. Oleh sebab itu alex selalu mengusahakan agar ana tidak sendirian. Alex tau pasti putri satu satunya ini kepikiran oleh sang mami yg masih di rawat.

"Kita akan ke mansion kita" Ucap alex tersenyum lembut. Ana pun membalas senyuman alex.

Bunda rara yg melihat ana tersenyum manis pun ikut tersenyum. Ahh dirinya akan kehilangan satu anak. Anak kesayangannya yg akan hilang. Ada sedikit rasa tidak rela untuk melepaskan ana, Tetapi dirinya tidak bisa egois. Ana harus berkumpul dengan keluarga aslinya.

"Arr? Mommy mu tidak kesini?" Tanya alex melihat ke arah arthur yg sedang membereskan baju ana.

"Nyusul" Jawab arthur seadanya dengan kembali melakukan tugasnya.

Alex yg sudah mengatahui watak anak dari sahabat hanya acuh dan kembali ke tempat duduknya.

"GOOD SIANG" Triak gadis yg baru saja masuk dengan senyuman manis di bibirnya.

Yg di dalam tersentak kaget. Berbeda dengan ana yg sudah terbiasa dengan suara caca. Yah gadis itu adalah Natasha atau kerap di panggil caca. Berawal ana yg dulu tidak bisa memanggil sasa dan berubahlah menjadi caca. Aneh? suka suka author lah mau namain nya sapa hihi.

"Caca!" Tegur bunda rara yg di balas kekehan caca.

"Omelin aja bun biar ga kebiasaan" Raka dengan tega mengompori yg membuat caca melototkan mata nya.

Caca Berkacak pinggal dan menatap raka garang. Tapi raka hanya biasa menanggapinya. Sudah biasa.

"Hehhh bocah! Mau jadi kompor meleduk lo?!" Tanya caca dan tak di gubris sama sekali dari raka. Raka terlalu lelah meladeni caca yg sikap nya kekanak kanakan. Belum sempat caca kembali bersuara sudah ada suara yg sudah caca hapal.

"Caca" Suara lembut ana membuat caca mengalihkan tatapan nya dan tersenyum manis ke ana. Raka yg melihat wajah lembut caca mendengus. Giliran dengan ka ana saja lembut.

"Ana sayang. Caca nanti ikut ya ke rumah ana yg baru" Pinta caca dengan bergelayut manja ke tangan ana yg sudah tidak terinfus. Ana yg sedang bersandar di bangkar pun hanya tersenyum lembut.

"Coba tanya papi aku" Ucap ana membuat caca cemberut. Papi dari sahabat nya ini menyebalkan, membuat caca kesal setiap mengobrol dengannya. Padahal kan niat caca ingin lebih dekat.

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang