'Tidak selamanya masa lalu itu menyedihkan. Kita hanya terlalu larut dalam hal menyedihkan tanpa mengingat hal yg menyenangkan yg pernah ada di masa lalu!'
。。。。。。。。
。。。。。。。。"A-ara" Alex terbata melihat tiara yg berdiri tak jauh darinya dengan muka yg sembab.
"Ara denger pembicaraan gue saat sam nelpon dan dia maksa buat kesini" Clara mengehela nafas nya. Hampir saja tiara kehilangan kontrolnya jika dirinya tidak segera menyadarkannya. Namun tetap saja air mata tiara selalu jatuh setelah ia menjelaskan apa yg terjadi kepada ana.
"Kenapa kmu sembunyiin hal ini?" Tanya tiara dengan air mata yg kembali luruh. Alex dengan segera berdiri dan memeluk tiara yg sekrang menangis keras.
"Kenapa lex? kenapa? hiks" Alex mengelus punggung tiara agar tenang.
"Kenapa cobaan hidup ana selalu berat? hiks. Apa belum cukup ana kehilangan fungsi kaki nya? hiks. Apa belum cukup ana kehilangan keluarganya dari kecil? hiks. Dan sekarang? ana hampir pergi? hiks. Kenapa lex? hiks. Kenapa harus ana? anak aku hiks" Alex mengusap air mata tiara yg sedari tadi mengalir.
"Ana kuat raa. Sama kaya mami nya" Ucap alex lembut dengan mengecup kening ana.
"Hiks. Kenapa lex hiks. kenapa? hiks" Tiara terus terisak keras dipelukan alex membuat alex semakin menguatkan dirinya agar tidak ikut menangis.
"Aku mau ketemu ana" Disela tangisnya, tiara berbicara namun di jawab gelengan oleh alex.
"Ana masih belum bisa di jenguk" Alex terus mengusap kepala tiara yg berada di dekapannya.
"Maaf tante" Disela mereka berpelukan ada suara lain yg membuat mereka melerai pelukannya.
"Semua karna saya. Kalo aja ana ga saya jadikan pancingan, mungkin ini ga akan tetjadi" Renald menunduk merasa bersalah.
"Apa maksud kamu?" Tiara bertanya dengan menghapus air mata nya. Ia butuh penjelasan.
"Biar gue yg jelasin" Wili berucap dengan menjelaskan semua kejadian yg sahabtanya ceritakan. Renald pun ikut bercerita mengapa ia mau di suruh oleh fian.
Tiara dan clara yg mendengarnya sangat kaget sebab fian adalah teman masa SMA nya bersama sahabatnya serta orang yg dahulu dekat oleh clara.
"Sekarang ibu kamu dimana?" Tanya clara dengan anda bertanya.
"Ada di ruangannya tante. Sampe sekarang belum sadar" Renald berucap dengan senyum kecutnya.
"Tante boleh liat?" Tiara meminta dengan tatapan yg tak lepas dari wajah renald.
"Boleh tan. Disana juga ada temen arthur sma all" Renald mengangguk mengiyakan permintaan tiara.
"Aku ikut" Alex pun ikut berucap yg di setujuin samuel dan wili.
"Siapa yg jagain ana?" Tanya tiara melihat semua ingin ikut.
"Tuuu" Ucap alex menujuk 5 pengawal yg datang.
"Banyak banget" Clara kaget melihat 5 pengawal berbadan besar.
"Biar aman" Cuek alex dengan menyuruh pengawalnya berjaga di sekitaran ruangan ana.
Mereka pun pergi menuju ruangan ibunya renald. Tidak ada yg bicara di dalam lift membuat wili tidak nyaman.
"Krik amat si. Ngobrol kenapa ngobrol" Kesal wili dengan mentapa orang yg ada di dalam lift.
KAMU SEDANG MEMBACA
Different [END]
FanfictionAku gadis yg jauh dari kata sempurna. Aku gadis cacat yg akan sulit berjalan. Aku gadis yg hanya bisa bertahan hidup dengan segala macam obat. Aku gadis lemah yg akan selalu menjadi bahan bullyan teman temanku. Dan aku hanya gadis yg mengharapkan ke...