19 | Care

3.7K 259 5
                                    

Retta tidak mau Melvin marah lagi padanya.

Jadi, dia mempercepat sarapannya, saat Indira dan Melvin bahkan belum duduk dan bergabung di meja makan bersamanya. Pagi ini, dia sudah berjanji dengan Lucas. Dia memang meminta Lucas untuk menjemputnya, sekalian dengan cowok itu yang berangkat mini market. Apalagi rumah Lucas dan rumah Indira se arah.

"Retta, bukankah ini masih awal? Tumben kamu udah sarapan jam segini," heran Indira yang baru saja tiba dan duduk di hadapannya.

Retta berpindah tatap ke arah Indira. Lalu membalas, "Retta pengin cepat aja hari ini."

"Tapi, Melvin belum sampai ke sini. Tunggu Melvin dulu ya!" pinta Indira.

Retta menggeleng. Karena cowok itulah yang membuatnya ingin sarapan sepagi itu. "Retta udah janji sama Lucas, Bu. Sekalian dia ke mini market."

"Tapi, ini masih terlalu pagi Rett."

"Iya, sih. Tapi...," Retta menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Tidak tahu harus beralasan apa selain fakta bahwa itu karena Melvin. Namun, keputusannya malah jatuh padanya yang bangkit berdiri dan hendak berlalu.

"Retta berangkat dulu ya, Bu!" Retta menyalami tangan Indira dan bergegas pergi. Hal itu menimbulkan kecurigaan bagi Indira.

Retta cepat-cepat membuka pintu rumah. Bertepatan dengan mobil Melvin yang memasuki halaman rumah Indira. Jantung Retta mulai berdebar-debar.

Ini demi lo, Vin. Gue gak mau bikin lo terbebani dengan berangkat sama gue. Gue gak mau lo marah lagi sama gue. Lo sendiri yang minta gue buat jaga jarak. Serius, ini susah banget buat gue, Vin. Batin Retta sambil menatap ke arah mobil Melvin.

Bertepatan dengan tibanya Lucas bersama motor matic cowok itu, Melvin keluar dari mobil, sempat bertemu pandang dengan Retta sekilas. Karena Lucas sudah tiba, Retta berjalan melewati Melvin tanpa melihat lagi ke arah cowok itu.

Retta tersenyum ke arah Lucas. "Makasih, Pak, udah jemput saya!" canda Retta.

"Sama-sama, Bu Retta." Lucas bangkit dari motornya dan memakaikan helm ke Retta. Dia memang sudah tahu alasan mengapa Retta memintanya untuk menjemput cewek itu pagi-pagi. Dia juga tahu, kalau Retta menyukai Melvin. Maka dari itu, dia sengaja memakaikan helm pada Retta karena ada Melvin di sana. Melvin melihat itu, meski hanya sekilas.

Retta sudah duduk di belakang Lucas. "Gak mau pamit dulu sama Ibu?"

Lucas menggeleng, lalu menatap Retta datar. "Lo aja udah duduk di belakang gue. Tandanya jalan terus."

"Oke."

Motor Lucas pun mulai melaju dan menjauhi halaman rumah Indira.

Langkah Melvin pelan saja. Kala kakinya sudah melangkah ke teras rumah Indira, dia berbalik. Tidak ada lagi Retta dengan cowok—yang tidak salah cowok itu bekerja di mini market Indira— itu di sana. Dia sempat melihat cowok itu memakaikan helm pada Retta.

Dia heran, Retta seperti menghindarinya pagi ini. Aneh, kenapa cewek itu tidak mau berangkat dengannya hari ini.

Tunggu dulu, bukankah seharusnya dia senang kalau cewek itu tidak berangkat dengannya? Kan Retta tidak penting untuknya. Tapi, kenapa dia tiba-tiba memikirkan cewek itu?

"Retta beneran udah berangkat?" tanya Indira yang tiba-tiba sudah ada di sebelah Melvin.

Melvin agak terkejut karena melamun. Melvin mengangguk, "Udah."

"Retta aneh banget pagi ini. Dia berangkat terlalu awal. Dan dia kayak ngehindari kamu. Apa mungkin ...," Indira menatap Melvin curiga, "kamu sama Retta lagi berantem?"

Approccio [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang