10.Khawatir?

18K 1K 7
                                    

Sekrang arthur sudah berada di dalan kelas. Namun ia belum melihat ana datang, biasanya ana akan selalu datang lebih awal dari biasa nya tetapi sekarang ana tidak ada di samping nya.

Apa ana telat? Tapi apa mungkin ana tidak ada yg mengantarkan nya? Dan apa mungkin ana sakit? Ya ampun mengapa arthur harus memikirkan gadis itu?

Lamunan arthur buyar saat mendengar teriakan dari sepupunya yg super duper cerewet itu.

"Ya ampun caca lo kenapa? Muka lo serem amattt" triak letta histeris melihat muka caca yg sembab seperti habis menangis.

Caca yg mendengar teriakan letta pun segera duduk di samping letta dan menaru kepala nya ke atas meja, muka nya seperti tidak memiliki gairah hidup saja.

"Ishhh caca jawab gue. Lo kenapa?" Tanya letta lg.

"Huaaa ana masuk rumah sakit" teriak caca dengan menangis kembali membuat seluruh murid melihat ke arah caca heran.

"Ko bisa?!" Heboh letta dengan muka terkejutnya dan syok nya.

"Dia kambuh lg hiks" ucap caca dengan sesugupan.

"Emang ana punya penyakit? Penyakit apa?" Tanya letta bingung.

Belum sempat caca menjawab bel sudah berbunyi membuat caca dan letta diam. Caca hanya menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan nya. Ia tidak niat sekolah untuk saat ini. Ia ingin melihat ana tapi mommy nya melarang nya. Ia tidak perduli dengan muka nya saat ini. Yg pasti ia sedang tidak bersemangat untuk hari ini.

Guru pun masuk dan bu riska mengerutkan kening nya bingung melihat anak didik baru nya yg seperti tidak bersemangat dan terlihat dari wajah nya yg seperti habis menangis.

"Nata apa kamu baik baik saja?" Tanya bu riska selaku guru matematika.

Caca tidak menjawab ia hanya diam. Kan sudah di katakan caca sedang tidak bersemangat untuk hari ini.

Bu riska yg melihat keterdiaman caca pun semakin bingung dan melihat ke arah letta yg seperti nya sedikit murung. Tidak sepeti biasanya letta seperti itu.

"Natalia? Ada apa dengan kalian? Sepertinya kalian berdua sedang ada masalah?" Tanya bu riska bingung.

"Ana masuk rumah sakit bu" ucap letta lesu. Bu riska mendengar ana sakit pun sedikit syok. Murid kesayangan nya masuk rumah sakit? Astaga bagaiman bisa?

"Loh ana sakit apa memang nya?" Tanya bu riska dengan nada khawatir nya.

"Ga tau bu saya juga" jawab letta masih dengan wajah murung nya. Bagaimana tidak murung? Sahabat baru nya masuk rumah sakit. Walapun letta baru saja mengenal ana tapi ia sudah nyaman dengan ana.

Bu riska pun hanya diam dan memulai pembelajaran dari pada melihat dua murid nya yg sedang murung seperti itu.

🌻🌻🌻🌻

Jam istirahat sudah tiba. Semua murid berbondong bondong pergi ke kantin berbeda dengan caca dan letta yg masih saja murung.

Arthur tidak memperdulikan mereka berdua. Tetapi ia sedang memikirkan ana, yah ana gadis itu. Mengapa ana bisa masuk rumah sakit? Dan tadi apa kata caca? Kambuh? Apa ana punya riwayat penyakit? Tetapi selama ini sepertinya ana sehat sehat saja tidak seperi orang sakit, terkecuali dengan kondisi kaki nya yg masih tidak bisa berjalan.

Sekrang arthur sedang ada di rooftop sekolah. Ia butuh menjernihkan pikiran nya karna selama pembelajaran tadi ia tidak bisa fokus dengan pelajaran sebab ia memikirkan ana.

Different [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang